Hati-Hati, Ini 5 Ciri Kamu Mengalami Toxic Productivity
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama masa pandemik COVID-19, keinginan kita untuk terus bergerak semakin meningkat di saat dunia berhenti. Produktif adalah mengerjakan sesuatu yang positif untuk suatu tujuan dengan pengaturan waktu yang baik.
Tak selalu tentang sekolah atau pekerjaan, produktif bisa dikaitkan dengan aktivitas orang masing-masing. Jika produktif yang kita tahu adalah hal baik, tahukah kamu bahwa produktif ini bisa berujung negatif? Inilah lima ciri orang yang mengalami toxic productivity.
1. Seakan-akan selalu fokus pada pekerjaan
Tentu saat mengerjakan sesuatu, kita harus fokus dengan apa yang dikerjakan. Namun, saat kita sudah bekerja selama berjam-jam dan memperhatikan setiap detiail hingga tidak tahu apa yang harus dikerjakan lagi, terkadang kita terus mencari kesalahan di pekerjaan yang sudah sempurna. Lama kelamaan, kita seakan-akan fokus pada pekerjaan. Nyatanya, tidak ada perkembangan.
2. Tidak pernah puas
Sudah mengerjakan dengan semestinya tapi tidak pernah merasa puas. Ini adalah salah satu ciri toxic productivity. Kamu merasa harus melakukan lebih banyak atau lebih baik lagi. Padahal, nyatanya hasil yang kamu terima ini sudah sangat baik jika dilihat secara objektif.
Terobsesi mengembangkan diri merupakan gambaran lainnya. Daripada terobsesi, lebih baik kita perlahan belajar berkembang dengan cara mencintai diri sendiri. Jangan bandingkan diri dengan orang lain karena setiap pribadi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Waspada Toxic Positivity, Jangan Sampai Terkecoh!
3. Lupa dengan kegiatan lainnya
Editor’s picks
Terlalu fokus atau terobsesi, tanpa disadari mungkin kamu tidak melihat waktu. Lupa dengan aktivitas sehari-hari lainnya bahkan dari hal yang terkecil seperti makan, mandi, dan beres-beres rumah.
Bersosialisasi juga merupakan hal penting. Gak hanya penting untuk membangun relasi dalam kehidupan, bersosialiasi berpengaruh besar dalam kesehatan mental. Kita akan berisiko mengalami depresi atau kecemasan tanpa hidup sosial.
4. Merasa bersalah jika istirahat
Seperti lupa waktu, orang yang mengalami toxic productivity akan sulit untuk istirahat. Mereka tidak ingin waktunya terbuang. Padahal, tubuh dan pikiran kita sangat perlu istirahat dan tidak bisa dipaksa untuk terus bekerja.
Kita butuh memikirkan ulang apa yang sebenarnya kita lakukan. Apa tujuannya? Apakah tubuh masih mampu jika dipaksa terus sekarang? Diperlukan sikap mindfulness saat melepas pekerjaan. TIdak ada salahnya untuk nonton film kesukaan kamu terlebih dulu atau bahkan tidur.
5. Memiliki ekspektasi yang tidak realistis
Keinginan atau target yang terlalu tinggi bisa membuat kamu mengalami toxic productivity. Mimpi tinggi memang positif, tapi jangan langsung membuat target yang mustahil dicapai dalam waktu dekat. Jika seperti ini, kamu bisa melakukan semua pekerjaan tanpa jeda. Lakukanlah secara bertahap untuk mencapai impianmu. Mindfulness bisa juga digunakan di saat seperti ini. Pikirkan kembali ekspektasi yang realistis agar kamu bisa mencapai itu dengan produktif, serta pengaturan waktu yang baik.
Dari ciri-ciri di atas, adakah yang menggambarkan diri kamu saat ini? Jangan khawatir, toxic productivity bisa diubah, kok. Daripada terobsesi mengerjakan tugas dengan kondisi tubuh yang lelah, berilah diri kamu istirahat agar hasil yang akan kamu terima dari usaha tidak sia-sia. Ingat, waktu istirahat adalah waktu saat tubuh kamu mengumpulkan energi lagi, lho.
Baca Juga: Terlihat Biasa, 5 Hal Ini Menandakan Kamu Alami Toxic Productivity
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.