5 Ciri Gaya Hidup Hustle Culture, Junjung Tinggi Kesuksesan

Jangan terlalu sering menerapkan gaya hidup ini

Gaya hidup hustle culture telah menjadi tren yang populer dalam beberapa tahun terakhir. Istilah "hustle" merujuk pada semangat kerja keras, ketekunan, dan dedikasi dalam mencapai kesuksesan. Gaya hidup hustle culture mengacu pada sebuah fenomena sosial yang menekankan kerja keras, produktivitas yang tinggi, dan dedikasi yang kuat dalam mencapai kesuksesan.

Dalam hustle culture, individu dianjurkan untuk terus-menerus bergerak maju, mengoptimalkan waktu mereka, dan mengorbankan waktu luang serta keseimbangan kehidupan demi mencapai tujuan. Meski hustle culture mempunyai sisi positif, penting juga untuk memahami dampak negatif yang mungkin timbul dari mengadopsi pola hidup yang terlalu fokus pada kerja. Penasaran dengan ciri-cirinya?

1. Obsesi dengan produktivitas

5 Ciri Gaya Hidup Hustle Culture, Junjung Tinggi Kesuksesanilustrasi rekan kerja (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Salah satu ciri paling mencolok dari gaya hidup hustle culture adalah obsesi dengan produktivitas. Individu yang menjalani gaya hidup ini sering kali merasa perlu untuk terus sibuk, mengoptimalkan setiap menit dalam sehari mereka.

Mereka cenderung memiliki daftar tugas yang panjang dan selalu ingin mencapai lebih banyak dalam waktu yang terbatas. Kegiatan seperti tidur yang cukup dan bersantai sering diabaikan, karena mereka merasa bersalah jika tidak memanfaatkan setiap saat untuk bekerja.

2. Mentalitas "selalu bekerja"

5 Ciri Gaya Hidup Hustle Culture, Junjung Tinggi Kesuksesanilustrasi rekan kerja (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Gaya hidup hustle culture juga ditandai dengan mentalitas "selalu bekerja." Orang-orang yang hidup dalam kultur ini cenderung selalu terhubung dengan pekerjaan, bahkan di luar jam kerja. Mereka akan mengecek email, merespons pesan, atau melakukan tugas-tugas pekerjaan bahkan ketika mereka seharusnya beristirahat atau bersenang-senang. Mentalitas ini dapat menyebabkan burnout dan kesulitan untuk benar-benar merasa puas dengan waktu luang yang dimiliki.

3. Mengagungkan kekayaan dan kesuksesan

5 Ciri Gaya Hidup Hustle Culture, Junjung Tinggi Kesuksesanilustrasi keberhasilan (pexels.com/Kampus Production)
dm-player

Hustle culture sering kali mengagungkan kekayaan dan kesuksesan sebagai ukuran utama keberhasilan seseorang. Orang-orang yang menjalani gaya hidup ini sering berfokus pada akuisisi materi dan pencapaian dalam karier.

Mereka sering mengukur nilai seseorang berdasarkan seberapa banyak uang yang mereka hasilkan atau seberapa tinggi jabatan yang mereka capai. Keseimbangan kehidupan pribadi dan kebahagiaan sering kali terabaikan dalam upaya mencapai kesuksesan finansial dan profesional.

Baca Juga: Yakin Ikutan Hustle Culture? Jaga Kesehatanmu dengan 5 Tips Ini! 

4. Kurangnya batasan pribadi

5 Ciri Gaya Hidup Hustle Culture, Junjung Tinggi Kesuksesanilustrasi bekerja (pexels.com/Tiger Lily)

Seiring dengan dorongan yang kuat untuk selalu bekerja, gaya hidup hustle culture juga sering kali tidak memiliki batasan pribadi yang jelas. Orang-orang yang menjalani gaya hidup ini mungkin cenderung mengorbankan waktu bersama keluarga dan teman-teman, kesehatan fisik, dan kegiatan rekreasi untuk bekerja lebih banyak. Mereka cenderung merasa takut melewatkan peluang atau merasa bersalah jika mereka tidak bekerja sekeras mungkin.

Sebagai contoh, mereka akan terus-menerus bekerja bahkan saat mereka sakit atau sedang mengalami kelelahan. Mereka juga mungkin mengabaikan kebutuhan diri sendiri seperti olahraga, makan dengan sehat, atau beristirahat yang cukup. Akibatnya, kehidupan pribadi mereka mungkin menderita dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan terancam.

5. Identitas yang tertaut pada pekerjaan

5 Ciri Gaya Hidup Hustle Culture, Junjung Tinggi Kesuksesanilustrasi rekan kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Gaya hidup hustle culture juga ditandai dengan adanya rasa identitas yang tertaut pada pekerjaan. Orang-orang yang menjalani gaya hidup ini sering kali menganggap pekerjaan mereka sebagai bagian terpenting dari hidup mereka. Mereka mungkin mengidentifikasikan diri dengan pekerjaan dan pencapaian kariernya. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak berharga atau kehilangan arah jika menghadapi kegagalan dalam pekerjaan atau tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Gaya hidup hustle culture memang memiliki kelebihan, seperti semangat kerja keras dan dedikasi untuk mencapai tujuan. Namun, penting juga untuk mengenali ciri-ciri negatif yang mungkin timbul dari gaya hidup ini. Melakukan pekerjaan dengan semangat dan ambisi adalah hal yang baik, tetapi jangan sampai mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan. Ingatlah bahwa keberhasilan dan kesuksesan tidak hanya diukur dari faktor-faktor eksternal seperti uang dan jabatan, tetapi juga dari keseimbangan kehidupan yang kita capai.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Terobsesi Hustle Culture, Termasuk Toxic Productivity?

Kazu Zuha Photo Verified Writer Kazu Zuha

Hanya seorang anak SMK yang menyukai pelajaran SMA. Cenderung seperti bunglon, bisa menjadi Kpopers, Wibu, Agamis, Anak Sosiologi, Anak Politik, dan lain lain sesuai situasi dan kondisi hehe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya