Mengenal Profesi Relationship Coach di Indonesia, Unik tapi Benar Ada!

Gak semua orang bisa menjalin hubungan yang baik, bukan hanya dengan pasangan tetapi juga orang lain. Pada dasarnya karakter manusia berbeda-beda, sehingga kamu gak bisa mengatakan bila menjalani hubungan asmara adalah hal mudah yang dapat dilakukan siapa pun.
Kondisi ini akhirnya menyulut hadirnya sebuah profesi yang sebenarnya sudah lama ada, namun masih terbilang cukup asing di Indonesia, yakni Relationship Coach. Salah satu sosok yang sudah lama menjalani profesi ini adalah Satria Utama.
Dirinya telah menjadi kanal konsultasi bagi para kliennya selama lebih dari 15 tahun. Lantas, seperti apa pekerjaan dari seorang Relationship Coach dan bagaimana perjalanan karier di dunia coaching? Yuk, simak cerita dari Satria di bawah ini!
1. Untuk menjadi seorang Relationship Coach, kamu harus mengikuti pelajaran khusus terlebih dahulu

Sama seperti pekerjaan lain, untuk bisa jadi seorang Relationship Coach, kamu harus melewati beberapa pelajaran terlebih dahulu. Dalam hal ini, Satria bercerita mengenai awal dirinya terjun sebagai seorang coach, yaitu lantaran bergabung dengan komunitas PUA (Pickup Artist) Indonesia.
"Merasa cocok dengan konsep bad boys are good boys dari PUA, saya akhirnya bergabung dengan PUA Indonesia sekitar tahun 2005 silam dan menjadi instruktur sampai akhirnya membuka kelas seminar setahun berikutnya," terang Satria.
Hal ini lantas menjadi batu loncatan baginya yang mulai berani tampil sebagai dating coach kala itu. Setelah merasa cukup, ia pun lanjut berguru dengan relationship coach dari Amerika di Malaysia.
Dari sini, ia belajar banyak terkait teknik mencari solusi atas hubungan asmara antara dua manusia. Mulai dari mendengarkan klien, gambaran nanti hubungan tersebut akan ke mana, sampai kebutuhan seseorang akan gaya berkomunikasi dalam menjalin relationship.
2. Seorang coach bukan membenahi, tapi lebih mengarahkan

Tugas inti dari relationship coach memang hanya pendampingan. Tapi, dari sinilah banyak keputusan yang terlihat sepele namun nyatanya sangat penting bagi keberlangsungan suatu hubungan.
"Seorang coach itu bukan untuk membenahi, tapi lebih mengarahkan dan mengantarkan jalan aja. Setelah itu, ya terserah si klien mau jalan atau gak, itu udah di luar kewenangan coach lagi," ujarnya.
Satria pun masih mengingat klien pertamanya saat menjadi relationship coach. Kala itu, ada seorang perempuan yang meminta kepastian terkait “kursi pelaminan” dari kekasihnya.
“Sempat putus-nyambung dan memutuskan untuk move on, tapi kenapa ya dia masih sering berat meninggalkan si cowok ini?” lanjut Satria menjelaskan masalah kliennya saat itu.
Selesai menangani masalah tersebut, ia lanjut menangani klien kedua yang masih memiliki hubungan pertemanan dengan klien pertama. Sejak saat itu, klien terus berdatangan silih berganti meskipun hanya mengandalkan informasi mulut ke mulut dan blog pribadi yang berisi kontak Satria Utama.
3. Coach pun harus tetap santai mendengarkan dan mencoba menyelesaikan sesi konsultasi bagaimana pun sosok kliennya

Menjadi seorang coach artinya kamu gak bisa memilih klien seperti apa yang harus ditangani. Dalam hal ini, Satria memiliki cerita unik, yakni saat menghadapi seseorang dengan kepribadian ganda.
Usut punya usut, kliennya ini punya luka batin karena sering kali merasa penampilannya tidak sempurna. Sebelum bertemu dengan Satria, ternyata ia sering kali berbicara dengan dirinya sendiri dan menamainya dengan nama “A”.
Namun saat sesi konsultasi sedang berlangsung, si klien ini tiba-tiba jadi “A” dengan mood dan nada suara yang langsung berubah seketika. Ketika hal ini terjadi, sebagai seorang coach, Satria harus tetap santai mendengarkan dan mencoba untuk menyelesaikan sesi konsultasi tanpa menyelesaikan kasus yang ada.
4. Saat merasa sudah bukan ranahnya, seorang coach bisa memberi arahan untuk datang ke psikolog atau psikiater

Seorang relationship coach memiliki lini pekerjaan yang berbeda dengan seorang psikolog atau psikiater. Untuk itu, jika dihadapkan pada klien dengan kepribadian yang unik dan sudah sangat sulit diarahkan, coach bisa memberi anjuran untuk datang ke ahli di bidang tersebut.
"Jika masalah gak kunjung selesai, maka bisa jadi itu bukan ranah seorang coach lagi sehingga bisa menganjurkan untuk datang ke psikolog atau psikiater," jelasnya.
5. Begini cara konsultasi dengan Relationship Coach di Indonesia

Untuk bisa berbicara dengan relationship coach, kamu bisa kunjungi https://relationshipcoachindonesia.com/. Namun, bila ingin berkonsultasi dengan Satria Utama, kamu bisa lanjut scroll ke bawah dan klik “Talk With Satria” agar bisa hubungi admin dan menceritakan inti permasalahan agar nantinya bisa di-screening oleh Satria.
Satria adalah coach yang gak bisa sembarangan menangani kasus. Pasalnya, tidak semua yang datang padanya membawa masalah relationship saja. Jika ingin mendapatkan pengalaman seru konsultasi dengannya, kamu bisa intip di Instagram @satriaautama atau @relationshipcoachindo.
Demikian penjelasan singkat mengenai profesi Relationship Coach langsung dari pengalaman salah satu sosok yang sudah menjalani pekerjaan ini puluhan tahun. Menurutmu, apakah profesi yang satu ini cukup menjanjikan?