Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Checklist! Ini Lho Kenapa Sales Bukan Pekerjaan Orang-Orang Biasa

Sumber Gambar: learningcog.com
Sumber Gambar: learningcog.com

"Jadi sales? Males ah!"

"Aku nggak bisa jualan"

"Males, kesannya seperti minta-minta ke orang"

Seberapa sering kamu mendengar kalimat seperti itu dari teman-temanmu? Ya, memang belakangan ini profesi sales atau tenaga penjualan kurang diminati, terutama oleh kaum muda. Padahal, seiring dengan makin kompetitifnya pasar dan pertumbuhan ekonomi, perusahaan-perusahaan makin giat mencari tenaga penjualan. Jika ditekuni, pendapatan yang diperoleh para sales ini juga tak bisa diremehkan lho!

Ini nih fakta-fakta seputar pekerjaan sales yang akan mengubah sudut pandangmu tentang pekerjaan sales!

1. Sales bukan pekerjaan yang 'semua orang juga bisa diterima'

alharamainperfumes.co.uk
alharamainperfumes.co.uk

Di tengah perkembangan ekonomi, banyak perusahaan mengaku kesulitan mencari tenaga penjualan. Hal itu antara lain disebabkan karena ada stereotipe di masyarakat bahwa sales bukanlah karir, dan semua orang lahir mampu menjadi seorang sales. Hal ini diperparah dengan orang tua yang juga mengalami salah paham yang sama, sehingga menentang anak-anaknya mengejar impian mereka di bidang sales.

Menurut Burning Glass, sebuah perusahaan yang menganalisa pasar tenaga kerja, akibat stereotipe itu, satu perusahaan rata-rata membutuhkan 41 hari kerja untuk menemukan tenaga sales sedangkan untuk posisi lainnya mereka hanya membutuhkan 33 hari.

2. Kurang tenaga sales berarti perusahaan kurang pemasukan

loyalimports.com
loyalimports.com

Sebuah perusahaan software Paycor Inc mengatakan bisa meraup dua juta dolar AS tahun 2014 jika mereka berhasil memenuhi target mereka mencari para sales di tahun 2014. Karena itulah peran sales benar-benar krusial. Para sales bukanlah orang-orang yang hanya membuat deal, tapi juga membuka sebuah relasi baru.

3. Anak muda men-strereotipekan profesi sales

lifehacker.com
lifehacker.com

Para pekerja dari generasi yang paling muda saat ini cenderung enggan menekuni profesi ini karena menilai pekerjaan sales merupakan pekerjaan berat, di mana kesuksesan terlalu diidentikkan dengan angka. Tapi, saat para mahasiswa memahami bahwa sales di lapangan cocok untuk mereka yang ingin terus belajar, ada training dan jenjang karir, maka pandangan mereka berubah.

4. Pendekatan yang berbeda

Frase dalam iklan lowongan kerja seperti "lingkungan yang kompetitif" dan "paket-paket kompensasi yang menarik" justru menurunkan semangat pelamar-pelamar potensial. Nick Toman, seorang managing director perusahaan konsultan bisnis CEB, mengatakan bahwa untuk membuat generasi muda tertarik pada profesi sales, dibutuhkan pendekatan yang berbeda. Menurut Nick, para kandidat yang potensial menginginkan jenjang karir yang jelas, pendapatan yang stabil, dan menjadi bagian dari tim.

5. Ini era yang berbeda!

Ilustrasi uang. (forbes.com)
Ilustrasi uang. (forbes.com)

Tren menurun drastisnya minat generasi muda menjadi tenaga penjualan membuat perusahaan mulai mengkaji ulang strategi kompensasi mereka agar menarik orang-orang muda yang menginginkan keamanan finansial, memilih memberikan kompensasi tetap dan mengurangi proporsi komisi. Tentu mereka akan lebih selektif, karena hal ini lebih berisiko. Membawa orang baru ke perusahaan berarti memberikan pelatihan, yang bisa jadi makan waktu beberapa bulan sebelum seorang tenaga penjualan benar-benar produktif.

6. Revolusi Kurikulum

georgetown.edu
georgetown.edu

Karena pentingnya profesi sales dan kesalahan persepsi ini, kampus-kampus di AS mulai merevisi kurikulum mata kuliah sales di kampusnya dengan lebih menekankan pada pemikiran kritis dan kolaborasi.

Jadi, siapa bilang jadi sales itu sekadar berjualan dan bisa dilakukan oleh siapa saja? Orang-orang yang menggeluti dunia sales justru orang-orang yang kritis dan kolaboratif, karena peran sales lebih dari sekadar 'tenaga penjualan'. Dan karena perannya itulah, sales menjadi profesi menjanjikan yang memiliki peluang kesuksesan yang sangat luas. Gimana menurutmu?

Share
Topics
Editorial Team
Novita Santoso
EditorNovita Santoso
Follow Us