Rahasia Menulis Novel Berkualitas! 7 Rekomendasi Buku untuk Penulis

Buku ini cukup populer beberapa tahun terakhir. Memperkenalkan formula struktur cerita dan pembagian genre ala Save the Cat yang banyak ditemui dalam cerita-cerita terkenal. Bisa dibilang sebenarnya buku ini merupakan kristalisasi riset yang mengungkap rahasia cerita terkenal.

Itu sebabnya kehadiran buku ini disambut dengan baik. Selain memang ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti, tiap contoh yang langsung dihubungkan dengan karya-karya terkenal makin melengkapi materinya. Tips-tips yang ada di sana juga sangat aplikatif!

Save the Cat! Writes a Novel lebih menekankan pada pemantapan inti cerita. Jika inti cerita sudah jelas dan berkualitas, tahap selanjutnya akan lebih mudah. Namun tentu saja ‘inti cerita’ yang dibahas di sini jauh lebih kompleks dari pelajaran mengarang di sekolah.

Kamu akan diajari cara membuat karakter yang dipedulikan pembaca, membuat pembaca tetap bertahan lewat dinamika plot, menghadirkan beragam pertaruhan untuk meningkatkan ketegangan cerita, dan lain sebagainya. Beragam solusi yang ditawarkan di sana sangat recommended bagi penulis yang sering tiba-tiba merasa buntu di tengah penulisan draf novel. Cocok untuk kamu yang ingin benar-benar menulis cerita dengan baik dan bukannya sekadar menulis.

Meski Save the Cat! Writes a Novel ditulis dengan konsep yang mudah dimengerti, tetap saja masih banyak istilah kurang familiar yang mungkin akan menyulitkan penulis pemula yang benar-benar baru ingin mencoba. Jadi jika kamu butuh materi dengan pembahasan yang lebih umum dan mendasar mengenai penulisan novel, Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu karya Winna Efendi bisa dicoba.

Buku ini akan menjelaskan dengan sederhana tetapi komprehensif mengenai elemen-elemen novel, tips-tips memantik ide agar tak monoton, self editing, dan sekilas mengenai seluk-beluk penerbitan. Contoh-contoh yang diberikan pun kebanyakan dari novel populer Indonesia. Namun karena terbit pertama kali tahun 2012, beberapa materi seperti komunitas menulis daring yang disebutkan mungkin sudah tak relevan lagi. Meski begitu secara keseluruhan buku ini masih worth it dibaca bagi penulis pemula.

Membaca buku ini layaknya membaca catatan proses kreatif penulis dalam mengembangkan ide mentah menjadi sesuatu yang layak dituliskan. Perpaduan antara gaya font komputer dan ala tulisan tangannya, membuat pembacaan buku ini menjadi menarik. Hanya saja buku ini banyak memakai istilah teknis sehingga ada kalanya seperti membaca referensi perkuliahan sastra.

Meski begitu, secara keseluruhan ini adalah buku yang cocok untuk menyadari secara jelas dan terstruktur proses kreatif dalam penulisan fiksi. Dari kesadaran tersebut, penulis jadi punya kendali lebih terhadap kreativitasnya. Tak akan ada lagi pemikiran malas seperti menunggu ilham untuk mulai menulis.

Jika rekomendasi-rekomendasi sebelumnya lebih dominan membahas apa yang akan diceritakan, buku Creative Writing lebih fokus pada bagaimana sesuatu itu diceritakan (eksekusinya). Oleh sebab itu kelebihan buku ini terletak dari perbandingan contoh narasi atau dialog yang lebih memikat pembaca. Tentu saja hal tersebut juga disertai penjelasan analisis yang makin memperjelas letak perbedaan dari contoh-contoh yang ditunjukkan.

Rekomendasi buku kali ini juga lebih banyak membahas terkait teknis penulisan. Formatnya sendiri lebih mirip kumpulan tips singkat berdasarkan kesalahan yang sering dilakukan penulis pemula. Cocok untuk kamu yang suka penjelasan-penjelasan to the point.

Jika kebanyakan buku mengenai penulisan fiksi dibuat hanya berdasarkan sudut pandang pengarang, buku When Author Meets Editor hadir melalui kacamata pengarang dan editor. Alhasil materinya cukup luas dari proses penulisan sampai proses penerbitan. Meski akibatnya tiap pembahasannya tak terlalu mendalam, tapi calon penulis yang membaca buku ini akan mendapatkan pencerahan mengenai bagaimana cara editor menilai naskah yang bisa digunakan untuk bahan evaluasi.

Terkait materi membuat cerita yang emosional dan karakter tiga dimensi, The Emotional Craft adalah salah satu pilihan terbaik. Buku ini akan mengajari pembacanya cara membuat karakter yang hidup dan terpisah dari pengarangnya. Jadi tak ada lagi kasus karakter berulang yang diciptakan seorang penulis karena diri penulislah yang ditulis dalam cerita dan bukannya karakter cerita ciptaannya.

Keunikan lain buku ini yaitu mengenai anggapan bahwa emosi yang diperoleh pembaca buku fiksi bukanlan semacam bonus, tetapi harus dijadikan tujuan fundamental penulisan fiksi. Itu sebabnya akan banyak tips untuk memancing respons emosional pembaca. Dengan menerapkan ilmu dari buku ini, ceritamu akan memiliki kedalaman emosi yang jauh lebih baik.

Menulis itu mudah, tetapi menulis sesuatu yang berkualitas tidak semudah yang orang awam bayangkan. Jika kamu berniat menjadi seorang penulis novel yang tidak sekadar menumpahkan isi kepala, bacaan di atas bisa kamu coba eksplorasi. Level up skill menulis cerita fiksimu, dengan rekomendasi buku tadi!