7 Tanda Kamu Gak Butuh Career Break, Pikirkan Konsekuensi Keuangan

Career break ialah mengambil jeda dari aktivitas bekerja untuk waktu yang cukup panjang seperti hitungan bulan, bahkan tahun. Ini bisa menjadi kebutuhan atau sekadar kamu ikut-ikutan tren. Kalau memang karena satu dan lain hal tidak ada pilihan yang lebih baik selain kamu berhenti bekerja dulu, tentu gak apa-apa.
Namun, kamu mesti mengerti bahwa career break yang diputuskan dengan asal-asalan atau emosional dapat menjadi masalah besar dalam hidupmu. Dirimu tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan yang langsung memengaruhi kepul dapurmu.
Meski kamu masih berusia dua puluhan tahun, berpikirlah lebih panjang terkait career break. Jangan berpikir semuanya pasti bakal baik-baik saja dan dirimu bisa kembali bekerja kapan pun mau. Walau banyak temanmu mengambil jeda karier, berikut tujuh tanda kamu tidak perlu melakukannya.
1. Kamu gak kerja sama dengan tidak makan

Lihat baik-baik saldo tabungan dan aliran pendapatanmu selama ini. Langsung saja tanyakan ke diri sendiri, apakah kamu bisa dipastikan tetap hidup layak bila tidak bekerja? Bekerja dalam kehidupan orang dewasa bukan sekadar pilihan.
Namun, jawaban yang paling masuk akal untuk mencukupi berbagai kebutuhan. Jangan mengambil keputusan gegabah career break padahal kamu gak punya uang segudang untuk menyambung hidup. Apabila dirimu memiliki pasangan yang mendukung keputusan itu dan siap menafkahi tentu tidak masalah.
Akan tetapi, jangan dengan gampangnya kamu memilih kembali ke naungan orangtua. Dirimu lebih muda, sehat, dan berpendidikan dari mereka. Tidak seharusnya kamu malah membebani mereka lagi secara finansial saat semestinya bisa tetap bekerja dan mandiri.
2. Kalau dirimu tidak bekerja malah stres

Jeda karier juga tidak diperlukan apabila kamu tipe orang yang malah gampang stres kalau gak ngapa-ngapain. Libur yang ideal buatmu maksimal 2 hari per minggu. Libur lebih dari itu dan berturut-turut selalu membuatmu bosan dan tidak nyaman. Malah kamu sengaja mencari pekerjaan sampingan biar lebih sibuk.
Bila karaktermu begini, tak ada gunanya career break. Itu mungkin bagus buat orang lain. Akan tetapi, bagimu justru lebih seperti keputusan yang merugikan diri sendiri. Sekalipun tabunganmu banyak dan sudah ada sumber pendapatan pasif, bekerja tetap menjadi aktivitas yang penting untukmu.
3. Ada peran baru di luar pekerjaan, tapi masih bisa handle

Orang dewasa sepertimu punya peran beragam. Peranmu tak hanya di kantor. Misalnya, kamu perempuan yang telah menikah lalu baru-baru ini dikaruniai buah hati. Dirimu telah memperoleh cuti melahirkan yang memadai buat memulihkan kondisimu. Memang peran sebagai ibu baru cukup melelahkan.
Namun, bila kamu bisa beradaptasi, didukung penuh oleh pasangan, dan dibantu pengasuh anak atau anggota keluarga lainnya semua masih dapat berjalan berbarengan. Tidak mendesak buatmu berhenti bekerja serta menunggu anak besar biar kamu bisa kerja lagi. Teruskan saja pola hidupmu yang sudah cukup tertata.
4. Pengobatan dan terapi dapat beriringan dengan aktivitas kerja

Beberapa orang memutuskan career break karena faktor kesehatan. Apabila kamu juga harus menjalani pengobatan dan terapi yang panjang, jeda karier bisa dipertimbangkan. Akan tetapi, tetap bukan keharusan. Tergantung dari kondisi tubuhmu sendiri.
Selagi dirimu merasa cukup mampu bekerja, tidak apa-apa terus melakukannya. Malah bekerja dapat mengalihkan pikiranmu dari penyakit yang menjadi sumber kecemasan. Kamu merasa keberadaanmu tetap penting bagi dunia walau dalam keadaan sakit.
Pun atasan tidak keberatan dirimu sesekali bekerja dari rumah. Izin buatmu mengikuti terapi di jam kerja pun mudah didapatkan. Lingkungan kerja yang suportif begini perlu dipertahankan karena bagus pula buat memotivasi kamu dalam memperjuangkan kesembuhan.
5. Gak yakin bakal mudah mendapatkan pekerjaan baru

Dunia kerja sangat kompetitif. Lulusan baru universitas saja butuh waktu yang gak sebentar untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Sementara itu, orang yang resign dan segera mencari pekerjaan baru juga belum tentu cepat memperolehnya. Lalu kira-kira bagaimana peluangmu mendapatkan pekerjaan setelah career break?
Sebagus apa pun pekerjaanmu semula, kian lama masa off dari dunia kerja kian sulit untukmu mendapatkan pekerjaan lagi. Kemampuan kerjamu dapat diragukan orang terutama setelah lebih dari setahun dirimu tak bekerja. Kamu juga bisa dinilai memiliki etos kerja yang buruk sebab tidak bekerja secara berkesinambungan. Dirimu bukan korban PHK melainkan dengan sadar memilih buat mengambil jeda kerja.
6. Karier lagi naik

Keputusan career break justru ketika kariermu makin bagus tak ubahnya tindakan bunuh diri. Maknanya, itu dapat sangat fatal buat kariermu ke depannya. Pekerjaan lain mungkin masih dapat diperoleh. Hanya saja posisnya barangkali tidak sebagus jabatan terakhir yang dipercayakan padamu.
Di tempat baru, kamu bahkan bisa dipaksa memulai karier dari posisi yang paling bawah. Lain dengan apabila dirimu mundur dari suatu pekerjaan dan langsung mencari pekerjaan lain. Posisi tawarmu untuk jabatan yang sama, setara, bahkan lebih tinggi dengan di kantor lama masih sangat bagus. Jeda karier seperti menghapus pengalaman kerjamu selama ini.
7. Masalah dalam pekerjaan masih bisa diatasi tanpa career break

Alasan yang paling sering bikin orang ingin mengambil jeda karier adalah jenuh oleh berbagai masalah di kantor. Memang persoalan dalam pekerjaan cukup menyita energi. Bahkan terkadang perasaanmu tetap gak enak setibanya di rumah.
Hubunganmu dengan keluarga menjadi terpengaruh. Namun, benarkah career break satu-satunya cara buatmu membebaskan diri dari masalah tersebut? Career break lebih dari sekadar resign. Dirimu seperti diliputi trauma sehingga enggan kembali bekerja di mana pun dalam waktu yang tidak pasti.
Mungkin masih ada solusi yang lebih baik daripada mengorbankan kariermu. Kamu bisa membicarakannya dengan atasan dan menyampaikan idemu biar persoalan beres. Seperti dirimu minta dipindahkan ke divisi lain kalau divisi sekarang gak cocok buatmu.
Berbagai masalah bakal selalu ada dalam setiap pekerjaan dan kehidupanmu secara umum. Kamu tidak bisa sedikit-sedikit memutuskan career break. Apalagi ketika usiamu masih muda yang seharusnya menjadi masa paling produktif sekaligus kamu harus banyak belajar. Pikirkan baik-baik keinginan tersebut biar dirimu tidak menyesal di kemudian hari.