5 Tanda Kamu sedang Mengalami Quiet Firing

- Rapat dan komunikasi sepi
- Perubahan tanggung jawab tiba-tiba
- Dukungan dari atasan atau rekan hilang
Pernah merasa seperti dijauhkan di tempat kerja tanpa alasan jelas? Bisa jadi kamu sedang mengalami quiet firing.
Fenomena ini terjadi ketika atasan atau perusahaan sengaja membuat pekerjaan terasa gak lagi menarik, penuh hambatan, atau tanpa peluang berkembang, sehingga kamu merasa tertekan dan memilih keluar sendiri. Meskipun terdengar seperti cerita drama kantor, faktanya quiet firing cukup umum terjadi.
Sebuah survei HRTech pada 2025 menemukan bahwa 53 persen manajer mengaku pernah memakai taktik ini, sementara hampir separuh responden di LinkedIn tahun 2022 mengaku pernah mengalaminya atau melihatnya terjadi. Praktik ini bukan hal baru, tapi kini semakin banyak dibicarakan.
Menurut sejumlah pakar karier, quiet firing bisa dimulai dari pengurangan tanggung jawab, menahan promosi, sampai menarik dukungan yang biasanya kamu dapatkan. Kalau tanda-tandanya tidak segera disadari, kamu bisa terjebak dalam situasi yang membuat mental terkuras dan karier mandek. Supaya kamu bisa mengantisipasi, berikut lima tanda paling umum yang perlu diwaspadai.
1. Dikeluarkan dari rapat

Mendadak gak lagi diundang ke rapat yang dulunya selalu kamu ikuti adalah salah satu sinyal paling jelas. Ini terjadi gak hanya pada rapat formal, tapi juga komunikasi sehari-hari yang mulai sepi.
Terkadang, kamu baru tahu sebuah proyek sudah berjalan tanpa keterlibatanmu. Seorang pakar psikologi industri, Jason Walker, menjelaskan bahwa ini adalah bentuk “penghindaran yang dibungkus sebagai manajemen”.
2. Perubahan tanggung jawab secara tiba-tiba

Jika beban kerja berubah drastis (entah tiba-tiba diberi target yang gak masuk akal atau justru hanya dikasih proyek kecil yang gak berpengaruh), kamu perlu waspada. Walker menilai ini mirip perilaku bullying di tempat kerja.
Menurut Wende Smith, pakar operasional SDM, cara atasan melakukan perubahan itu penting untuk diperhatikan. Jika saat ditanya alasannya jawabannya mengambang atau bahkan gak dijawab, itu tanda bahaya.
3. Dukungan dari atasan atau rekan mulai hilang

Dulu atasan selalu siap membantu, tapi sekarang semua terasa seperti tanggung jawabmu sendiri? Penarikan dukungan adalah strategi halus untuk membuat karyawan merasa terisolasi. Smith menjelaskan, kondisi ini bisa membuat seseorang kewalahan dan merasa gak mampu menjalankan pekerjaannya, hingga akhirnya memilih mundur.
4. Pengembangan karier berhenti

Jika dulu diskusi dengan atasan membahas rencana promosi atau pelatihan, tapi kini jadi obrolan singkat tanpa arah, ini bisa menjadi tanda quiet firing. Walker menyebut bahwa karier yang terhenti tanpa alasan jelas sering kali membuat karyawan kehilangan motivasi. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berlangsung bertahun-tahun.
5. Kebijakan kantor digunakan untuk mendorong keluar

Kebijakan return to office (RTO) pernah dimanfaatkan sebagai taktik quiet firing. Riset tim BambooHR menemukan bahwa sebagian eksekutif justru berharap karyawan akan keluar sendiri setelah kebijakan ini diberlakukan. Dampaknya, suasana kerja memburuk dan banyak talenta berharga yang hilang.
Quiet firing bukan cerminan dari performa kerjamu, melainkan tanda adanya masalah kepemimpinan atau budaya kerja yang toksik.
Jika kamu mulai merasakan tanda-tandanya, jangan diam, ya. Utarakan keberatanmu secara langsung, minta ekspektasi kerja yang jelas, dan dokumentasikan semua perubahan yang terjadi. Ingat, semakin cepat kamu menyadari sinyalnya, semakin besar peluang untuk menyelamatkan karier sebelum pilihanmu semakin terbatas.