Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ciri Kamu Termasuk Otrovert, Tipe Kepribadian Baru yang Mulai Viral!

Ilustrasi pertemanan
Ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)
Intinya sih...
  • Orang otrovert lebih memilih koneksi yang dalam daripada keramaian
  • Mereka merasa terpisah dari dinamika kelompok dan mandiri secara emosional
  • Otrovert fleksibel namun perlu waktu sendiri untuk mengisi ulang energi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia psikologi seakan gak pernah kehabisan cara buat mendeskripsikan keunikan manusia. Setelah ada introvert, ekstrovert, dan ambivert, kini muncul istilah baru yaitu otrovert. Konsep ini dikenalkan oleh psikiater Dr. Rami Kaminski untuk menggambarkan orang yang bisa bersosialisasi tapi tetap merasa punya jarak emosional dengan kelompoknya.

Otrovert bukan sekadar istilah baru. Konsep ini muncul karena kepribadian manusia jauh lebih kompleks dari sekadar suka ramai atau suka sendiri. Kalau kamu nyaman bergaul tapi sering merasa “gak sepenuhnya nyatu” dengan grup mana pun, bisa jadi kamu termasuk otrovert. Yuk, kenali lima cirinya berikut ini.

1. Punya prioritas koneksi yang dalam bukan keramaian

Ilustrasi pertemanan
Ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Brooke Cagle)

Coba pikirkan, saat berada di ruang ramai atau kumpul orang, apakah kamu langsung menyapa banyak orang sekaligus? Seorang otrovert biasanya memilih tempat yang lebih tenang atau fokus ngobrol dengan satu atau dua orang saja. Mereka tetap bisa terlihat ramah dan nyaman di sekitar orang lain, tapi energi mereka lebih banyak didapat dari percakapan yang mendalam daripada banyak interaksi singkat.

Otrovert lebih mengutamakan hubungan yang penting. Mereka gak mengejar jaringan sosial yang luas atau sekadar status. Kalau harus memilih antara ikut kegiatan besar dengan banyak orang atau ngobrol serius sambil minum kopi dengan satu teman dekat, mereka biasanya pilih yang kedua. Bagi mereka, ikatan dekat dengan beberapa orang lebih penting daripada punya banyak kenalan.

2. Merasa terpisah dari dinamika kelompok

Ilustrasi pertemanan
Ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Devin Avery)

Meski punya teman di banyak tempat dan diterima dengan baik, outrovert sering merasa seperti “orang luar” dalam grup. Mereka ikut berpartisipasi, tapi ada jarak yang membuat mereka gak sepenuhnya nyatu dengan perasaan orang lain. Kaminski menyebut ini sebagai ketidakmampuan untuk melakukan “Bluetooth sync.”

Perasaan terpisah ini bukan karena rasa malu atau cemas, tetapi lebih kepada independensi emosional. Mereka bisa menjadi pendengar yang baik dan sangat berempati, tapi mereka menolak diseret dalam gelombang emosi massa, baik itu euforia berlebihan atau drama kelompok. Hasilnya, mereka terlihat karismatik saat berinteraksi, namun selalu menjadi orang pertama yang pamit pulang sebelum after party dimulai.

3. Mandiri emosional dan berpikir bebas

Ilustrasi perempuan berpikir
Ilustrasi perempuan berpikir (unsplash.com/Priscilla Du Preez 🇨🇦)

Otrovert sangat mengandalkan pandangan dan penilaian diri sendiri. Mereka punya inner compass yang kuat, membuat mereka kebal terhadap tekanan untuk menjadi sama dengan yang lain. Gaya berpikir mereka tidak terikat oleh apa yang dianggap "normal" atau "tren" oleh mayoritas.

Kebebasan berpikir ini sering jadi sumber ide dan kreativitas bagi otrovert. Mereka berani mempertanyakan hal yang dianggap biasa dan mencari cara baru untuk menyelesaikan masalah. Karena gak berusaha menyenangkan semua orang, otrovert cenderung jujur sama diri sendiri dan konsisten dengan apa yang mereka yakini.

4. Fleksibel tapi perlu waktu menyendiri untuk mengisi ulang energi

Ilustrasi menyendiri
Ilustrasi menyendiri (pexels.com/Arthur Brognoli)

Tipe kepribadian ini sering disebut sebagai pengubah energi karena kemampuannya beradaptasi. Di satu momen, mereka bisa jadi sangat aktif dan mudah bergaul, tapi di momen lain, mereka bisa memilih untuk menarik diri sepenuhnya. Bukan seperti ambivert yang menyesuaikan diri dengan situasi, otrovert benar-benar menikmati kedua peran itu.

Sama seperti ponsel yang kehabisan baterai setelah dipakai seharian, otrovert butuh waktu sendiri untuk recharge. Momen ini penting buat mereka menenangkan pikiran dan memproses hal-hal yang didapat dari interaksi sosial. Kalau keseimbangan ini gak dijaga, mereka bisa gampang ngerasa capek dan akhirnya burnout.

5. Menolak kepatuhan pada aturan atau tradisi kelompok

Ilustrasi perempuan berjalan
Ilustrasi perempuan berjalan (pexels.com/Julia Avamotive)

Seorang otrovert sangat sulit diikat oleh aturan atau tradisi yang dibuat oleh kelompok. Kalau ada kegiatan yang menuntut loyalitas buta, yaitu patuh tanpa mikir panjang atau mempertanyakan logikanya, mereka biasanya akan memilih menjauh.

Inti dari ciri ini adalah penolakan terhadap identitas kolektif. Mereka lebih memilih untuk diidentifikasi sebagai individu dengan nilai-nilai pribadi, bukan sebagai "bagian dari X Group." Ini membuat mereka menjadi sosok yang tangguh dan resilien, sebab mereka tidak pernah menempatkan harga diri atau rasa memiliki pada persetujuan orang banyak.

Memahami konsep otrovert membantu kita melihat bahwa kepribadian manusia gak cuma terbagi jadi dua atau tiga tipe. Kalau kamu merasa ada di antara introvert dan ekstrovert, nyaman sendiri tapi juga suka ngobrol mendalam, mungkin kamu seorang otrovert. Kamu bisa peduli sama orang lain tanpa kehilangan batas diri, dan itu hal yang bagus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Menjaga Hubungan Sosial di Tengah Kesibukan

22 Okt 2025, 21:33 WIBLife