5 Aturan Penting Menyiram Tanaman Bambu, Tetap Subur dan Hijau!

- Pahami dulu perbedaan jenis bambu.
- Jaga tanah tetap lembap tapi jangan sampai tergenang.
- Sesuaikan jadwal penyiraman dengan musim dan lingkungan.
Merawat bambu sebenarnya gak serumit yang dibayangkan, lho, asal kamu tahu dasar penyiraman yang tepat. Bambu suka akar yang lembap tapi tidak tahan tergenang air.
Perbedaan antara lucky bamboo yang biasanya ditanam di air dan bambu asli (true bamboo) yang tumbuh di tanah memengaruhi frekuensi penyiraman. Perubahan musim, ukuran pot, dan kondisi ruangan juga menentukan seberapa sering kamu harus menyiram. Nah, artikel ini memberikan lima aturan praktis agar bambu yang kamu tanam tetap subur dan hijau. Disimak, ya!
1. Pahami jenis bambu

Kamu harus tahu apakah bambu yang kamu pelihara adalah lucky bamboo (biasanya dalam air) atau bambu asli di tanah. Lucky bamboo lebih aman ditaruh dalam wadah berisi air dan perlu penggantian atau penambahan air setiap 7-10 hari. Sementara itu, bambu yang ditanam di tanah membutuhkan penyiraman berkala berdasarkan kondisi, misalnya setiap 5-7 hari saat pertumbuhan aktif dan lebih jarang saat musim dingin atau musim hujan.
2. Jaga tanah tetap lembap tapi tidak tergenang

Periksa kondisi tanah sebelum menyiram dengan menempelkan jari ke permukaan: jika 1-2 inci teratas sudah kering, saatnya menyiram. Siram sampai air keluar dari lubang drainase agar air merata mencapai akar, lalu biarkan tanah mengering sedikit sebelum penyiraman berikutnya. Penggunaan tanah yang gembur dan drainase baik mencegah akar membusuk akibat kelebihan air.
3. Sesuaikan jadwal dengan musim dan lingkungan

Di Indonesia, perawatan bambu mengikuti pola musim kemarau dan musim hujan. Saat kemarau, cuaca panas membuat air cepat menguap sehingga bambu di luar ruangan perlu disiram lebih sering, yakni sekitar setiap 3-5 hari untuk tanah kebun, atau setiap 2-3 hari jika di pot dan permukaan tanah mulai kering.
Bambu dalam ruangan biasanya cukup disiram tiap 5-7 hari, tapi tetap cek kelembapan tanah sebelum menyiram, ya. Lingkungan kering seperti ruangan ber-AC atau dataran rendah yang panas juga memerlukan tambahan penyiraman dan kelembapan udara.
Saat musim hujan, kebutuhan air bambu biasanya terpenuhi oleh curah hujan alami. Penyiraman tambahan hanya dilakukan jika hujan jarang turun atau tanaman berada di area terlindung. Fokus utama adalah mencegah genangan dengan memastikan drainase lancar.
4. Pilih jenis air yang ramah bagi bambu

Air hujan, air saring, atau air distilasi lebih baik untuk bambu karena bebas klorin dan flourida yang sering menyebabkan ujung daun menguning. Jika hanya tersedia air kran, biarkan air terbuka selama 24 jam agar klorin menguap sebelum kamu gunakan. Untuk lucky bamboo yang ditanam di air, lakukan penggantian dan pembilasan wadah setiap 7-10 hari untuk mencegah bau dan pertumbuhan alga.
5. Kenali tanda overwatering dan underwatering

Daun yang menguning luas serta batang lembek biasanya menandakan terlalu banyak air dan potensi busuk akar. Daun mengerut atau ujung daun kering menunjukkan kekurangan air atau kelembapan lingkungan yang rendah.
Saat menemukan tanda-tanda tersebut, sesuaikan teknik penyiraman: kurangi volume dan perbaiki drainase untuk overwatering, atau tambahkan penyiraman dan tingkatkan kelembapan untuk underwatering. Perubahan kecil pada kebiasaan menyiram sering kali cukup untuk memulihkan kondisi bambu dan mengembalikan warna hijaunya.
Menyiram tanaman bambu gak bisa asal basah. Kamu harus memperhatikan media tanam, musim, jenis air, dan tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan air. Dengan menerapkan lima aturan di atas, bambu milikmu akan tumbuh subur, hijau, dan bebas masalah!
Ingat, lebih baik sedikit kurang air daripada kebanyakan air. Bambu lebih tahan kekeringan sementara daripada kebasahan yang memicu pembusukan akar. Selamat merawat bambu kesayangan!