5 Tips Membeli Baju Thrift, Jangan Menambah Limbah Tekstil

Memilih baju thrift ramah lingkungan

Membeli baju bekas atau thrifting semakin populer di kalangan masyarakat. Tren ini sangat berdampak positif bagi lingkungan. Selain mendapat baju yang lebih murah, thrifting juga bisa mengurangi sampah tekstil akibat baju-baju yang tidak terpakai.

Sayangnya, tren baju thrift juga memiliki dampak buruk. Alih-alih menghemat biaya dan menekan limbah pakaian, belanja thrift malah menjadikan pribadi lebih konsumtif. Bila thrifting tidak dilakukan dengan benar dapat menambah tumpukan limbah tekstil. Berikut beberapa tips saat berbelanja baju thrift maupun preloved.

1. Jual atau donasikan bajumu yang tidak terpakai

5 Tips Membeli Baju Thrift, Jangan Menambah Limbah Tekstililustrasi memilih baju (pexels.com/liza-summer)

Membeli pakaian baik bekas maupun baru berarti menambah pakaian yang ada di lemari. Kamu perlu me-rolling baju-baju yang tidak terpakai di lemari. Sehingga baju yang kamu miliki jumlahnya tetap sama.

Jual baju-baju yang jarang bahkan tidak pernah dipakai. Selain jadi konsumen pakaian thrift, kamu juga bisa menjadi produsen pakaian thrift lokal. Karena jumlah thrift lokal di Indonesia masih minim. Kamu juga bisa mendonasikan baju-bajumu yang tidak terpakai tetapi masih layak pada yayasan atau organisasi kemanusiaan.  Menjual atau mendonasikan baju yang tidak terpakai adalah cara mencegah pakaian berakhir pada tempat sampah.

2. Pilih baju thrift dalam negeri

5 Tips Membeli Baju Thrift, Jangan Menambah Limbah Tekstililustrasi memilih pakaian (pexels.com/mart-production)

Melansir BBC, sebagian besar pakaian thrift yang beredar di pasaran berasal dari luar negeri. Dampak buruknya tidak hanya bagi perekonomian lokal, tapi juga bagi lingkungan. Para pengimpor baju thrift dari luar negeri akan membeli barang dalam bentuk bal, yang mana setiap bal terdiri dari ratusan helai pakaian.

Sayangnya, tidak semua baju yang diimpor dalam kondisi layak. Hampir separuh dari total jumlah baju berakhir ke TPA. Tentu ini menambah limbah pakaian yang ada di Indonesia. Ditambah baju-baju yang dijual merupakan produk dari merek fast fashion yang proses pembuatan pakaiannya kurang ramah lingkungan.

Memilih baju thrift dari dalam negeri dinilai lebih bijak daripada harus mengimpor pakaian second hand dari luar negeri. Meskipun tidak sebanyak penjual thrift impor, pakaian-pakaian thrift dan preloved lokal layak dilirik. Sebelum membeli, tanyakan dulu kepada penjual apakah supply baju-baju berasal dari lokal atau luar negeri. Membeli produk lokal, meskipun bekas berarti kamu sudah mendukung perekonomian dalam negeri, lho.

Baca Juga: Perbedaan Thrift, Thrifting, dan Thrift Shop, Wajib Tahu Bro!

3. Ubah desain baju jadi lebih menarik

dm-player
5 Tips Membeli Baju Thrift, Jangan Menambah Limbah Tekstililustrasi menjahit baju (pexels.com/pavel-danilyuk)

Kebanyakan baju-baju preloved dan thrift hanya tersedia pada jumlah terbatas. Terkadang pakaian yang tersedia merupakan pakaian longgar dengan ukuran lebih besar. Bagi kamu yang punya skill menjahit, kamu bisa mengaplikasikan keterampilanmu untuk mengubah baju thrift menjadi lebih baru dan stylish.

Meskipun kamu tidak bisa menjahit, baju thrift bisa kamu jadikan bahan belajar untuk merombak model pakaian.

4. Utamakan kualitas dibanding harga

5 Tips Membeli Baju Thrift, Jangan Menambah Limbah Tekstililustrasi memilih pakaian (pexels.com/tirachard-kumtanom)

Harga baju thrift yang dijual lebih murah jangan sampai membuat kamu over konsumtif. Kamu jadi memborong banyak baju yang belum tentu akan terpakai nantinya. Malahan, koleksi baju-baju itu akan menganggur di dalam lemari, dan akhirnya kamu buang.

Cek pakaian thrift terlebih dahulu sebelum membeli. Utamakan pakaian yang akan kamu beli masih sangat layak pakai dan masih berkualitas. Pilihlah thrift dari brand slow fashion yang menggunakan bahan yang berkualitas dan ramah lingkungan sehingga membutuhkan proses lebih lama dalam menyusut.

Perhatikan juga serat kain saat memilih pakaian thrift. Hindari serat kain sintetis seperti poliester dan nilon. Berbagai jenis kain ramah lingkungan yang bisa kamu pilih antara lain katun, wol, lyocel, dan kain daur ulang.

5. Thrifting tidak hanya berhenti pada pakaian

5 Tips Membeli Baju Thrift, Jangan Menambah Limbah Tekstililustrasi belanja pakaian (pexels/hanawasthere)

Thrifting tidak melulu melekat pada fashion saja. Banyak benda yang bisa dijadikan thrift, misalnya alat-alat rumah tangga hingga furnitur.

Membeli barang second memiliki banyak manfaat. Selain mampu mengurangi sampah, kamu juga bisa menemukan barang-barang unik dan antik seperti koleksi vintage yang cocok untuk dekorasi rumah.

Thrifting memang benar-benar ramah lingkungan jika cara memilih bajunya benar. Perhatikan asal pakaian dan bahan pembuat pakaian saat berbelanja baju bekas. Thrifting bisa jadi gaya hidup yang mendukung perekonomian lokal dan pelestarian lingkungan.

Baca Juga: 7 Cara Berburu Outfit Menarik di Thrift Shop, Catat Bro!

Ema Endrawati Photo Verified Writer Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya