Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jenis Tanah yang Harus Dihindari saat Membangun Rumah

ilustrasi tanah kosong (unsplash.com/Matt Palmer)

Jika ingin membangun rumah secara mandiri, langkah pertama yang dilakukan tentu memilih lahan tanah. Selain harga dan lokasi, hal lain yang harus diperhatikan adalah jenis tanah. Pasalnya, tidak semua jenis tanah bisa dipakai untuk membangun rumah.

Jika keliru memilih jenis tanah, struktur bangunan bisa jadi tidak stabil. Risiko retak bahkan hingga tanah ambles bisa terjadi jika tidak tahu sejarah tanah yang akan dibeli. Tentu kamu tidak mau bukan jika tanah incaran malah berakhir jadi  bencana? Lantas, jenis tanah yang bagaimana yang harus dihindari saat membangun rumah? Yuk, simak ulasan yang dirangkum dari Maramani dan Balance Dc di bawah ini!

1. Tanah basah

ilustrasi tanah basah (unsplash.com/Jill Heyer)

Tanah basah umumnya bekas sawah atau area perkebunan. Tanah jenis ini tentu saja memiliki struktur yang lembek. Terlebih saat musim hujan tiba, tanah jadi semakin mudah tergerus air.

Sebaliknya saat kemarau, tanah jadi keras dan menimbulkan retak-retak. Demi keamanan, sebaiknya hindari tanah jenis ini untuk membangun rumah. Walau fondasi sudah tepat, namun risiko terjadi kerusakan bangunan tetap cukup tinggi.

2. Tanah bekas urukan sampah

ilustrasi tanah bekas urukan sampah (pexels.com/Jan Kroon)

Beberapa lahan kosong ada yang menjadi bekas urukan sampah lalu dipadatkan untuk dibangun rumah di atasnya. Secara struktur, tanah ini tidak cocok untuk dibangun rumah karena struktur tanah masih lemah. Yang ditakutkan adalah terjadinya tanah ambles karena ada bagian sampah yang terurai.

Agar tanah jenis ini bisa dibangun, solusinya adalah dengan dilakukan pengerukan terlebih dahulu secara menyeluruh untuk mengangkut sisa sampah. Lalu padatkan lubang hasil kerukan dengan tanah atau pasir. Sehingga, tanah relatif lebih aman untuk dibangun rumah.

3. Tanah dekat sungai atau danau

ilustrasi tanah dekat sungai (unsplash.com/Brenda Ragland)

Hindari pula membangun rumah di atas tanah yang berada di dekat sungai atau danau. Hal ini karena tanah di dekat sungai atau danau memiliki struktur sedikit berlubang untuk tempat penampung air. Saat kemarau memang tak masalah karena kering.

Celakanya saat hujan deras, ruangan kosong tersebut akan penuh terisi air. Selain itu, jika beban di atas tanah terlampau berat seperti rumah, dikhawatirkan rongga di bawahnya tak kuasa menahan. Skenario terburuk yang terjadi bisa menyebabkan tanah anjlok alias rumah ambles.

4. Tanah urukan puing

ilustrasi tanah urukan puing (unsplash.com/ThisisEngineering RAEng)

Hampir sama dengan tanah urukan sampah, meski secara material lebih kuat, tapi kita tak pernah tahu puing apa saja yang berada di sana. Tidak semua puing memiliki kepadatan yang kuat. Mungkin saja puing itu berongga dan efeknya jika dibangun rumah di atasnya, hunian jadi tidak stabil, bahkan ambruk.

Agar tanah urukan puing layak dipakai untuk membangun rumah adalah dengan meratakan dan memadatkannya terlebih dulu. Pastikan tak ada urukan puing yang tersisa. Jika sudah tidak ada rongga lagi, berarti tanah sudah stabil.

5. Tanah lebih rendah dari jalan

ilustrasi tanah lebih rendah dari jalan (unsplash.com/Steven Lasry)

Pastikan membeli tanah yang lokasinya tak lebih rendah dari jalan. Pasalnya jika hujan, risiko banjir pasti lebih besar. Apabila ketinggian tanah kurang dari jalan, saat musim hujan tiba, air akan mengalir dan menggenangi rumah.

Tambahan lagi jika kawasan tersebut tidak memiliki sistem drainase yang baik, air akan lebih mudah terkumpul dan akhirnya memicu banjir. Kendala ini bisa diatasi dengan menimbun tanah sampai setara atau lebih tinggi dari jalan.

Memilih tanah tidak bisa asal saja, jika ingin menghindari risiko retak maupun rumah ambruk. Telitilah dahulu jenis tanah sebelum membangun rumah di atasnya. Semoga artikel ini bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us