4 Kekurangan Memiliki Rumah di Perumahan, Tetangga Salah Satunya?

- Aturan lingkungan yang ketat, termasuk jam bertamu, larangan membawa hewan tertentu, dan aturan fasad rumah
- Biaya iuran bulanan yang tinggi dan sering naik tanpa banyak pilihan bagi penghuni
- Ruang lahan terbatas membuat rumah cepat penuh dan privasi terasa kurang optimal
Tinggal di perumahan kerap kali dianggap lebih nyaman karena memang lingkungannya tertata rapi dan fasilitasnya pun relatif lengkap, sehingga cocok untuk menunjang gaya hidup. Sebenarnya ada saja kekurangan yang baru terasa setelah menetap cukup lama, sehingga penting untuk memahami konsekuensinya sejak awal.
Sejumlah batasan dan aturan di lingkungan perumahan terkadang menimbulkan rasa kurang leluasa bagi sebagian penghuni. Oleh sebab itu, simaklah beberapa kekurangan berikut ini jika tinggal di perumahan yang tentunya perlu dipertimbangkan sebelum membeli.
1. Aturan lingkungan yang ketat

Perumahan pada umumnya memiliki peraturan khusus terkait kebersihan, keamanan, dan tata ruang yang harus ditaati oleh seluruh penghuni, sehingga hal ini kerap kali dianggap kurang leluasa. Peraturan ini mencakup hal-hal sederhana, seperti jam bertamu, larangan membawa hewan tertentu, hingga aturan fasad rumah yang tidak boleh diubah secara sembarangan.
Aturan yang ada sering diterapkan secara konsisten oleh pengelola atau ketua lingkungan, sehingga penghuni tidak memiliki fleksibilitas untuk melakukan modifikasi sesuai kebutuhan pribadi. Hal ini juga kerap menjadi tantangan untuk individu yang memang ingin lebih kreatif dalam menata huniannya.
2. Biaya iuran bulanan yang tidak murah

Sebagian besar perumahan menetapkan iuran lingkungan bulanan yang digunakan untuk membiayai terkait keamanan, kebersihan, hingga perawatan fasilitas umum. Meski biaya ini bermanfaat, namun besaran iuran tersebut kerap menjadi beban tambahan bagi penghuni yang memang memiliki pengeluaran rumah tangga cukup tinggi.
Kenaikan iuran sering terjadi tanpa banyak pilihan bagi para penghuni, sebab pengelola harus menyesuaikan dengan biaya operasional dalam kondisi terbaru. Situasi ini juga akan memengaruhi stabilitas pengeluaran, khususnya jika penghuni tidak memperhitungkan biaya tersebut sejak awal.
3. Ruang lahan yang terbatas

Rumah di perumahan biasanya memiliki ukuran lahan yang jauh lebih kecil jika dibandingkan rumah non perumahan di area yang sama, sehingga ruang gerak dan peluang untuk mengembangkan bangunan pun akan sangat terbatas. Hal ini juga akan menyulitkan penghuni yang memang tertarik untuk mengubah kamar, membuat taman yang lebih luas, atau memperluas area belakang rumah.
Keterbatasan yang ada sering diatur melalui batas-batas tanah yang sudah jelas, sehingga penghuni tidak memiliki fleksibilitas untuk melakukan renovasi besar-besaran. Akibat dari hal ini akan membuat rumah cepat penuh apabila anggota keluarganya bertambah atau jika kebutuhan aktivitas rumah tangganya semakin banyak.
4. Privasi terasa kurang optimal

Rumah-rumah di perumahan pada umumnya dibangun saling berdekatan, sehingga jarak antara satu rumah dengan lainnya sangatlah tipis, sehingga membuat tingkat privasi pun menjadi jauh lebih rendah. Suara dari rumah tetangga biasanya terdengar dengan mudah dan aktivitas di halaman kerap kali terlihat jelas dari rumah sekitar.
Kepadatan yang ada bisa memicu rasa kurang nyaman bagi penghuni yang memang lebih menyukai ketenangan dan memerlukan ruang pribadi yang luas. Kondisi ini juga akan membuat penghuni harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang dinamis dan interaksi sosial yang jauh lebih sering.
Tinggal di perumahan memang menawarkan banyak kelebihan, namun ada pula kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Dengan memahami faktor-faktor yang ada, maka kamu pun bisa menilai apakah memang perumahan benar-benar cocok untuk gaya hidupmu atau tidak. Keputusan terbaik adalah keputusan yang paling sesuai dengan kebutuhan, proferensi, dan kenyamanan jangka panjang!


















