Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sampah Dapur yang Tidak Boleh Dibuang ke Saluran Pembuangan

ilustrasi saluran pembuangan (freepik.com/azerbaijian)
Intinya sih...
  • Minyak goreng bekas dan lemak dari daging dapat menyumbat saluran pembuangan, sehingga sebaiknya disimpan untuk didaur ulang atau dibuang bersama sampah padat.
  • Ampas kopi tidak larut dalam air dan bisa menyebabkan sumbatan di pipa, sehingga lebih baik dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pengusir serangga alami.
  • Sisa nasi, mi, pasta, atau makanan berkarbohidrat lainnya dapat mengembang dalam pipa dan menyumbat saluran pembuangan dengan cepat, sebaiknya dikumpulkan ke dalam wadah sampah organik.

Saluran pembuangan di dapur adalah komponen penting dalam menjaga kebersihan rumah. Namun, sayangnya banyak orang tanpa sadar membuang berbagai jenis sampah ke saluran ini hanya karena dianggap praktis. Padahal, membuang sampah sembarangan ke saluran pembuangan bisa menyebabkan saluran mampet, timbulnya bau tak sedap, bahkan kerusakan sistem pipa yang cukup parah.

Untuk menjaga saluran pembuangan tetap bersih dan berfungsi dengan baik, penting bagi kita untuk mengetahui jenis-jenis sampah dapur yang sebaiknya tidak dibuang melalui wastafel atau lubang pembuangan. Berikut adalah lima jenis sampah dapur yang pantang dibuang ke saluran pembuangan dan sebaiknya dikelola dengan cara yang lebih bijak yang dilansir dari NYtime.com.

1. Minyak goreng bekas

ilustrasi minyak goreng (freepik.com/azerbaijian)

Minyak goreng bekas atau lemak dari daging yang dilelehkan kerap kali langsung dibuang ke wastafel karena bentuknya cair. Namun, seiring waktu, minyak dan lemak ini akan mendingin dan mengeras di dalam pipa. Akibatnya, pipa bisa tersumbat oleh lapisan lemak yang menumpuk, sehingga aliran air menjadi lambat atau bahkan berhenti total.

Sebagai alternatif, kamu bisa menampung minyak bekas ke dalam wadah tertutup, lalu menyimpannya untuk didaur ulang atau dibuang bersama sampah padat. Jika jumlahnya banyak, kamu bahkan bisa menyumbangkannya ke bank jelantah yang akan mengolahnya menjadi biodiesel atau sabun. Menghindari pembuangan minyak ke saluran air adalah langkah kecil yang berdampak besar bagi lingkungan dan kenyamanan rumahmu.

2. Ampas kopi

ilustrasi ampas kopi (pexels.com/deane)

Banyak orang mengira ampas kopi cukup halus dan bisa larut bersama air, sehingga mereka tanpa ragu membuangnya ke wastafel. Kenyataannya, ampas kopi tidak larut dalam air dan justru cenderung menggumpal ketika bercampur dengan lemak atau sisa makanan lainnya di dalam saluran pipa. Hal ini dapat menyebabkan sumbatan yang sulit dibersihkan.

Alih-alih dibuang ke saluran air, ampas kopi sebaiknya dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik atau pengusir serangga alami di kebun rumah. Ampas kopi mengandung nitrogen yang baik untuk tanaman dan juga bisa menyerap bau tak sedap di kulkas atau sepatu. Jadi, daripada menyumbat pipa, lebih baik manfaatkan ampas kopi dengan bijak.

3. Sisa nasi atau makanan

ilustrasi sampah makanan (freepik.com/azerbaijian)

Sisa nasi, mi, pasta, atau makanan berkarbohidrat lainnya memang tampak tidak berbahaya saat dibuang ke saluran air. Tapi makanan ini menyerap air dan mengembang dalam pipa, sehingga berpotensi menyumbat saluran dengan cepat. Apalagi jika dicampur dengan minyak dan sisa makanan lainnya, pipa bisa mengalami penyumbatan yang parah.

Cara terbaik adalah dengan mengumpulkan sisa nasi dan makanan sejenis ke dalam wadah sampah organik. Jika memungkinkan, kamu juga bisa mengolahnya menjadi pakan ternak atau kompos. Mengurangi kebiasaan membuang karbohidrat ke saluran air bisa memperpanjang usia pipa dan menghindarkan kamu dari biaya perbaikan saluran yang mahal.

4. Kulit dan sisa buah-buahan

ilustrasi sampah buah (pexels.com/deane)

Sisa kulit buah seperti jeruk, pisang, mangga, dan sebagainya memang bersifat organik, tetapi teksturnya yang berserat dan tebal tidak mudah hancur dalam saluran pembuangan. Jika dibuang ke saluran air, kulit buah bisa tersangkut dan menyumbat aliran air. Lebih buruk lagi, tumpukan sisa ini bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan sumber bau tak sedap.

Daripada dibuang sembarangan, kulit buah bisa dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai bahan kompos. Jenis kulit buah tertentu juga bisa digunakan sebagai bahan pembersih alami atau pewangi rumah tangga, seperti kulit jeruk yang bisa direbus untuk menghasilkan aroma segar. Mengelola limbah buah dengan baik adalah cara sederhana menjaga kelestarian lingkungan.

5. Potongan tulang hewan

ilustrasi sampah tulang (pexels.com/deane)

Banyak yang menganggap potongan tulang kecil atau duri ikan tidak berbahaya jika dibuang ke wastafel. Namun, benda keras seperti ini bisa menggores dinding pipa atau tersangkut di lekukan saluran, menyebabkan penyumbatan atau bahkan kerusakan mekanis pada sistem pembuangan. Tulang dan duri juga tidak mudah hancur dalam proses pengolahan limbah.

Sebaiknya, tulang dan duri ikan dibuang ke tempat sampah organik atau digunakan untuk membuat kaldu terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang. Jika rumahmu memiliki sistem kompos, kamu juga bisa menghancurkan tulang menjadi bagian kecil untuk dicampurkan dalam proses tersebut. Dengan cara ini, kamu mengurangi limbah dan mencegah kerusakan saluran pipa.

Menjaga saluran pembuangan tetap bersih dan lancar bukan hanya tentang mencuci piring dengan benar, tapi juga soal kebiasaan membuang sampah dapur secara bijak. Lima jenis sampah di atas adalah contoh umum yang seringkali disepelekan namun bisa berdampak besar pada saluran air rumahmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us