10 Penggunaan Kata Sambung dalam Bahasa Jawa yang Perlu Kamu Ketahui

Kata sambung atau konjungsi merupakan kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Dalam bahasa Jawa kata sambung disebut dengan tembung panggandheng.
Sama halnya bahasa Indonesia, dalam bahasa Jawa pun memiliki kata penghubung sesuai dengan fungsinya masing-masing. Misalnya kata hubung yang dipakai untuk menyatakan urutan disebut “banjur” atau “lajeng”. Selain itu ada beberapa macam konjungsi dalam bahasa Jawa, berikut ini penjelasannya.
1. Atau merupakan kata hubung yang bertujuan untuk memilih, dalam bahasa Jawa disebut "utawi"

2. Kata sambung untuk menjelaskan urutan dalam bahasa Jawa merupakan "banjur" atau "lajeng"

3. "Amarga" ataupun "jalaran" merupakan kata hubung untuk menyatakan sebab akibat dalam bahasa Jawa

4. Seperti merupakan kata hubung yang bertujuan untuk menyatakan perbandingan. Kalau dalam bahasa Jawa adalah "kaya"

5. Sedangkan kata hubung dan dalam bahasa Jawa merupakan "lan", "karo", "sarta"

6. Kata hubung yang bertujuan untuk menyatakan waktu dalam bahasa Jawa yaitu "nalika", "sak uwise", "sadurunge"

7. Kalau adalah kata hubung yang menyatakan syarat. Dalam bahasa Jawa merupakan "menawa", "yen"

8. Tetapi merupakan kata hubung menyatakan pertentangan yang sering disebut "nanging" dalam bahasa Jawa

9. Mirip dengan bahasa Indonesia, kata hubung yaitu dalam bahasa Jawa merupakan "yaiku"

10. Kata penghubung untuk menyatakan sasaran adalah untuk, kalau dalam bahasa Jawa disebut "kanggo"

Itulah sepuluh macam konjungsi atau kata sambung bahasa Jawa. Untuk yang sedang belajar bahasa Jawa bisa memulai mempelajari penjelasan di atas biar makin fasih dalam berbicara bahasa Jawa.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.