10 Perbedaan Tes JLPT dan JFT-Basic, Bukan Hanya Soal Biaya

- JLPT dan JFT-Basic adalah ujian sertifikasi kemampuan bahasa Jepang yang berbeda tujuan, fokus, dan penyelenggaraannya.
- JLPT ditujukan untuk konteks akademik dan profesional, sedangkan JFT-Basic lebih fokus pada komunikasi sehari-hari di tempat kerja.
- JLPT memiliki 5 level ujian dengan pembagian biaya bervariasi, sementara JFT-Basic tidak memiliki level dan biaya ujian Rp550.000.
Bagi kamu yang berencana bekerja ataupun melanjutkan studi di Jepang, mempunyai sertifikat kemampuan bahasa Jepang ialah langkah penting yang tidak boleh dilewatkan. Dua jenis ujian sertifikasi yang paling populer adalah JLPT (Japanese-Language Proficiency Test) dan JFT-Basic (Japan Foundation Test for Basic Japanese). Keduanya memang dirancang untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang, tetapi fokus dan tujuannya berbeda.
Walaupun sama-sama bertujuan mengukur kemampuan bahasa Jepang, ternyata ada banyak perbedaan mendasar antara JLPT dan JFT-Basic. Mulai dari tujuan, struktur ujian, hingga biaya yang harus dikeluarkan, keduanya menawarkan keunikan tersendiri. Yuk, simak 10 perbedaan tes JLPT dan JFT-Basic supaya kamu bisa memilih ujian yang paling sesuai dengan kebutuhanmu!
1. Tujuan ujian

JLPT bertujuan untuk menilai kemampuan bahasa Jepang secara umum, khususnya dalam konteks akademik dan profesional. Ujian ini dirancang untuk memastikan bahwa peserta memiliki kemampuan memadai dalam berkomunikasi di Jepang. Sertifikat JLPT diakui secara internasional dan sering menjadi salah satu persyaratan untuk melanjutkan pendidikan atau melamar pekerjaan di perusahaan Jepang.
Di sisi lain, JFT-Basic bertujuan untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang dalam konteks komunikasi sehari-hari, khususnya bagi mereka yang bekerja di Jepang dengan visa Tokutei Ginou atau Specified Skilled Worker (SSW). Ujian ini lebih fokus pada kemampuan praktis yang diperlukan untuk beradaptasi dengan kehidupan dan rutinitas kerja di Jepang.
2. Penyelenggara ujian

JLPT diselenggarakan oleh The Japan Foundation bekerja sama dengan Japan Educational Exchanges and Services (JEES). Kedua lembaga tersebut mempunyai reputasi internasional sebagai penyedia tes kemampuan bahasa Jepang terkemuka dan bertanggung jawab atas pengembangan serta pengelolaan ujian secara global.
Sebaliknya, JFT-Basic sepenuhnya diselenggarakan oleh Japan Foundation sebagai bagian dari program pendukung pekerja asing melalui visa Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW). Fokus lembaga ini ialah memastikan pekerja asing dapat beradaptasi dengan bahasa Jepang dan menjalani rutinitas bekerja di Jepang dengan lancar.
3. Target ujian

Target peserta JLPT mencakup pelajar, mahasiswa, dan profesional yang ingin menunjukkan kemampuan bahasa mereka dalam konteks akademik atau profesional. Ujian ini cocok bagi mereka yang berencana melanjutkan studi di universitas atau bekerja di perusahaan Jepang. Oleh karena itu, JLPT lebih dikenal di kalangan institusi pendidikan dan perusahaan sebagai standar pengukuran kompetensi berbahasa Jepang.
Sementara itu, JFT-Basic ditujukan khusus untuk pekerja asing yang akan tinggal dan bekerja di Jepang. Ujian ini dirancang untuk membantu peserta berkomunikasi dengan baik dalam situasi sehari-hari di tempat kerja. Dengan fokus pada kebutuhan praktis, JFT-Basic menjadi pilihan ideal bagi mereka yang ingin mempersiapkan diri sebelum berangkat ke Jepang. Tes juga terbuka untuk individu yang ingin menguji kemampuan bahasa Jepang mereka dalam komunikasi sehari-hari, bukan hanya terbatas pada pekerja dengan visa SSW.
4. Kelayakan peserta

JLPT tidak membatasi usia atau kewarganegaraan peserta. Kendati penyelenggaraannya ditujukan kepada penutur asing, ujian ini terbuka untuk siapa saja yang ingin mengukur kemampuan bahasa Jepang mereka, termasuk orang Jepang itu sendiri.
Di sisi lain, JFT-Basic ditujukan untuk orang asing yang bahasa ibunya bukan bahasa Jepang. Untuk WNI, minimal berusia 18 tahun berdasarkan kalender Barat pada tanggal ujian. Apabila mengikuti ujian di Jepang, peserta harus memiliki status tinggal, termasuk visa tinggal jangka pendek.
5. Kriteria level

JLPT mempunyai lima level ujian yakni, N5, N4, N3, N2, dan N1. Level N5 adalah yang paling dasar, sementara N1 adalah tingkat tertinggi dengan materi yang sangat kompleks. Rentang level ini memberikan gambaran jelas tentang kefasihan bahasa Jepang seseorang berdasarkan standar internasional.
Sementara itu, JFT-Basic tidak memiliki pembagian level seperti JLPT. Ujian ini lebih fokus pada kemampuan praktis dalam komunikasi sehari-hari dengan skala yang mengacu pada A2 dari JF Standard for Japanese-Language Education, yang setara dengan level N4 pada JLPT.
6. Metode ujian

JLPT menggunakan metode ujian berbasis kertas dengan soal pilihan ganda. Peserta diharuskan mengisi lembar jawaban secara manual yang kemudian akan diperiksa untuk menilai kemampuan mereka dalam memahami dan menggunakan bahasa Jepang dalam berbagai konteks. Tes ini mengukur tidak hanya kemampuan gramatikal, tetapi juga pemahaman mendalam terhadap teks-teks yang lebih kompleks.
Sebaliknya, JFT-Basic menerapkan Computer-Based Testing (CBT) dengan soal pilihan ganda. Peserta mengerjakan soal langsung melalui komputer dengan waktu yang terbatas untuk menjawab setiap soal. Keunggulan CBT ialah kemudahan akses dan efisiensi dalam proses ujian serta kemampuan untuk memberikan umpan balik secara langsung setelah ujian selesai.
7. Frekuensi ujian

JLPT diselenggarakan dua kali setahun, yaitu pada bulan Juli dan Desember, dan ujian ini diadakan secara serentak di seluruh dunia pada tanggal yang sama. Hal ini memberikan kesempatan terbatas bagi peserta untuk mengikuti ujian dalam setahun, sehingga persiapan yang matang sangat diperlukan. Untuk jadwal pendaftaran ujian Desemberr bisa kamu nantikan pada situs web resmi JLP Indonesia.
Sementara itu, JFT-Basic diselenggarakan enam kali setahun, dengan ujian yang diadakan pada tanggal-tanggal tertentu di masing-masing negara. Frekuensi ujian yang lebih sering memberikan fleksibilitas lebih bagi peserta untuk memilih waktu yang sesuai dengan kesiapan mereka. Kamu bisa mengecek jadwal ujian dan melakukan reservasi pada laman Prometric.
8. Lokasi ujian

Lokasi JLPT diadakan di berbagai lokasi yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan 14 kota yang menjadi tempat pelaksanaan ujian. Peserta dapat mengikuti ujian di pusat-pusat ujian yang telah ditentukan, antara lain Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Padang, Denpasar, Manado, Malang, Semarang, Makassar, Palembang, Cirebon, dan Bogor.
Sertifikasi JFT-Basic di Indonesia diselenggarakan oleh Prometric dengan kota yang lebih sedikit dibanding JLPT, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, Semarang, Denpasar, dan Manado. Peserta dapat memilih lokasi ujian yang paling nyaman dan sesuai dengan jadwal ujian yang tersedia di situs resmi Prometric untuk JFT-Basic.
Lokasi ujian dapat berubah setiap tahunnya sehingga penting untuk selalu mengecek daftar lokasi dan detail alamat tempat pelaksanaan ujian yang tersedia di situs resmi JLPT Indonesia maupun Prometric.
9. Biaya ujian

JLPT memiliki biaya yang bervariasi tergantung pada level ujian yang diambil. Berikut rincian biaya untuk masing-masing level di Indonesia:
- N1: Rp280.000
- N2: Rp250.000
- N3: Rp220.000
- N4: Rp180.000
- N5: Rp150.000
Perlu diperhatikan bahwa biaya-biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu, dan mungkin ada biaya administrasi tambahan tergantung pada metode pembayaran yang dipilih. JLPT hanya menggunakan sistem pembayaran otomatis melalui Virtual Account yang bisa diakses lewat ATM Bersama atau QRIS/e-wallet.
JFT-Basic, di sisi lain, mempunyai biaya ujian sebesar Rp550.000 untuk level A2 di Indonesia. Pembayaran yang diterima ialah melalui kartu kredit, debit, kartu prabayar (Mastercard dan VISA), serta dompet elektronik dengan catatan nama yang muncul untuk tujuan transfer bisa berbeda dari Prometric. Seperti JLPT, biaya ini juga bisa berubah dan berlaku untuk seluruh lokasi ujian di Indonesia.
10. Pengumuman hasil ujian

Hasil JLPT dapat diakses secara daring sekitar dua bulan setelah ujian dengan memasukkan nomor ujian dan kode sandi di situs resmi. Pemberitahuan kelulusan biasanya dikirim tiga bulan setelah ujian berlangsung. Kemudian untuk laporan nilai dan sertifikat dapat diambil di panitia lokal pada akhir Oktober (untuk periode Juli) atau pada Maret—April (untuk periode Desember).
Sedangkan pada JFT-Basic, hasil akan langsung muncul di layar komputer setelah ujian selesai. Dalam waktu lima hari kerja, peserta dapat mengakses Notifikasi Hasil Penilaian melalui situs web reservasi untuk melihat skor keseluruhan. Notifikasi ini juga menyajikan persentase jawaban yang benar di setiap bagian, memberi gambaran tentang kemampuan peserta.
Sebelum memutuskan mengikuti ujian, ketahui terlebih dahulu perbedaan tes JLPT dan JFT-Basic. Dengan persiapan yang matang dan pemilihan ujian yang tepat, kamu bisa peroleh hasil terbaik. Semangat belajar dan semoga sukses!