10 Tips Bikin CV Akademik yang Keren untuk Apply Beasiswa Luar Negeri

Melanjutkan studi ke luar negeri dengan beasiswa masih menjadi impian bagi banyak orang. Namun, proses untuk mendapatkan beasiswa bisa dibilang bukan hal yang mudah.
Salah satu hal penting yang menjadi perhatian penyeleksi beasiswa adalah CV akademik kita. CV akademik yang tepat dan menarik merupakan kunci untuk membuka pintu beasiswa yang diinginkan. Tapi, bagaimana caranya agar CV kita tampil keren dan menonjol di antara ratusan bahkan ribuan pelamar beasiswa yang lainnya?
Berikut ini 10 tips untuk membuat CV akademik yang gak hanya informatif, namun juga menarik di mata penyeleksi beasiswa. Apa saja, ya?
1. Fokus pada pencapaian akademik

Bagian pendidikan formal menjadi elemen paling penting dalam CV akademik. Sebutkan tanggal masuk dan lulus, institusi pendidikan, jurusan yang diambil, serta IPK kita. Sertakan juga judul penelitian skripsi kita.
Apabila ada, tuliskan juga penghargaan akademik yang pernah kita peroleh, misalnya jika kita pernah mendapatkan beasiswa sebelumnya atau memenangkan lomba akademik. Hal ini bisa memperkuat aplikasi kita. Pemberi beasiswa akan menilai seberapa serius komitmen kita untuk mengejar prestasi dalam bidang akademik.
2. Sertakan pengalaman penelitian

Kalau kita punya pengalaman penelitian yang relevan dengan program studi yang kita tuju, ini harus ada dalam CV akademik yang kita buat. Jelaskan proyek penelitian yang telah atau sedang kita kerjakan, topik penelitian, serta kontribusi spesifik kita dalam penelitian tersebut.
Kalau riset kita telah dipublikasikan di jurnal ilmiah atau penerbit buku, cantumkan juga untuk menambah kredibilitas. Sebutkan nama pengarang, tahun pencipta, jurnal atau penerbitnya, serta volume dan nomor penerbitan.
Menunjukkan keterlibatan dalam penelitian menunjukkan bahwa kita punya kemampuan untuk melakukan penelitian. Hal ini juga akan membuat kita dianggap mampu berkontribusi dalam penelitian lebih lanjut di program yang kita pilih. Jika kita ingin mengambil program S2 atau S3 ke luar negeri terutama program by research, pengalaman penelitian tentu akan sangat dilihat oleh pemberi beasiswa.
3. Sertakan pengalaman kerja atau magang yang relevan

Kalau kita punya pengalaman kerja atau magang yang relevan dengan bidang studi yang akan dituju, maka hal ini dapat disertakan ke dalam CV akademik kita. Contohnya, pengalaman kerja sebagai asisten peneliti di laboratorium bioteknologi dapat menjadi poin plus bagi kandidat yang melamar beasiswa dengan bidang tujuan bioteknologi. Pengalaman kerja tersebut bisa menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan praktis yang mendukung tujuan akademik dan riset yang ingin kita kejar.
Jika belum memiliki pengalaman kerja penuh waktu, kita juga bisa menyertakan pengalaman kerja paruh waktu yang pernah kita lakukan selama kuliah yang menunjukkan keterampilan teknis dan analitis kita. Namun ingat, baiknya masukkan pengalaman yang relevan dengan bidang studi tujuan saja agar CV kita tetap terlihat ringkas.
4. Cantumkan keterampilan khusus yang kita miliki

Berbagai keterampilan yang kita miliki, hard skills maupun soft skills yang relevan dengan program studi tujuan bisa juga kita cantumkan. Berbagai keterampilan ini bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi pelamar beasiswa.
Contoh hard skills adalah penguasaan perangkat lunak tertentu (misalnya, SPSS untuk penelitian atau alat desain grafis untuk jurusan kreatif) yang relevan dengan bidang studi yang kita tuju. Contoh hard skills lainnya adalah keterampilan menjalankan prosedur laboratorium tertentu.
Jangan lupa sertakan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, atau kemampuan manajemen waktu. Jangan lupa untuk memberikan contoh konkret dari pengalaman kita yang menunjukkan penggunaan soft skills tersebut sebagai bukti bahwa kita memang memiliki keterampilan tersebut dan bukan asal klaim.
5. Bila ada, cantumkan pendidikan informal atau sertifikasi yang relevan

Selain pengalaman pendidikan formal, kita juga bisa menunjukkan komitmen terhadap pengembangan diri melalui kursus atau sertifikasi yang relevan dengan bidang studi tujuan.
Kita bisa memanfaatkan berbagai platform pembelajaran online seperti Coursera, edX, Udemy, dan lain sebagainya yang memudahkan kita untuk mengikuti kursus secara daring, di mana hal ini bisa memperkaya pengetahuan dan keterampilan kita.
Kursus dan sertifikasi ini menunjukkan bahwa kita proaktif dalam mengembangkan diri dan memperdalam pengetahuan dan keterampilan di luar ruang kelas. Gak sedikit pemberi beasiswa luar negeri yang menyukai pelamar yang memiliki motivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Hal ini juga memberi kesan bahwa kita siap untuk menghadapi tantangan akademik di luar negeri dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas.
6. Tulis ringkasan profil yang padat dan jelas

Di bagian awal CV akademik, kita bisa menambahkan ringkasan profil yang menjelaskan siapa kita dan apa tujuan akademik serta karier kita. Ringkasan ini gak perlu panjang, cukup 2-3 kalimat yang menjelaskan latar belakang pendidikan dan pekerjaan serta motivasi kita untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Tujuan dari ringkasan ini adalah supaya pemberi beasiswa bisa langsung menangkap inti dari tujuan dan motivasi kita.
Pastikan untuk menekankan hal-hal yang membuat kita unik dan berbeda dari kandidat lainnya, misalnya minat dan pengalaman riset, pengalaman internasional, atau prestasi akademik yang relevan. Gunakan bahasa yang sederhana, namun tetap menunjukkan ambisi dan tekad kita untuk terus berkembang di bidang keilmuan yang kita geluti.
7. Cantumkan referensi atau rekomendasi yang kuat

Apabila memungkinkan, tambahkan bagian referensi atau rekomendasi ke dalam CV akademik kita. Referensi bisa menjadi nilai plus yang sangat berpengaruh dalam proses seleksi beasiswa, lho!
Referee bisa dosen atau atasan kita yang bisa memberikan gambaran lebih lanjut tentang kualitas akademik dan pribadi kita. Pastikan orang yang memberikan rekomendasi mengenal kita dengan baik dan bisa memberikan testimonial yang positif dan kredibel mengenai kemampuan dan potensi kita.
Di CV, cukup sebutkan nama, posisi, alamat, dan nomor kontak referee di CV. Referee ini bisa 1 atau lebih orang. Oh iya, sebelum memasukkan nama referee ke dalam CV, jangan lupa menghubungi orang tersebut terlebih dahulu untuk meminta izin.
8. Perhatikan desain CV

Poin lain yang perlu diperhatikan adalah desain CV. Pastikan CV yang kita buat sesuai dengan template yang diminta oleh pihak pemberi beasiswa. Beberapa beasiswa mensyaratkan template CV tertentu yang harus diikuti. Misalnya, beasiswa Erasmus+ meminta kandidat membuat CV dengan format Europass.
Namun jika pemberi beasiswa gak mensyaratkan template tertentu, gunakan desain yang sederhana. Gak perlu membuat CV yang berwarna warni atau penuh warna.
Pastikan CV yang kita buat rapi dan mudah dibaca. Kita bisa menggunakan font yang mudah dibaca, seperti Times New Roman atau Arial. Kita juga bisa menggunakan bullet point untuk menjelaskan berbagai informasi penting secara singkat dan padat.
9. Lakukan proofreading untuk mengecek kesalahan penulisan

Setelah CV jadi, jangan lupa untuk melakukan proofreading. Langkah ini penting untuk memeriksa kesalahan penulisan (typo) dan mengganti bahasa gak baku menjadi bahasa baku menurut KBBI. Kesalahan lain seperti kesalahan penggunaan tanda baca juga akan diperiksa melalui proofreading. Jika kita menulis CV dalam bahasa Inggris, proofreading juga diperlukan untuk memeriksa ada tidaknya kesalahan grammar.
Kesalahan penulisan dan grammar mungkin terdengar sepele. Namun karena CV adalah representasi diri diri kita, maka kesalahan sekecil apapun sebaiknya kita hindari. Dengan demikian, proofreading menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Kita bisa melakukan proofreading dengan jasa profesional. Saat ini, sudah banyak penawaran jasa proofreading terpercaya dengan harga terjangkau. Kita juga bisa melakukan proofreading dengan bantuan dosen atau teman yang kita anggap mampu melakukan proofreading.
10. Meminta umpan balik

Hal lain yang gak kalah penting adalah meminta umpan balik atau feedback kepada mentor kita atau orang lain yang kita percaya, misalnya dosen atau teman yang sudah pernah mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Umpan balik penting untuk memastikan isi CV kita komprehensif dan sesuai dengan tujuan beasiswa.
Mengikuti tips-tips di atas dalam membuat CV akademik bisa meningkatkan peluang kita untuk lolos beasiswa ke luar negeri. Ingat, CV bukan sekadar daftar prestasi, namun juga gambaran dari siapa kita dan apa yang ingin kita capai di masa mendatang.
Jangan malas untuk meng-update CV secara berkala. Pastikan setiap elemen yang ada di dalamnya mencerminkan kualitas serta potensi terbaik kita. Meskipun demikian, kita harus tetap menulis setiap informasi yang ada di dalam CV secara jujur.
Semoga tips-tips di atas bisa membantu kita dalam membuat CV akademik yang kece dan bisa mengantarkan kita untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Selamat mencoba dan semoga sukses!