Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

16 November Hari Angklung Sedunia: Sejarahnya

Ilustrasi angklung (pixabay.com/mufidpwt)

Hari Angklung Sedunia diperingati setiap tanggal 16 November sejak diresmikan oleh UNESCO tahun 2010. Alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Barat ini telah diakui dunia sebagai warisan budaya takbenda yang harus dilestarikan dan dijaga. 

Lantas, bagaimana sejarah Hari Angklung Sedunia hingga diterima oleh UNESCO sebagai aset budaya ini? Scroll sampai habis, ya!

1. Sejarah angklung di Indonesia

alat musik angklung (pixabay.com/triyugowicaksono)

Di Indonesia, angklung punya kisah sejarah yang cukup panjang. Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu ini berasal dari Jawa Barat dan akan bunyi jika digoyangkan.

Dilansir situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia, angklung diambil dari kata "angka" dan "lung". Angka berarti nada yang hilang, oleh karena itu nada yang berada dalam angklung terdiri empat nada saja. Sedangkan lung berarti pecah.

Angklung diketahui sudah ada sejak zaman Kerajaan Sunda. Bahkan dipercaya hadir 400 tahun lalu di Jawa Barat, yaitu ketika penduduk desa percaya bahwa suara bambu bisa mengundang Dewi Sri (Dewi Padi dan Kemakmuran) turun ke bumi.

Alat musik bambu ini terdiri dari dua sampai empat tabung yang dirangkai menjadi satu menggunakan tali rotan. Tabung tersebut diukir secara detail dan dipotong untuk menghasilkan nada tertentu saat digoyangkan atau dimainkan.

Cara membunyikan angklung adalah dengan memposisikan tangan kiri utnuk mengantung angklung, sedangkan tangan kanan bertugas untuk membunyikannya. Biasanya, angklung dimainkan oleh satu orang bahkan hingga ratusan orang.

2. Penetapan Hari Angklung Sedunia oleh UNESCO

Ilustrasi Pembuatan Alat Musik Tradisional asal Jawa Barat, Angklung (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Penetapan 16 November sebagai Hari Angklung Sedunia berdasarkan tanggal diakuinya angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan asal Indonesia oleh UNESCO. Tepatnya pada tanggal 16 November 2010. Berarti, peringatan ini sudah 12 tahun berjalan.

Awalnya, UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB mengadakan pertemuan Fifth Session of the Intergovernmental Committee (5.COM) pada 15-19 November 2010 di Nairobi, Kenya. Di sana, Indonesia mengusulkan angklung untuk menjadi anggota dari warisan budaya tersebut.

Ternyata, usul tersebut diterima dan angklung Indonesia memenuhi syarat dan ketentuan untuk diakui sebagai warisan budaya. Sejak saat itulah peringatan Hari Angklung Sedunia dirayakan tiap tanggal 16 November.

3. Alasan diakui oleh UNESCO

ilustrasi UNESCO (dok. Center of Human Rights in Iran)

Seperti yang telah dijelaskan di atas, UNESCO menyetujui angklung sebagai warisan budaya bukan tanpa alasan. Organisasi dunia itu menilai alat musik dari bambu ini memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

  1. Angklung Indonesia dan musiknya merupakan identitas budaya masyarakat Jawa Barat yang mampu menunjukkan nilai-nilai kerja sama tim, disiplin, dan saling menghormati.
  2. Angklung dapat berkontribusi pada kesadaran yang besar tentang pentingnya warisan budaya takbenda. 
  3. Pencalonan angklung menunjukkan partisipasi luas masyarakat baik dalam hal pengamanan maupun konsultasi formal.
  4. Angklung termasuk dalam daftar aset nasional yang dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, serta beberapa daftar khususnya dikelola oleh universitas dan paguyuban angklung.
  5. Langkah-langkah pengamanan diusulkan, mencakup kerja sama antara pelaku dan pihak berwenang dalam berbagai tingkatan untuk mempuk transmisi pengaturan formal dan nonformal, mengatur pertunjukan, serta mendorong keahlian membuat angklung atau usaha bambu lainnya.

4. Cara memperingati Hari Angklung Sedunia

main angklung (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Untuk merayakan Hari Angklung Sedunia setiap 16 November, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan. Misalnya dengan menyebarkan informasi tentang Hari Angklung Sedunia di media sosial atau mempelajari budaya angklung hingga memainkannya.

Kamu pun bisa langsung mengunjungi Saung Angklung Udjo di Bandung, Jawa Barat jika tertarik untuk mempelajarinya secara langsung. Tempat tersebut telah berdiri sejak tahun 1966 sebagai sanggar seni dan kini berkembang menjadi tempat wisata edukasi yang memperlihatkan berbagai kesenian Sunda, terutama pertunjukan angklung.

Itulah informasi terkait sejarah Hari Angkung Sedunia yang diakui oleh UNESCO sejak tahun 2010. Dengan adanya peringatan ini, diharapkan alat musik tradisional akan selalu terjaga kelestariannya dan dikenal masyarakat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Seo Intern IDN Times
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us