Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Mahasiswa Menyesal Masuk Jurusan Sosiologi, Kamu Juga?

ilustrasi lulusan perguruan tinggi (pexels.com/Davis Sanchez)

Tidak jarang para mahasiswa menemui momen penyesalan terkait pilihan jurusan mereka. Ini yang membuat banyak dari mereka mencoba pindah jurusan. Bahkan, tidak sedikit yang sampai rela mengikuti tes masuk perguruan tingi lagi. Keputusan memilih jurusan memang langkah besar yang dapat membawa dampak jangka panjang dalam karier dan kehidupan seseorang.

Dari sekian banyak mahasiswa yang salah pilih jurusan, Ilmu Sosiologi menjadi salah satunya. Mahasiswa yang merasa menyesal sering kali mengalami adanya perbedaan antara ekspektasi awal mereka dan realitas di lapangan.

Jurusan Sosiologi yang memberikan wawasan tentang masyarakat, terkadang tidak memenuhi harapan mahasiswa. Kira-kira berikut ini beberapa alasan paling umum mengapa seorang mahasiswa menyesal masuk jurusan Sosiologi.

1. Peluang karier terbatas dan tingginya persaingan

ilustrasi lulusan perguruan tinggi (pexels.com/Emily Ranquist)

Mahasiswa Sosiologi mungkin merasa menyesal karena merasakan batasan peluang karier setelah lulus. Persepsi ini bisa timbul dari anggapan bahwa jurusan Sosiologi sering kali membutuhkan pendidikan lebih lanjut untuk membuka pintu ke berbagai peluang karier. Apalagi kurangnya spesifikasi pekerjaan yang secara eksklusif membutuhkan latar belakang Sosiologi.

Mahasiswa Sosiologi juga harus bersaing dengan lulusan dari jurusan lain. Terkadang keterampilan yang mereka miliki juga tidak cukup membedakan mereka dari pesaing. Mahasiswa yang tidak merasa memiliki keunggulan tertentu mungkin merasa kesulitan untuk memasuki dan bersaing dalam lingkungan profesional.

2. Susahnya memahami teori Sosiologi yang banyak dan beragam

ilustrasi orang belajar (pexels.com/Andrea Piacqadio)

Mahasiswa sering kali dihadapkan pada tantangan memahami beragam teori Sosiologi yang kompleks dan kadang-kadang saling bertentangan. Kurikulum yang mencakup berbagai perspektif seperti fungsionalisme, konflik, interaksionisme simbolik, dan teori-teori lain dapat membingungkan bagi beberapa mahasiswa.

Menyelami teori-teori tersebut memerlukan dedikasi dan waktu yang untuk memahami konsep abstrak dan kerangka kerja analitisnya. Mahasiswa yang merasa kesulitan menguasai berbagai teori Sosiologi mungkin mengalami tingkat stres dan kelelahan yang tinggi. Ini yang menjadi salah satu faktor penyebab mahasiswa Sosiologi merasa salah jurusan.

3. Tidak semudah perkiraan orang

ilustrasi belajar di kelas (pexels.com/Pixabay)

Sebagian besar orang mungkin memiliki persepsi bahwa jurusan Sosiologi adalah ilmu yang mudah dipelajari secara akademis. Namun, mahasiswa Sosiologi sering menemukan bahwa realitas yang terjadi dari ekspektasi tersebut. Materi pembelajaran yang melibatkan analisis mendalam sering kali memerlukan pemahaman konsep-konsep kompleks.

Kesulitan memahami mata kuliah Sosiologi dapat menjadi bumerang, terutama bagi mereka yang awalnya menganggap jurusan ini sebagai pilihan yang lebih mudah. Mahasiswa mungkin merasa terkejut oleh tingkat kompleksitas materi yang diperlukan untuk berhasil menavigasi kurikulum Sosiologi.

4. Stigma jurusan Sosiologi kurang prestise

ilustrasi orang belajar di kelas (pexels.com/Ivan Samkov)

Tidak sedikit orang yang berpersepsi bahwa Sosiologi tidak setara dengan jurusan lain yang dianggap lebih "prestisius" atau "bergengsi". Terkadang mahasiswa Sosiologi mengalami perlakuan seperti kurang dihargai atau merasa dipandang remeh. Apalagi dalam konteks akademis atau pekerjaan yang mungkin menambah citra kurang positif terhadap jurusan mereka.

Mahasiswa mungkin merasa terpinggirkan atau merasa bahwa keputusan mereka memilih jurusan Sosiologi tidak sebanding dengan upaya yang telah mereka berikan. Rasa menyesal dapat muncul ketika mereka menyadari bahwa prestise jurusan Sosiologi dapat memengaruhi pandangan orang terhadap kompetensi dan nilai profesional mereka.

5. Pendapatan awal yang relatif rendah

ilustrasi orang bekerja (pexels.com/LinkedIn Sales Navigator)

Banyak lulusan Sosiologi menyesal saat menyadari bahwa rata-rata pendapatan awal mereka terbilang relatif rendah dibandingkan dengan jurusan lain. Kebanyakan dari kita menginginkan stabilitas finansial lebih cepat. Investasi waktu dan usaha yang telah mereka tanamkan dalam menyelesaikan studi Sosiologi tidak sebanding dengan imbalan yang diharapkan.

Perbedaan signifikan dalam pendapatan awal antara lulusan Sosiologi dengan lulusan bidang lain ini yang membuat mahasiswa ingin mengganti jurusannya. Mereka merasa bahwa pilihan jurusan Sosiologi tidak memberikan keunggulan finansial yang diharapkan terutama dalam fase awal karier.

Penyesalan selalu datang di akhir seperti halnya para mahasiswa yang merasa salah pilih jurusan. Meski sering membuat mahasiswa menyesal, Ilmu Sosiologi sangat menarik untuk dipelajari terutama mereka yang ingin memahami masyarakat. Kalau kamu sendiri sedang dalam fase merasa salah jurusan gak, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Emma Kaes
EditorEmma Kaes
Follow Us