5 Bacaan Seru Setelah Tamat Membaca Series Before the Coffee Gets Cold

Terbit dalam bentuk seri, Before the Coffee Gets Cold atau yang terbit di Indonesia dengan judul Funiculi Funicula jelas punya basis penggemar besar. Membacanya memang bikin hati adem. Apalagi koleksi kutipannya yang menggelitik buat ditandai. Rasanya susah buat pindah ke lain hati.
Bila kebetulan kamu sudah menamatkan keempat bukunya, tak ada salahnya untuk mencoba judul-judul lain, nih. Sambil menunggu kabar soal seri berikutnya, kamu bisa coba tilik lima judul di bawah ini. Semuanya masih mengusung tema serupa, siap jadi teman ngopi dan bersantai di hari Minggu.
1. Days at Morisaki Bookshop

Kalau Before the Coffee Gets Cold berlatar di kafe, Days at Morisaki Bookshop akan membawamu masuk ke surga pecinta buku. Takako, sang lakon adalah perempuan 20-an yang baru saja putus cinta dan kehilangan pekerjaannya.
Pamannya kemudian menawarinya bekerja di toko buku milik keluarga mereka. Tanpa disadari, toko buku ini membantu Takako menemukan dirinya dan masa depannya. Ini tipe bacaan ringan yang menentramkan hati.
2. The Nakano Thrift Shop

Mirip dengan novel di poin pertama, The Nakano Thrift Shop berlatar di sebuah toko barang antik dan lakonnya siapa lagi kalau bukan para pegawainya. Mulai dari pemiliknya Pak Nakano dan saudari kandungnya, Masayo. Ditambah dua karyawannya Hitomi dan Takeo. Cerita keempatnya ditulis lewat sudut pandang Hitomi sebagai narator dengan kata ganti orang pertama. Khas novel-novel Jepang, deh.
3. A Tale for the Time Being

A Tale for the Time Being adalah tipe buku dengan dua narator. Narator pertama adalah seorang perempuan yang menemukan lembaran buku harian sisa tsunami Jepang tahun 2011 lalu. Lalu yang kedua adalah Nao, bocah kecil yang menemukan penghiburan atas masalahnya di sekolah dari buku harian neneknya.
Meski terpisah jarak dan waktu, cerita keduanya akan saling bertautan. Ruth Ozeki tak pernah gagal meramu cerita yang kuat di unsur kemanusiaannya, deh!
4. The Guest Cat

The Guest Cat adalah novel bersahaja yang berkutat pada kehidupan pasangan suami istri di Tokyo. Meski sama-sama bekerja dari rumah, keduanya jarang berinteraksi dan hubungan mereka terus merenggang. Sampai seekor kucing datang secara rutin ke rumah mereka dan mengubah hidup suami istri tersebut.
5. Weasels in the Attic

Ada tiga cerita yang saling terhubung dalam buku Weasels in the Attic. Semuanya mengangkat satu tema sama, yakni esensi menjadi ibu di Jepang yang ketimpangan gendernya cukup kuat.
Menariknya, beda dengan kebanyakan novel soal motherhood yang beredar di pasaran, Oyamada menggunakan perspektif laki-laki di novel tersebut. Weasels in the Attic adalah salah satu novel yang inovatif dan bisa memantik diskusi.
Itulah keunggulan buku. Selesai baca satu, kamu masih punya banyak opsi lain untuk dilahap. Cerita dan perspektifnya pun beragam, akhir pekanmu tak bakal sepi lagi setelah mengenal buku.
Jika kamu sudah menamatkan series Before the Coffee Gets Cold, tak ada salahnya untuk membaca salah satu dari lima rekomendasi di atas. Bisa temani waktu bersantaimu, deh!