5 Buku dengan Narator Bukan Manusia, Perspektif yang Unik

Saat baca buku, manusia adalah narator yang paling sering kamu temukan, kan? Hanya ada beberapa buku yang berani memakai narator selain manusia.
Salah satunya The Book Thief karya Markus Suzak yang menggunakan malaikat pencabut nyawa sebagai pembaca narasi utama. Keputusan Suzak ternyata berdampak baik untuk performa pemasaran bukunya.
Formula semacam ini tidak hanya dilakukan Suzak. Sepanjang sejarah, sudah tak terhitung berapa novel yang ditulis dengan karakter bukan manusia. Ini adalah sebuah inovasi yang menyegarkan.
Buat yang sedang mengalami reading slump, lima buku dengan narator nonmanusia berikut bisa jadi obatnya.
1. Glory

Membaca Glory akan mengingatkanmu pada Animal Farm karya George Orwell. NoViolet Bulawayo mencoba menjelaskan dan mengkritik proses kudeta militer di Afrika lewat sudut pandang sekelompok satwa. Itu mirip dengan George Orwell yang menganalogikan Revolusi Bolshevik di Uni Soviet dengan kudeta di sebuah peternakan hewan.
Glory adalah karya terbaru Bulawayo. Sebelumnya, ia pernah merilis cerpen Hitting Budapest dan novel We Need New Names (2013) yang masuk dalam Man Booker Prize shortlists.
2. The Island of Missing Trees

The Island of Missing Trees mengambil latar Cyprus yang terkoyak perang sipil pada 1974. Di tengah perang sengit, dua remaja dari kubu berlawanan jatuh cinta dan memilih meninggalkan tempat kelahiran mereka.
Kisah mereka dikupas perlahan dengan mode flashback. Salah satu narator yang turut menceritakan kisah dua sejoli itu adalah sesosok pohon buah fig yang sudah berusia ratusan tahun.
3. Klara and the Sun

Klara dalam novel ini bukanlah seorang manusia. Ia diceritakan sebagai produk artificial inteligence (AI) yang didesain untuk jadi teman dan asisten manusia. Uniknya, Klara punya banyak cerita dari hasil pengamatannya selama bertugas dan dipajang di etalase.
Seperti beberapa karya sebelumnya, Ishiguro menciptakan semesta distopianya sendiri dalam novel ini. Buku ini cukup populer di kalangan penggemar buku. Boleh dicoba kalau suka dengan genre sains-fiksi.
4. The Travelling Cat Chronicles

Bila ingin yang lebih dekat dengan realitas, kamu bisa melirik novel Jepang The Travelling Cat Chronicles. Ini merupakan kisah kehidupan yang diceritakan dari sudut pandang seekor kucing peliharaan.
Sang kucing bernama Nana, yang dipungut seorang laki-lkai. Ia kemudian diajak berkelana bersama sang pria ke beberapa tempat untuk mengunjungi sejumlah orang. Observasi Nana tak kalah unik dan bersahaja dibanding Klara.
5. Remarkably Bright Creatures

Cerita bersahaja yang ditulis dengan narator bukan manusia bisa ditemukan pula dalam novel Remarkably Bright Creatures. Gurita dalam novel ini bernama Marcellus. Ia diselamatkan dari kepunahan dan menghuni sebuah akuarium.
Dalam novel ia membagikan pengamatan dan pendapatnya tentang tingkah manusia dengan kata ganti orang pertama. Selain Marcellus, kamu juga akan mengikuti kisah seorang lansia bernama Tova yang bekerja di akuarium tersebut. Novel ini dapat dua nominasi di Goodreads Choice Award 2022 lalu.
Narator bukan manusia dalam buku menyuguhkan perspektif baru nan unik. Ada banyak hal yang mungkin tidak kamu sadari saat membaca sudut pandang mereka tentang kehidupan. Bisa jadi pengalaman yang menyadarkanmu untuk tak lagi jumawa.