5 Fakta Menarik Tentang Kain Gringsing Tenganan Bali

Desa Tenganan di Bali jadi salah satu desa kuno yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Bali Aga, yakni masyarakat Bali asli yang masih mempertahankan adat istiadat dan tradisi yang diwariskan dari nenek moyang. Salah satu warisan budaya yang paling terkenal dari desa ini adalah kain tenun gringsing. Mungkin kamu belum terlalu familier dengan gringsing, tapi kain ini gak hanya indah dari segi visual, melainkan juga memiliki makna spiritual dan proses pembuatan yang sangat unik.
Nah, berikut ini merupakan beberapa fakta menarik kain gringsing Tenganan Bali yang sangat menarik. Selamat membaca!
1. Asal-usul dan teknik pembuatan kain Gringsing
Kain Gringsing berasal dari desa Tenganan, sebuah desa tradisional di Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali. Desa ini merupakan rumah bagi komunitas Bali Aga, masyarakat Bali asli yang gak banyak terpengaruh oleh budaya Hindu-Jawa yang mendominasi Bali pada umumnya. Mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun, termasuk dalam pembuatan kain Gringsing.
Keistimewaan kain Gringsing ada pada teknik pembuatan yang dipakai, yakni teknik ikat ganda. Teknik ini sangat langka dan hanya ada di beberapa tempat di dunia, termasuk di India dan Jepang. Dalam teknik ikat ganda, baik benang lungsin (benang vertikal) dan pakan (benang horizontal) diikat terlebih dahulu sebelum dicelupkan ke dalam pewarna. Proses ini dilakukan berulang kali sampai motif yang diinginkan terbentuk secara sempurna. Hasil akhirnya adalah kain dengan pola simetris yang terlihat di kedua sisi kain. Unik, kan?