Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Pentingnya Belajar Bahasa Isyarat, Siap Mencoba? 

ilustrasi komunikasi dengan bahasa isyarat (dok. Freepik)

Setiap orang pasti melakukan komunikasi untuk bertukar informasi. Namun, tidak selamanya komunikasi hanya terjalin menggunakan suara lewat mulut. Ada cara lain untuk menjalin komunikasi, seperti memakai bahasa tubuh atau bahasa isyarat, seperti yang dilakukan oleh teman tuli.

Meski bahasa ini di Indonesia belum terlalu populer, tetapi belajar bahasa isyarat memiliki banyak manfaat, lho. Berikut ini lima alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Yuk, simak!

1. Mampu merangsang otak

ilustrasi mampu merangsang otak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mempelajari bahasa isyarat dapat membuat seseorang menguasai dua bahasa atau bilingual. Dilansir Psychology Today, manfaat bilingulisme akan bersifat sampai seumur hidup. Artinya, mengetahui banyak bahasa memiliki keuntungan kognitif, neurologis, bahkan ekonomi.

"Lansia yang bilingual memiliki memori yang lebih baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang hanya bisa berbicara satu bahasa," ungkap Viorica Marian Ph.D., seorang profesor Universitas Northwestern, dilansir Psychology Today.

2. Bahasa yang kian populer

ilustrasi bahasa yang populer (pexels.com/SHVETS production)

Kasus COVID-19 membuat seseorang harus berdiam diri di rumah, sehingga hanya bisa mendapatkan informasi melalui digital. Solusi untuk memberikan informasi kepada teman tuli dalam momen ini adalah dengan memberikan fasilitas juru bahasa isyarat di televisi.

Banyaknya penerjemah di televisi yang kemudian membuat orang-orang lebih mengenal adanya bahasa isyarat. Bahkan, beberapa universitas sudah menyediakan fasilitas juru bahasa isyarat untuk mahasiswa tuli, lho!

3. Memperluas budaya dan komunitas

ilustrasi memperluas budaya dan komunitas (pexels.com/Monstera)

Belajar bahasa asing tentunya juga akan mempertemukan kamu dengan orang-orang dari komunitas yang berkaitan, begitu pula dengan bahasa isyarat. Artinya, belajar bahasa isyarat dapat memperluas pengetahuan budaya dan mengenal komunitas teman tuli.

Berdasarkan data World Federation of the Deaf, terdapat 70 juta orang di dunia yang bahasa pertama atau bahasa ibunya adalah bahasa isyarat. Secara tidak langsung, mempelajari bahasa isyarat akan memperluas komunitas secara global.

4. Meningkatkan kemampuan bahasa tubuh

ilustrasi meningkatkan kemampuan bahasa tubuh (pexels.com/RODNAE Productions)

Berbahasa isyarat tidak hanya melibatkan gerakan tangan, tetapi kontak mata, gerak tubuh, dan ekspresi. Oleh karena itu, mempelajarinya mampu meningkatkan kemampuan bahasa tubuh.

Mengerti bahasa tubuh dapat membuat seseorang lebih peka terhadap gerakan-gerakan. Dilansir Fast Company, seorang teman tuli lebih cepat menangkap gerakan dan perilaku kecil dibanding orang yang mendengar.

“Terkadang mereka (teman tuli) meskipun tidak melihat langsung, tetapi dapat menangkap semua yang saya terjemahkan atau isyaratkan kepada mereka. Mereka memiliki penglihatan periferal yang begitu kuat, mereka menangkap nuansa yang lebih kecil, lebih halus, lebih baik daripada orang dengar yang mengandalkan isyarat suara yang diberikan satu sama lain,” ungkap Horwitz, seorang juru bahasa ASL, dilansir Fast Company.

5. Dapat digunakan setiap saat

ilustrasi dapat digunakan setiap saat (pexels.com/Yan Krukau)

Bahasa isyarat memiliki tingkat fleksibel yang tinggi. Sebab, bahasa ini mampu membantu kamu berkomunikasi pada tempat yang tidak memungkinkan untuk bersuara, seperti di perpustakaan.

Bahasa isyarat juga bisa digunakan sebagai kode ketika mengalami sedang mengalami keadaan bahaya. Saat ini, sudah banyak orang yang meminta pertolongan melalui nahasa isyarat.

Itulah lima alasan pentingnya mempelajari bahasa isyarat. Jadi, apakah kamu siap mencobanya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us