Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Doa Haji Mabrur: Tulisan Arab, Latin, dan Artinya

ilustrasi haji (commons.wikimedia.org)

Setiap kali seorang Muslim diberi kesempatan untuk pergi ke Tanah Suci tentu berharap dapat pulang ke tanah air dengan menyandang predikat sebagai haji yang mabrur. Namun, sematan gelar haji yang mabrur juga bukan perkara mudah untuk dicapai. Gelar tersebut bukan hanya sekadar hasil dari menjalankan rangkaian ibadah haji, melainkan juga tercermin dari perubahan perilaku dan peningkatan kualitas iman serta takwa setelah kembali ke tanah air.

Seorang haji yang mabrur diharapkan mampu menunjukkan akhlak yang lebih baik, menjaga ibadahnya dengan lebih disiplin, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Selain itu, keikhlasan dalam beribadah dan menjauhi perbuatan tercela selama dan setelah menunaikan haji merupakan indikator penting apakah seseorang layak menyandang predikat tersebut. Sehingga, predikat haji yang mabrur merupakan upaya yang diusahakan terus-menerus dalam memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Memahami dan mengamalkan doa haji mabrur bisa menjadi salah satu wasilah (perantara) yang dapat diamalkan oleh jemaah haji untuk mendapatkan berkah dan mencapai haji yang mabrur. Artikel ini akan membahas tentang doa haji mabrur dalam lafal Arab beserta latin, kriteria seorang haji mabrur, dan kapan doa ini dibaca? Simak sampai habis, ya!

1. Hakikat haji mabrur

ilustrasi jemaah haji berangkat ke Mekkah. (Dok Kemenag RI)

Kamu tentu sering mendengar ketika seseorang ataupun pihak mengantarkan calon jemaah haji yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah diselimuti dengan selipan doa dan harapan yang tulus. Mereka mengucapkan salam perpisahan dan mendoakan agar perjalanan tersebut berjalan lancar, ibadahnya diterima, dan kembali dengan selamat ke tanah air. Momen tersebut dipenuhi dengan suasana haru dan kebahagiaan, karena menunaikan ibadah ke Tanah Suci adalah impian banyak umat Muslim. Selain doa keselamatan dan kelancaran, seringkali juga disampaikan harapan agar orang yang berangkat dapat mendapatkan predikat sebagai haji yang mabrur, yaitu seluruh rangkaian ibadah hajinya diterima oleh Allah SWT dan membawa perubahan positif dalam dirinya. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan haji yang mabrur?

Menurut Kementerian Agama RI, istilah haji mabrur berasal dari isim maf'ul dari akar kata al-birru, yang berarti kebaikan atau kebajikan. Jadi, al-hajjul mabrur berarti haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan. Secara istilah, haji mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah sehingga memberikan dampak positif pada diri sendiri, serta bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, mencapai haji mabrur sebagai impian bagi setiap jemaah haji melalui tahapan-tahapan. Predikat mabrur sendiri tidak datang tiba-tiba, tetapi harus diusahakan, mulai dari sebelum, selama, dan setelah pelaksanaan ibadah haji.

2. Ciri-ciri haji mabrur

Ilustrasi Mekkah (https://pixabay.com/users/odien-5504562/)

Lantas apa saja ciri-ciri seorang jemaah haji pantas menyandang predikat sebagai haji mabrur? Masih berdasarkan Kementerian Agama RI, mendapatkan titel haji mabrur sendiri membutuhkan persiapan yang matang. Mulai dari pendalaman ajaran agama yang baik sampai seluruh syarat, rukun, dan wajib hajinya telah terlaksana. 

Pertama, seorang jemaah haji perlu punya landasan ajaran agama Islam yang teguh. Dalam konteks ibadah haji, manasik haji merupakan salah satu cara jemaah haji untuk memahami seluruh rangkaian ibadah haji. Manasik haji adalah pelatihan atau simulasi yang diberikan kepada calon jemaah haji sebelum mereka berangkat ke Tanah Suci. Melalui manasik haji, jemaah belajar mengenai tata cara, doa-doa, dan rukun-rukun haji secara rinci sehingga mereka dapat menjalankan ibadah tersebut dengan benar dan khusyuk.

Kedua, haji mabrur juga dilihat dari alokasi biaya saat berangkat haji dimana segala biaya dan perlengkapan yang digunakan untuk melaksanakan ibadah haji harus berasal dari sumber yang halal. Seorang jemaah haji yang berusaha untuk memastikan bahwa segala biaya yang dikeluarkan dan perlengkapan yang dibawa berasal dari sumber yang halal menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan ibadah haji. Hal ini juga merupakan bentuk tanggung jawab moral dan spiritual sebagai seorang Muslim, yang menjadikan kehalalan rezeki sebagai landasan utama dalam segala aktivitasnya, termasuk ibadah haji.

Dengan memastikan bahwa segala hal yang digunakan dalam ibadah haji berasal dari sumber yang halal, seorang jemaah haji berupaya untuk menjaga kesucian dan keberkahan ibadahnya, serta menghindari segala bentuk yang dapat mengurangi nilai ibadahnya di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, aspek kehalalan rezeki menjadi salah satu faktor penentu dalam menilai apakah ibadah haji seseorang dapat disebut sebagai haji yang mabrur atau tidak.

Ketiga, niat yang ikhlas menjadi tolok ukur jemaah haji untuk menyandang predikat sebagai haji yang mabrur. Niat ini harus tulus semata-mara karena Allah SWT. Bukan hanya haus akan validasi dan pengakuan dari manusia, tetapi kesungguhan dalam menjalankan ibadah semata karena mencari keridhaan-Nya. Jemaah haji yang memiliki niat yang ikhlas tidak terpengaruh oleh pujian atau kritikan dari orang lain, karena kesungguhan mereka terletak pada hubungan spiritual yang mereka bangun dengan Allah SWT. Hal ini mencerminkan kedalaman iman dan kesadaran akan tujuan ibadah yang sejati, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan meraih ridha-Nya. Oleh karena itu, keikhlasan dalam niat merupakan pondasi utama dalam mencapai gelar haji yang mabrur.

3. Doa haji mabrur pendek

ilustrasi jemaah haji berkeliling mengitari Ka'bah (unsplash.com/ibrahim uz)

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, doa haji mabrur bisa menjadi salah satu wasilah (perantara) bagi jemaah haji agar mendapat keberkahan dan ridha Allah SWT. Dalam rangkaian manasik haji, doa haji mabrur dapat dibaca saat melakukan berbagai ritual haji seperti saat melempar jumrah, melakukan tawaf, dan sa'i. Membaca doa haji mabrur di momen penting selama rangkaian ibadah haji dapat membantu jemaah haji agar ibadah hajinya dapat diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan predikat haji yang mabrur. Berikut adalah doa haji mabrur pendek sebagaimana yang dikutip dalam buku Untaian Mutiara Doa karya Ali Manshur.

اللهُمَّ اجْعَلْهَا حَاجًا مَبْرُوْرًا وَ ذَنْبًا مَغْفُوْرًا

Allaahummaj-'alhaa hajjan mabruuran wa dzanban maghfuuraan.

Artinya : "Ya Allah, jadikanlah ia (ibadah) sebagai ibadah haji yang mabrur dan dosa yang diampuni."

Doa untuk mencapai haji yang mabrur ini berasal dari sebuah hadis yang diceritakan oleh Jarir, Laits, dan Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid, dari ayahnya. Dalam hadis tersebut, ia berkata,

"Aku bersama Abdullah ketika kami berhenti di Jumrah Aqabah, lalu ia berkata, 'Berikan aku beberapa batu', maka aku memberinya tujuh batu. Setelah itu, ia berkata padaku 'Ambilkan aku tali kekang unta.'

Kemudian ia kembali ke Jumrah Aqabah dan melemparnya dari perut lembah dengan tujuh batu kerikil. Sedangkan ia menunggangi untanya sambil bertakbir setiap kali melempar satu kerikil, dan ia berdoa,

'Ya Allah, jadikanlah ibadah ini sebagai haji yang mabrur dan ampunilah dosa-dosanya.'

Setelah itu, ia mengatakan, 'Di tempat ini berdiri seseorang yang turun kepadanya surah Al-Baqarah.'" (HR Ahmad)

4. Doa haji mabrur panjang

ilustrasi jamaah haji dan umrah di Ka'bah (unsplash.com/Haidan)

Selain doa dalam versi pendek, doa haji mabrur juga ada dalam versi panjang. Dilansir buku berjudul "Doa dan Zikir Manasik Haji dan Umrah" milik Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama Republik Indonesia, berikut adalah doa haji mabrur panjang yang bisa diamalkan.

اللهم اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا، وَعُمْرَةَنَا عُمْرَةً مَبْرُوْرًا، وَسَعْيَنَا سَعْيًا مَشْكُوْرًا، وَذَنْبَنَا ذَنْبًا مَغْفُوْرًا، وَعَمَلَنَا عَمَلًا صَالِحًا مَقْبُوْلًا، وَتِجَارَةَنَا تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ، يَا عَالِمَ مَا فِى الصُّدُوْرِ أَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ.

Latin: Allahumaj'al hajjana hajjan mabruura, wa 'umratan 'umratan mabruura wasa'yanaa sa'yan masykuuraa wa dzanban dzanban maghfuura wa 'amalanaa 'amalan shaalihan maqbuulaa wa tijaaratan lan tabuura yaa 'aalima maa fish shudur akhrijnaa minadh dhulumaati ilan nuur.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah haji kami haji yang mabrur (baik dan diterima), umrah kami umrah yang mabrur, sa'i kami sa'i yang disyukuri, doa kami dosa yang diampuni, amal kami amal shaleh yang diterima dan perdagangan kami perdagangan yang tidak merugi, wahai Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang ada dalam dada, keluarkanlah kami dari kedzaliman menuju cahaya (keimanan)."

Doa haji mabrur penting untuk dibaca dan diamalkan bagi seluruh jemaah haji. Sebab, dalam setiap lafalnya terkandung permohonan kepada Allah SWT agar seluruh rangkaian ibadah haji dapat diterima dan mendatangkan berkah. Memahami makna dari setiap lafal doa haji mabrur membantu jemaah untuk lebih khusyuk dan ikhlas dalam menjalankan ibadah, serta terus berupaya untuk menjadi hamba yang diridhai oleh-Nya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Delvia Y Oktaviani
Merry Wulan
Delvia Y Oktaviani
EditorDelvia Y Oktaviani
Follow Us