6 Buku Karya Penulis Perempuan Timur Tengah, Baca saat Putus Asa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah berjuang hadapi kehidupan, wajar kalau kamu merasa lelah dan putus asa. Tandanya, kamu butuh rehat sejenak dari segala drama. Tidak harus healing dengan pergi ke tempat yang jauh, kamu bisa coba cara lebih sederhana, seperti membaca buku fiksi.
Selain sebagai hiburan, membaca karya fiksi dipercaya bisa membantumu mendapat ilham untuk menyelesaikan masalah. Untuk kamu yang tengah patah arang alias putus asa, coba baca enam buku powerful dari penulis perempuan Timur Tengah berikut ini.
Baca Juga: 5 Novel Horor dan Thriller Terbaik dengan Sentuhan Feminisme
1. Minor Details tulisan Adania Shibli
Minor Details adalah novel brilian dari Adania Shibli, penulis kelahiran Palestina yang tinggal di Jerman. Ia membagi novel tipis ini dalam dua babak. Babak pertama, menceritakan kisah tragis seorang remaja perempuan Bedouin (salah satu suku nomaden di jazirah Arab, termasuk di Palestina) yang terpisah dari keluarganya saat peristiwa Nakba 1948 dan diciduk satuan tentara Israel.
Babak kedua ditulis dengan latar waktu beberapa dekade setelah peristiwa pertama terjadi. Ketika seorang perempuan Arab Palestina menemukan berita soal penculikan remaja Bedouin dan membuatnya tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut.
Lewat novel ini, Shibli mencoba menceritakan kembali detail sejarah konflik Palestina—Israel yang sering terabaikan. Selain peristiwa Nakba, Shibli juga menyinggung implementasi politik apartheid oleh Israel sejak mereka menyatakan kedaulatannya pada 1948.
2. The Beauty of Your Face karya Sahar Mustafah
Sahar Mustafah menggunakan perspektif yang mirip dengan dirinya sendiri di novel ini, yakni imigran Palestina di Amerika Serikat. Afaf, sang lakon bekerja sebagai kepala sekolah di sebuah sekolah Islam khusus putri di negeri itu. Satu hari, sekolahnya diserang radikalis sayap kanan.
Pada masa krisis antara hidup dan mati itu, Afaf teringat kilas balik kehidupannya dan keluarganya. Kenangan tentang Palestina, kultur Arab yang dipegang kuat ibunya, dan keindahan Islam yang diajarkan sang ayah mewarnai cerita Afaf di novel ini.
3. Woman at Point Zero karya Nawal El Saadawi
Saat putus asa, coba baca kegigihan Firdaus menjalani kehidupannya yang tragis dalam novel Woman at Point Zero. Sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kamu akan dibawa mengenal sosok Firdaus sesaat sebelum ia menghadapi hukuman mati karena kasus pembunuhan.
Editor’s picks
Ini bukan tipe buku yang heartwarming, detail kekejaman yang harus dirasakan Firdaus sejak awal kehidupannya ditulis Nawal El Saadawi tanpa sensor. Hidupmu tak akan sama lagi setelah membacanya, ini buku mungil yang benar-benar powerful.
Baca Juga: 3 Manfaat Membaca Novel Terjemahan yang Patut Kamu Tahu
4. Persepolis tulisan Marjane Satrapi
Persepolis adalah buku karya Marjane Satrapi yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri. Latarnya Iran pada 1970—1980-an ketika negeri itu mengalami konflik dengan negara tetangga, disusul transisi ideologi yang cukup tajam.
Marji, sang lakon saat itu masih berusia 10 tahun, sudah merasakan perubahan drastis dan berbagai pembatasan, terutama karena statusnya sebagai perempuan. Persepolis terbit dalam dua seri. Seri kedua berlatarkan Austria, di mana Marji dikirim keluarganya untuk menempuh pendidikan tinggi.
5. As Long as the Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh
Cerita menyentuh lain yang bisa membantumu menghadapi masa terendah dalam hidup adalah novel terbaru Zoulfa Kathouh, As Long as the Lemon Trees Grow. Buku ini berlatarkan Suriah saat perang sipil melanda negeri itu pada 2010-an.
Salama, sang lakon, adalah mahasiswi farmasi yang memanfaatkan ilmu dan energinya untuk menolong korban perang di kotanya. Saat keadaan terus memburuk dan orang mulai meninggalkan Suriah, Salama berada di persimpangan jalan. Haruskah ia meninggalkan negaranya atau bertahan untuk orang-orang yang membutuhkannya?
6. Against the Loveless World karya Susan Abulhawa
Against the Loveless World mengikuti perspektif Nahr, perempuan yang lahir di Kuwait dari orangtua Arab Palestina. Berharap bisa hidup tenang di negara baru, hidup Nahr ternyata tidak ditakdirkan sesederhana itu. Ia jatuh beberapa kali dalam lubang kemalangan, diperparah dengan konstelasi politik yang tidak menguntungkannya dan keluarganya.
Nahr dan orangtuanya beberapa kali pindah negara hingga akhirnya mereka bisa kembali ke Palestina. Namun, di bawah kontrol Israel, Palestina ternyata bukan rumah yang sesuai dengan dambaannya.
Membaca kisah lakon perempuan dari penulis perempuan Timur Tengah bakal memberimu sensasi yang berbeda. Perspektif mereka langka dan unik, kisah-kisahnya juga membangkitkan semangat dan rasa syukur. Saat putus asa dan lelah, silakan jelajahi enam judul di atas, ya!
Baca Juga: 6 Novel dengan Banyak Sudut Pandang, Cara Seru Menikmati Buku
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.