10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moral

Sering kita dengar saat masa kanak-kanak

Kita semua tahu, Indonesia tak hanya kaya akan beragam bahasa, suku, makanan maupun tarian tapi juga warisan budaya. Salah satunya adalah cerita rakyat yang turun temurun disampaikan secara lisan oleh orang tua, kakek, hingga guru di sekolah.

Pada umumnya, cerita rakyat bersifat anonim atau pengarangnya tidak dikenal. Cerita rakyat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki cerita rakyat masing-masing.

Nah, kita ingat-ingat sebentar yuk, kumpulan cerita rakyat yang sering kita dengar kisahnya seperti yang dirangkum IDN Times di bawah ini.

1. Malin Kundang

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi Malin Kundang (instagram.com/ninoprabowo)

Alkisah, di pesisir pantai daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bersama anak kesayangannya yang bernama Malin. Sejak suaminya meninggal, Ibu Malin harus berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin. Meskipun begitu, ia tetap merasa bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang. Dia juga sangat manja. Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual ikan.

Semakin hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.

“Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang. Malin akan menghasilkan banyak uang untuk Emak dari sana.” Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra kesayangannya itu.

“Jangan, Malin. Tetaplah di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.”

Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik-baik saja di kota. Dengan hati yang gelisah, Ibu Malin melepaskan putranya yang hendak merantau. “Hati-hati di sana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepat pulang.” Ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat. Dia melambaikan tangan di tepi Pantai Air Manis untuk mengantarkan kepergian Malin.

Beberapa lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Bertahun-tahun, ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, Ibu Malin mendapatkan kabar dari salah satu anak temannya yang juga merantau di kota seberang.

“Malin sudah menikah dengan putri seorang bangsawan, Bu. Dia tidak mungkin akan kembali ke sini,” jelas anak teman Ibu Malin yang baru saja kembali dari kota seberang. “Tidak, Malin pasti akan kembali.”

Dua bulan kemudian, Istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis. Karena sangat menyayangi istrinya, Malin mengabulkan permintaan istrinya itu. Di dalam perjalanan, Malin teringat dengan ibunya. Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada istrinya.

Saat kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, Ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Ia sangat yakin itu adalah Malin. Sang ibu bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.

“Lepaskan! Siapa kau?” Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin.

“Malin, ini aku, ibumu.”

“Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau berbohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku!” Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan Malin yang terungkap.

“Tidak, dia bukan ibuku!”

Malin bersikeras tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai. Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah. Iapun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi batu.

Langit bergemuruh setelah doa itu terdengar. Malin menyesali perbuatan yang ia lakukan kepada ibunya. “Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini!” Teriakan Malin sia-sia karena tidak lama setelahnya, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak hingga karam dan terpecah.

Keesokan paginya, semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan. Namun, mereka lebih terkejut saat menemukan batu berbentuk manusia tengah bersujud. Kutukan Ibu Malin menjadi nyata. Ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali ucapannya.

2. Roro Jonggrang

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan MoralCandi Prambanan (pexels.com/Charl Durand)

Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. la memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso yang sangat sakti.

Bandung Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu Baka yang cantik jelita yaitu Roro Jonggrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan 1.000 buah candi dan dua buah sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam semalam.

Bandung Bondowoso menyanggupi persyaratan Roro Jonggrang. Ia meminta pertolongan kepada ayahnya dan mengerahkan balatentara roh-roh halus untuk membantunya pada hari yang ditentukan. Pukul empat pagi, hanya tinggal lima buah candi yang belum selesai dan kedua sumur hampir selesai.

Mengetahui 1.000 candi telah hampir selesai, Roro Jonggrang ketakutan. “Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?” pikirnya cemas membayangkan ia harus menerima pinangan Bandung Bondowoso yang telah membunuh orangtuanya.

Akhirnya, ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan menaburkan bunga-bunga yang harum. Suasana saat itu menjadi terang dan riuh. Semburat merah memancar di langit dengan seketika.

Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara itu, para roh halus segera meninggalkan pekerjaan. Mereka menyangka hari telah pagi dan matahari akan segera terbit. Pada saat itu hanya tinggal satu sebuah candi yang belum dibuat.

Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca untuk melengkapi sebuah buah candi yang belum selesai.

Batu arca Roro Jonggrang diletakkan di dalam ruang candi yang besar. Hingga kini, candi tersebut disebut dengan Candi Roro Jonggrang. Sementara itu, candi-candi di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu (Candi Seribu) meskipun jumlahnya belum mencapai 1.000.

3. Timun Mas

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi raksasa (pixabay.com/Stefan Keller)

Mbok Sirni adalah seorang janda yang menginginkan seorang anak. Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu dewasa harus diserahkan ke raksasa itu untuk disantap.

Mbok Sirni yang setuju akhirnya menerima biji mentimun dari raksasa yang kemudian ditanam dan dirawat. Setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas. Dengan hati-hati Mbok Sirni membelah buah dan ternyata di dalamnya terdapat seorang bayi cantik yang kemudian diberi nama timun emas.Semakin hari timun emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji.

Raksasapun mengejarnya. Timun emaspun kemudian menebarkan biji timun ajaib yang menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa, lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam sehingga kaki raksasa menjadi berdarah-darah.

Timun emas pun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya. Dalam Seketika hutanpun menjadi lautan luas sehingga raksasa dengan kakinya yang luka menjadi kesakitan saat melewatinya. Yang terakhit Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasa pun mati. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.

Baca Juga: 20 Maret Hari Dongeng Sedunia: Sejarah dan Pentingnya Dongeng

4. Sangkuriang

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi perahu yang ditendang Sangkuriang (pexels.com/photoklickr)

Gunung Tangkuban Perahu konon terjadi karena kisah Sangkuriang yang menendang perahu yang ia buat. Seorang anak yang jatuh cinta kepada ibu kandungnya sendiri yaitu Dayang Sumbi.

Pada jaman dahulu kala, terdengarlah kisah dari salah satu putri di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi yang mempunyai anak bernama sangkuriang, pada suatu hari sangkuriang pergi berburu di temani oleh seekor anjing bernama Tumang, tetapi Sangkuriang tidak tahu bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga sekaligus Bapaknya.

Pada saat berburu Sangkuriang bertemu dangan seekor rusa, Sangkuriang teringat bahwa Ibunya sangat senang hati rusa. Akhirnya Sangkuriang menyuruh Tumang untuk mengejar rusa tersebut, namun Tumang kehilangan jejak rusa tersebut dan Sangkuriang menjadi marah karena Sangkuriang sangat ingin memberikan hati rusa kepada ibunya maka Sangkuriang membunuh Tumang untuk mengambil hatinya dan kemudian ia pulang.

Sesampainya Sangkuriang di rumah ia memberikan hati didapatkannya dari berburu kepada Ibunya untuk di masak. Saat memakanya Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan menanyakannya pada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab dengan wajah ketakutan “Tumang mati” Dayang Sumbi marah bukan dan memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi dan mengusirnya dari rumah.

Setelah kejadian itu Dayang Sumbi sangat menyesalinya, ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa hingga suatu hari sang dewata memberikan anugerah kepada Dayang Sumbi yaitu berupa kecantikan abadi dan tidak pernah tua. Setelah di usir Ibunya Sangkuriang berkelana keberbagai tempat, akhirnya Sangkuriang kembali lagi ketempat Dayang Sumbi kemudian kedua orang tersebut pun bertemu.

Sangkuriang akhirnya jatuh hati kepada Dayang Sumbi, Sangkuriang pun melamar Dayang Sumbi dan Dayang Sumbi menerimanya. Pada saat sedang berduaan Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menanyainya kepada Sangkuriang, Sangkuriang menjawab ini bekas luka akibat dipukul dengan sendok nasi oleh Ibunya mendengar pernyataan tersebut Dayang Sumbi kaget dan memberi tahu sangkuriang bahwa dia adalah Ibunya namun sangkuriang tidak percaya dan tetap berniat menikahinya.

Dayang Sumbi mengajukan permintaan dia minta di buatkan perahu layar dalam sehari tidak boleh lebih, Sangkuriang menyanggupinya. Ia membendung sungai Citarum untuk tempat perahunya dalam pembuatanya Sangkuriang mendapatkan bantuan dari jin hasil taklukanya dalam perantauanya, karena bantuan dari jin perahu itupun hampir selesai.

Dayang Sumbi memohon kepada Dewa. Dayang Sumbi membuat ayam jago berkokok lebih awal, dan akhirnya berhasil jin yang membantu sangkuriang lari ketakutan dan meninggalkan sangkuriang sendirian. Karena kesal perahu itu di tendangnya dan terjatuh diatas gunung dan menyatu dengan gunung dan bernama Gunung Tangkupan Perahu, Sangkuriang akhirnya meninggal karena terjatuh kedalam sungai Citarum.

5. Bawang Merah dan Bawang Putih

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi Bawang Merah dan Bawang Putih (dok. wikimedia.org)

Alkisah, hiduplah seorang gadis bernama Bawang Putih yang tinggal bersama ibu dan kakak tirinya yang bernama Bawang Merah. Ibu dan kakak tiri Bawang Putih memiliki sifat yang jahat. Mereka kerap berbuat buruk pada Bawang Putih, seperti menyuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah layaknya seorang pembantu.

Sebelumnya, kehidupan Bawang Putih amatlah bahagia. Ayahnya seorang pedagang yang sering bepergian dan ibu kandungnya yang sangat sayang kepadanya. Namun, semua itu berubah ketika keduanya meninggal.

Praktis, ibu dan kakak tirinya, Bawang Merah bersikap semakin jahat kepada Bawang Putih. Setiap hari dia harus melayani semua kebutuhan Bawang Merah dan ibu tirinya. Hingga pada suatu ketika Bawang Putih sedang mencuci di pinggir sungai, tanpa disadari salah satu selendang kesayangan Bawang Merah hanyut.

Ketika sampai di rumah, Bawang Merah memarahi Bawang Putih karena selendangnya tidak ditemukan. "Dasar ceroboh!" bentak Bawang Merah. "Pokoknya kamu harus mencari selendang itu, dan jangan berani pulang ke rumah kalau kamu belum menemukannya!"

Akhirnya, Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari selendang tersebut. Hingga larut malam, selendang itu belum kunjung ditemukan. Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih melihat sebuah gubuk. Bawang putih segera menghampiri gubuk tersebut dan mengetuknya. "Permisi!" kata Bawang putih.

Selang berapa lama, seorang perempuan tua membuka pintu. "Siapa kamu, nak?" tanya nenek itu. Gubuk tersebut ternyata dihuni seorang nenek yang hidup sebatang kara. Bawang Putih pun akhirnya meminta izin untuk menginap semalam.

"Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?" tanya Bawang putih. Nenek itu cukup baik hati, dia mempersilakan Bawang Putih untuk menginap di gubuknya.

"Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?" tanya nenek.Ternyata, selendang yang dicari Bawang Putih ditemukan oleh si nenek. Dan nenek itu mau menyerahkan selendang itu dengan syarat Bawang Putih harus menemaninya selama seminggu.

"Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu di sini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?" pinta nenek.

Bawang Putih dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Waktu seminggu pun berlalu, dan sudah waktunya Bawang Putih untuk beranjak pulang. Karena selama tinggal di sana, Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang dulu dia temukan dan memberi hadiah kepada Bawang Putih.

dm-player

"Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Aku turut senang karena kau sangat rajin. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa selendangmu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!" kata nenek.

Dia disuruh memilih dua buah labu untuk dibawa pulang. Awalnya Bawang Putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian si nenek, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang lebih kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya. Dan nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan tersebut.

Bawang Putih pun segera pulang dan menyerahkan selendang tersebut kepada Bawang Merah. Setelah itu, dia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun betapa terkejutnya dia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Ibu tiri Bawang Putih yang tidak sengaja melihatnya, langsung merampas semua emas permata tersebut. Dia juga memaksa Bawang Putih untuk menceritakan dari mana mendapatkan labu ajaib itu.

Bawang Putih menceritakan dengan sejujurnya. Mendengar cerita tersebut, muncul niat jahat di benak ibu tiri yang serakah itu. Besoknya, dia menyuruh Bawang Merah untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Bawang Putih, dia berharap akan bisa membawa pulang labu yang lebih besar sehingga isinya lebih banyak.

Singkat cerita, Bawang Merah tiba di gubuk nenek, dan dia pun tinggal di sana selama seminggu. Tidak seperti Bawang Putih yang rajin, selama seminggu itu, Bawang Merah hanya bermalas-malasan dan tidak membantu pekerjaan si nenek.

Seminggu berlalu, nenek itu membolehkan Bawang Merah untuk pulang. Dengan perasaan heran, Bawang Merah pun kemudian bertanya kepada si nenek.

"Bukankah seharusnya nenek memberikan labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?" tanya bawang merah.

Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil labu yang besar dan segera berlari pulang tanpa mengucapkan terima kasih.

Sesampainya di rumah, ibunya sangat senang melihat anaknya membawa labu yang besar. Dia berpikir pasti emas di dalamnya cukup banyak. Karena tak ingin diketahui oleh Bawang Putih, mereka menyuruh Bawang Putih untuk mencuci pakaian di sungai. Setelah itu, mereka masuk ke dalam kamar dan menguncinya dengan rapat.

Dengan tak sabar, mereka segera membelah labu itu. Di luar dugaan, bukan emas permata yang ada di dalamnya, melainkan berisi ular, kalajengking, dan hewan berbisa lainnya. Dengan cepat hewan-hewan itu keluar dan menggigit Bawang Merah dan ibunya yang serakah.

6. Alue Naga

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi naga (pexels.com/Craig Adderley)

Sultan Meurah mendengar rakyatnya mengeluh karena banyak hewan ternak mereka hilang di Bukit Lamyong. Juga, belakangan gempa kerap terjadi tanpa ada tanda-tanda.

Sultan Meurah kemudian memerintahkan sahabatnya, Renggali, putra Raja Linge, untuk menyelidiki bukit itu. Renggali pun melaksanakan tugas tersebut. Setelah menelusuri seluruh bukit, ia merasakan ada yang aneh pada bukit tersebut. Ia lalu menaiki bagian tertinggi dari bukit, dan tiba-tiba merasakan kemunculan air hangat di permukaan tanah yang ia injak. Ia kaget lalu turun sambil berguling.

Tiba-tiba datang suara permintaan maaf entah dari mana. Renggali mencari asal suara, dan menemukan itu berasal dari bukit yang ia pijak yang ternyata adalah seekor naga. Si Naga Hijau memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa ia adalah sahabat dari ayahnya. Selama ini Raja Linge hilang, dan ia terakhir kali diketahui bersama dengan Si Naga Hijau. Ketika Renggali bertanya di mana ayahnya, naga meminta Renggali untuk memanggilkan Sultan Alam.

Renggali kembali ke istana dan menceritakan kejadian tersebut kepada Sultan Meurah. Sultan Merah pun setuju menemui naga di bukit. Sesampainya di sana si naga menceritakan kejadian yang sebenarnya, bahwa ia membunuh Raja Linge dan jasad sang raja ada di bawah tubuhnya. Saat itu naga tidak bisa menggerakkan tubuhnya karena ada pedang Raja Linge yang terhunus di tubuhnya.

Renggali tidak mau menghukum Naga Hijau. Ia lalu menarik pedang yang terhunus di tubuh naga dan meminta si naga kembali ke kampung halamannya. Pada ‘bukit’ bekas tubuh naga terbentuknya sebuah sungai kecil yang dipenuhi rawa-rawa dengan genangan air. Sultan Meurah memberi nama wilayah tersebut Alue Naga.

7. Situ Bagendit

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi danau (pexels.com/Pixabay)

Pada sebuah desa yang tanahnya subur di Garut, hidup seorang janda kaya raya bernama Nyi Endit. Banyak penduduk di desa itu meminjam uang kepada Nyi Endit dengan bunga yang sangat tinggi. Nyi Endit juga menyuruh para tukang pukulnya untuk menagih utang dari penduduk dengan paksa apabila ada yang tidak mampu membayar utang dan bunganya tepat waktu.

Saat musim panen tiba, rumah Nyi Endit penuh dengan hasil panen. Namun, saat musim paceklik datang, penduduk banyak yang gagal panen dan menderita penyakit busung lapar. Nyi Endit justru berpesta pora bersama sanak keluarga, kerabat dan para tamunya. Ketika pesta berlangsung, tiba-tiba ada seorang pengemis yang meminta sedikit makanan kepada Nyi Endit. Dengan kesal, Nyi Endit menyuruh pengawalnya mengusir pengemis itu.

Namun, saat pengawal akan menangkapnya, tiba-tiba tubuh para pengawal terpental sendiri beberapa meter jauhnya. Ternyata, pengemis tersebut mempunyai kesaktian. Pengemis itu lalu mengambil sebatang ranting pohon dan menancapkannya ke tanah. Dirinya meminta Nyi Endit atau pengawalnya untuk mencabut ranting itu. Nyi Endit lalu menyuruh pengawalnya untuk mencabut batang ranting tersebut, namun tidak satu pun pengawalnya mampu mencabut batang ranting itu.

Setelah semuanya menyerah, barulah si pengemis mencabut sendiri ranting itu dengan mudahnya. Tiba-tiba, dari lubang bekas ranting yang tertancap itu keluar air yang memancar deras. Bersamaan itu, tiba-tiba si pengemis menghilang entah ke mana. Hujan lebat pun turun diselingi guncangan gempa bumi hebat.

Dalam sekejap, desa Nyi Endit terendam banjir. Nyi Endit dan para pengawalnya, akhirnya tewas tenggelam. Saat ini, desa itu berubah menjadi sebuah danau besar dan dalam. Danau itu lalu dikenal dengan sebutan Situ Bagendit. Situ bermakna danau, sementara Bagendit diambil dari nama Nyi Endit. Konon di Situ Bagendit hidup seekor lintah besar yang dipercaya sebagai jelmaan Nyi Endit yang lintah darat.

8. Selendang Bidadari

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi bidadari (pexels.com/Владимир Васильев)

Pada zaman dahulu, terdapat seorang pemuda tampan dan gagah bernama Datu Awang Sukma. Suatu hari, Datu Awang Sukma melihat ada 7 bidadari cantik sedang mandi di telaga. Para bidadari itu tidak tahu apabila Awang Sukma sedang mengintip mereka dan membiarkan selendang mereka yang digunakan untuk terbang, bertebaran di sekitar telaga.

Awang Sukma kemudian mencuri salah satu selendang terbang milik para bidadari itu. Setelah mandi para bidadari itu kemudian mengenakan selendangnya masing-masing dan bersiap-siap terbang pulang ke kahyangan. Namun sayang, selendang milik Putri Bungsu sudah dicuri Awang Sukma. Sehingga ia tak bisa terbang kembali ke kahyangan.

Mau tidak mau keenam kakaknya pergi meninggalkannya sendirian di bumi. Datu Awang Sukma pun segera keluar menemui Putri Bungsu dan mengajaknya tinggal bersamanya. Karena tidak ada pilihan lain lagi, maka Putri Bungsu akhirnya terpaksa menerima pertolongan Awang Sukma.

Kemudian Putri Bungsu dinikahi Awang Sukma dan melahirkan seorang bayi perempuan. Namun suatu hari, Putri Bungsu dikejutkan oleh seekor ayam hitam yang naik ke atas peti berisi padi. Ketika peti dibuka, Putri Bungsu kaget dan berseru gembira karena menemukan kembali selendangnya yang lama hilang. Akhirnya, Putri Bungsu memutuskan untuk kembali ke kahyangan. Putri Bungsu kemudian menyampaikan sebuah pesan kepada suaminya bahwa apabila anaknya rindu, ambillah tujuh biji kemiri dan masukkan ke dalam bakul yang digoncang-goncangkan dan iringilah dengan lantunan seruling, kelak dirinya akan hadir melihat anaknya. Putri Bungsu kemudian terbang ke kahyangan meninggalkan Datu Awang Sukma dan putrinya di bumi.

9. Keong Mas

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi keong mas (pexels.com/Erik Scheel)

Pada zaman dahulu kala, hidup seorang raja yang bernama Kertamarta. Ia memimpin sebuah kerajaan yang makmur dan sentosa, kerajaan tersebut adalah kerajaan Daha. Raja Kertamarta mempunyai dua orang putri yang cantik, bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Mereka hidup berbahagia dan serba berkecukupan.
 
Suatu hari, seorang pangeran yang tampan dan rupawan dari Kerajaan Kahuripan berkunjung ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kartapati. Kedatangan pangeran tersebut untuk melamar Candra Kirana dan sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta. Sang raja menerima lamaran tersebut dan Candra Kirana akhirnya ditunangkan dengan Raden Inu.

Namun, pertunangan tersebut membuat saudara satu-satunya Candra Kirana, yaitu Dewi Galuh, merasa iri dengki. Sebab, Dewi Galuh merasa Raden Inu lebih cocok dengannya dibanding saudara perempuannya tersebut.

Dewi Galuh pun gelap mata hingga akhirnya ia pergi ke kediaman nenek sihir dan meminta bantuannya untuk membuat Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikan dan mengerikan, sehingga dijauhi oleh Raden Inu.

Nenek sihir pun menuruti permintaan Dewi Galuh. Tidak lama kemudian, Candra Kirana berubah menjadi Keong Mas, lalu dibuang ke sungai. Di lain hari, seorang nenek yang baik hati mencari ikan dengan jala di sungai. Tanpa disadarinya, Keong Mas tersangkut di jala nenek tersebut dan terbawa pulang.

Keesokan harinya sang nenek kembali ke sungai, tapi malang nasibnya karena tidak ada satu pun ikan yang tertangkap di jalanya. Sang nenek lalu pulang dengan perasaan sedih dan betapa kagetnya ia ketika melihat banyak macam makanan sudah tersedia di meja makan. Nenek tersebut bertanya-tanya siapakah gerangan yang memasakkan semua makanan itu untuknya. Kejadian tersebut terjadi setiap hari, sehingga nenek menjadi penasaran.

Pada suatu pagi sebelum pergi ke sungai, nenek mengintip apa yang terjadi di rumahnya. Betapa kagetnya ia melihat Keong Mas berubah menjadi wanita cantik. Ia pun pergi menyapa wanita cantik tersebut.

"Siapakah kamu, wahai putri cantik, dan dari manakah asalmu?" tanya sang nenek.

"Aku adalah putri Kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku," kata Keong Mas,

Setelah menjawab pertanyaan nenek, Candra Kirana berubah kembali menjadi Keong Mas. Sementara itu, Raden Inu tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana menghilang. Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa.

Nenek sihir pun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk mencelakai Raden Inu. Raden Inu kaget sekali melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya, padahal Raden Inu diberikan arah yang salah.

Di perjalanan, Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, lalu diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik, ia menolong Raden Inu dari burung gagak itu. Kakek tersebut membantu mengusir burung gagak hingga menjadi asap. Sang kakek juga memberi tahu Raden Inu di mana keberadaan Candra Kirana.

Raden Inu segera berjalan menelusuri hutan dan setelah berhari-hari, akhirnya ia menemukan Candra Kirana yang sedang memasak di sebuah gubuk yang sangat reok. Kutukan dari nenek sihir pun menghilang karena perjumpaan itu.

Raden Inu kemudian memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Raja Kertamarta. Raja Kertamarta meminta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya, Dewi Galuh mendapat hukuman yang setimpal.

Dewi Galuh merasa takut, dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya, pernikahan Candra Kirana dan Raden Inu pun berlangsung dengan pesta yang sangat meriah dan mereka hidup bahagia selamanya.

10. Telaga Warna

10 Cerita Rakyat Indonesia Paling Terkenal, Kaya Pesan Moralilustrasi telaga warna (pexels.com/mamunurpics)

Dahulu kala ada seorang Raja dan Permaisurinya yang mendambakan kehadiran seorang buah hati. Mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Hingga akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa di hutan. Di sana Raja terus berdoa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk segera dikaruniai seorang anak.

Tak lama setelah itu doa sang Raja pun terkabul. Permaisuri hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Raja.

Sang Putri hidup dalam kemewahan dan sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Apapun yang ia mau harus selalu dituruti. Oleh karena itu ia tumbuh menjadi gadis yang sombong dan angkuh.

Suatu hari menjelang tahun sang Putri yang ketujuh belas, Raja pergi berkelana ke penjuru negeri demi mencari kado istimewa untuk anak gadisnya itu. Di sebuah desa ia bertemu seorang pengrajin tua. Raja membeli sesuatu paling berharga dari pengrajin tersebut.

"Ini adalah sebuah kalung istimewa, terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Tak pernah kulepaskan kepada siapapun kecuali Yang Mulia," ujarnya sembari terbatuk-batuk.

"Terima kasih, Pak Tua. Anakku pasti senang sekali dengan hadiah indah ini," ucap sang Raja penuh haru.

Tepat di hari ulang tahun sang Putri, semua rakyat berkumpul dan berpesta di istana. Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah kalung permata warna-warni. "Anakku, ini hadiah untukmu. Lihat, indah sekali, bukan? Kamu pasti menyukainya," kata Raja.

Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu. "Hadiah apa ini? Jelek sekali," tolak Putri dengan kasar.

Raja dan Permaisuri terkejut dengan sikap putrinya, namun mereka berusaha membujuknya. "Tidak! Aku tidak suka kalung ini, Ayah! Jelek sekali dan terlihat murah," teriaknya sambil melempar kalung itu ke lantai hingga permatanya tercerai-berai.

Raja dan Permaisuri sangat sedih. Tiba-tiba Permaisuri menangis terisak. Perlahan tangisan Permaisuri semakin menjadi dan menyayat hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih dan kecewa melihat tingkah laku Putri yang mereka sayangi.

Tidak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Air tersebut menghanyutkan permata-permata yang berserakan hingga membentuk sebuah danau. Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna permata kalung yang dibuang sang Putri. Kini danau itu dikenal dengan nama Telaga Warna.

Itu dia kumpulan cerita rakyat paling terkenal di Indonesia yang sering kita dengar. Semua cerita rakyat di atas mengandung pesan moral yang sangat baik untuk anak-anak hingga kini. Walaupun saat ini banyak bermunculan cerita-cerita modern, namun tidak sepantasnya cerita rakyat tersebut hilang terlupakan begitu saja.

Yuk, guys jangan sungkan untuk mendongengi anak-anak kecil dengan cerita rakyat, demi melestarikan kebudayaan kita ya!

Baca Juga: 5 Contoh Cerpen, Lengkap dengan Struktur dan Cara Menulis yang Benar

dwi lestari Photo Verified Writer dwi lestari

Masih newbie dalam hal tulis menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.
  • Bella Almira Siregar
  • Dinda Trisnaning Ramadhani
  • Yunisda D
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya