Munggahan, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahan

Mengandung nilai budaya yang bermakna bagi kehidupan manusia

Munggahan adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh umat Islam untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Sunda, Jawa Barat dengan melakukan berbagai kegiatan secara bersama-sama.

Munggah memiliki arti naik. Dalam hal ini, berarti sebelum memasuki bulan Ramadan, masyarakat perlu menyambutnya dengan berbagai persiapan, agar saat menjalani ibadah di bulan Ramadan dapat terlaksana dengan baik. Ada beragam kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan tradisi munggahan.

Misalnya, membersihkan makam keluarga yang sudah meninggal, mengirimkan doa untuk orang yang sudah tiada, menyiapkan berbagai hidangan makanan untuk dinikmati bersama dan lainnya. Masih penasaran tentang munggahan? Berikut beberapa hal yang bisa menambah wawasanmu tentang tradisi yang satu ini. Yuk, baca sampai selesai, ya.

1. Pelaksanaan tradisi munggahan

Munggahan, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahanilustrasi kegiatan berdoa bersama (pexels.com/Ahmet Polat)

Tradisi munggahan biasanya diadakan oleh masyarakat di rumahnya, atau bisa juga di sebuah masjid. Masyarakat akan menggelar acara doa bersama untuk menyambut bulan Ramadan. Acara doa dalam pelaksanaan tradisi ini akan dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat atau tokoh agama.

Selain berdoa, ada juga tradisi menyantap makanan yang telah dipersiapkan oleh pemilik rumah. Oleh karena itu, biasanya pemiliki rumah yang menggelar tradisi munggahan, akan mengundang banyak orang. Mulai dari tetangga, saudara hingga kerabat yang lainnya.

Semua orang yang hadir dalam tradisi munggahan akan memanjatkan doa yang ditujukan kepada keluarga yang telah meninggal dunia. Setelah acara doa selesai, lalu dilanjutkan dengan acara makan bersama.

2. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama tradisi berlangsung

Munggahan, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahanilustrasi orang sedang berziarah (pexels.com/RODNAE Productions)

Selain acara memanjatkan doa, dalam pelaksanaan tradisi munggahan juga terdapat kegiatan yang lainnya. Misalnya, seperti kegiatan kebersihan yang dilakukan di makam anggota keluarga yang telah meninggal. Kemudian, melakukan ziarah. Lalu, masyarakat juga akan saling bermaaf-maafan sebelum menjalankan ibadah di bulan Ramadan.

Inilah mengapa tradisi munggahan begitu banyak membawa keberkahan. Sebab, dalam proses pelaksanaannya, ada berbagai kegiatan yang mengandung nilai-nilai kebaikan. Maka dari itu, sebaiknya masyarakat juga berupaya dalam menjaga tradisi munggahan, agar dapat terus berjalan.

Baca Juga: 10 Menu Munggahan Paling Nikmat, Tradisi Khas Sunda Menyambut Ramadan

3. Jenis makanan yang perlu disiapkan

Munggahan, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahanilustrasi buah pisang (pexels.com/SHVETS production)

Dalam pelaksanaan tradisi munggahan, juga perlu menyiapkan beberapa jenis makanan, antara lain seperti, ketan, apem, pisang, dan pasung. Makanan-makanan tersebut memiliki makna dalam tradisi ini.

Ketan berasal dari bahaya Melayu yang ditafsirkan “khoto’an” artinya kesalahan. Apem diterangkan “afwan” yang berarti maaf. Pisang ditafsirkan dari bahasa Arab “ghodaan” yang artinya semua orang memiliki harapan di masa depan. Kemudian, pasung diterangkan dalam bahwa Arab “fashoum” yang berarti berpuasalah.

Jenis makanan sajiannya pun mengandung makna dan nilai-nilai kearifan lokal yang bermanfaat, jika diterapkan manusia untuk menjalani kehidupannya. Sehingga, maksud dari jenis sajiannya yaitu, setelah manusia menyadari kesalahannya, lalu saling bermaafan, harapannya saat menjalankan ibadah di bulan Ramadan, hati seseorang sudah bersih dari segala perbuatan dan pikiran yang kurang baik.

4. Mengandung nilai-nilai budaya

Munggahan, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahanilustrasi sebuah hubungan sosial (pexels.com/cottonbro)

Tradisi munggahan yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut datangnya bulan Ramadan ini, juga mengandung nilai-nilai budaya. Nilai-nilai tersebut di antaranya yaitu, nilai budaya dalam hubungan diri manusia dengan Tuhan, nilai budaya dalam hubungan sesama manusia, serta nilai budaya dalam hubungan dengan dirinya sendiri.

Dalam tradisi munggahan, nilai budaya manusia dengan Tuhan, mengajarkan tentang ketakwaan, yaitu dilakukan dengan menggelar acara doa bersama. Lalu, dalam hubungan sesama manusia, tradisi ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga tali silaturahmi, ditunjukkan dengan kegiatan saling bermaafan.

Kemudian, hubungan dengan diri sendiri dalam tradisi ini mengajarkan bahwa, sebagai manusia harus mampu selalu bersabar, memaafkan, ikhlas menjalankan berbagai hal, menghargai dan mencintai diri sendiri, serta orang lain.

5. Strategi preservasi untuk tradisi munggahan

Munggahan, Tradisi Menyambut Ramadan yang Penuh Keberkahanilustrasi laki-laki dan perempuan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tradisi adalah sesuatu yang perlu dilestarikan, salah satunya yaitu munggahan. Peran dari masyarakat sangat dibutuhkan demi menjaga kelestarian tradisi yang sudah lama ada dan dilakukan. Sehingga, meski zaman sudah sangat berkembang, munggahan gak akan hilang begitu saja.

Generasi muda pun perlu ikut berperan, maka saat menjelang bulan Ramadan, diharapkan generasi muda bersedia terlibat dalam pelaksanaannya. Selain, membantu agar tradisi ini tetap ada, dengan ikut terlibat, maka generasi muda juga dapat mengambil pelajaran tentang kehidupan melalui berbagai tahapan yang dilakukan selama munggahan berlangsung.

Munggahan merupakan tradisi menyambut bulan Ramadhan yang penuh keberkahan. Selain itu, juga mengandung berbagai macam nilai budaya yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Maka, sudah selayaknya tradisi ini dijaga dan dilestarikan.

Selain akan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, menghayati setiap tahapan dalam tradisi munggahan, juga dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Tentu saja, gak hanya yang berkaitan dengan dirinya sendiri, tapi juga dengan Sang Pencipta, serta sesama umat manusia.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Tasikmalaya ini Cocok untuk Acara Munggahan

Adelbertha Eva Y Photo Verified Writer Adelbertha Eva Y

Tetap Semangat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya