Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta soal Tren Gen Z Baca Buku, Berbeda dari Generasi Sebelumnya

Ilustrasi Generasi Z baca buku
Ilustrasi Generasi Z baca buku (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Booktok dan bookstagram jadi gerbang awal bagi gen z suka baca buku
  • Genre yang dinikmati lebih personal, seperti self help dan tema tentang pencarian jati diri
  • Buku lokal mulai mendapat tempat di hati gen z, juga tertarik dengan buku bertema historical fiction
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital yang serba cepat ini, ternyata pembaca buku juga semakin meningkat, apalagi di kalangan gen z. Mungkin banyak yang mengira kalau gen z hanya peduli soal tren dan scrolling media sosial. Padahal, justru tren kembali baca buku ini didominasi oleh gen z.

Gak hanya demi estetika feed media sosial, baca buku kini jadi bagian identitas dan healing bagi gen z. Berikut lima fakta menarik soal tren baca buku di kalangan gen z!.

1. Booktok dan bookstagram jadi gerbang awal bagi gen z suka baca buku

Ilustrasi booktok dan bookstagram
Ilustrasi booktok dan bookstagram (freepik.com/freepik)

Platform Tiktok dan Instagram dibanjiri oleh akun-akun yang membagikan tentang rekomendasi buku bacaan, pengalaman baca buku dan kutipan-kutipan menarik yang dikemas epik. Lewat akun-akun bookstagram (seseorang yang membagikan tentang buku di instagram) dan booktok (seseorang yang membagikan buku dalam akun tiktok) ini menumbuhkan minat baca buku di kalangan gen z, juga lebih mudah untuk menemukan buku-buku menarik yang gak perlu bingung lagi cari rekomendasi bacaan, sebab lewat media sosial kita lebih mudah mencari buku sesuai dengan preferensi.

2. Genre yang dinikmati lebih personal

Ilustrasi buku-buku
Ilustrasi buku-buku (unsplash.com/thoughtcatalog)

Kalau dulu novel romance atau novel-novel teenlit yang berisi kisah cinta manis lebih laku dan banyak peminatnya. Namun, sekarang gen z cenderung menyukai bacaan yang lebih personal dan merasa terhubung dengan mereka.

Buku-buku self help misalnya, yang cenderung membahas tema tentang pencarian jati diri, kesehatan mental, dan self love menjadi favorit bagi gen z. Buku seperti Insecurity Is Middle Name karya Alvin Syahrin, Seporsi Mi Ayam Sebelum Mati karya Brian Khrisna, Filosofi Teras karya Henry Manampiring dan Merawat Luka Batin karya dr. Jiemi Ardian, Sp.Kj memiliki banyak peminat di kalangan gen z.

Bagi gen z, baca buku bukan hanya sekadar hiburan tapi juga langkah untuk memahami diri sendiri.

3. Buku lokal mulai mendapat tempat di hati gen z

Ilustrasi buku lokal
Ilustrasi buku lokal (dok.pribadi/Arini Zazky)

Tak hanya buku karya penulis luar negeri yang digemari, tapi penulis lokal juga telah memikat hati gen z. Sebut saja, Leila S. Chudori dengan karyanya Laut Bercerita, Eka Kurniawan dengan Cantik itu Luka hingga Ziggy Zezsyazeoriennazabrizkie dengan karya populernya yakni Kita Pergi Hari Ini, kerap kali ramai dibicarakan.

Gen z gak hanya suka buku-buku nonfiksi dari luar negeri, tapi mereka mulai suka novel-novel karya penulis dalam negeri dan juga tertarik dengan buku bertema historical fiction.

4. Membaca jadi bagian dari estetika dan gaya hidup

Ilustrasi baca buku di kafe
Ilustrasi baca buku di kafe (freepik.com/freepik)

Bagi gen z membaca buku bukan cuma aktivitas intelektual, melainkan ekspresi diri. Banyak dari mereka yang menjadikan buku sebagai gaya hidup. Sebagai contohnya, tak sedikit dari mereka yang membawa buku-buku dan baca buku di kafe atau di tempat umum, lalu bikin konten baca buku serta memostingnya di media sosial itulah jadi cara gen z menampilkan gaya hidup yang tenang serta mindful.

5. Muncul tren klub baca buku dan reading challenge

Ilustrasi klub baca buku
Ilustrasi klub baca buku (freepik.com/freepik)

Tren baca buku ini juga tumbuh karena banyak klub baca buku yang bermunculan. Sebagai contohnya, adanya klub baca buku "Jakarta Party Book", dimana klub buku ini sudah mempunyai banyak cabang di berbagai daerah, bukan cuma Jakarta.

Selain ada klub baca buku yang marak bermunculan, ada juga tren reading challenge yang diadakan oleh klub baca buku maupun akun-akun bookstagram.

Dari kedua tren tersebut, muncul kegiatan seperti membaca bareng, saling berbagi rekomendasi bacaan dan berbagai sudut pandang.

Adanya tren membaca buku di kalangan gen z membuktikan kalau generasi ini bukan anti literasi. Mereka mungkin hidup di dunia digital, tapi mereka tetap tahu cara menikmati hidup dan menepi dari hiruk pikuk dunia lewat baca buku.

Jadi, kalau kamu masih mikir membaca buku kegiatan yang membosankan atau kuno, coba deh buka satu halaman hari ini. Siapa tahu, kamu justru menemukan versi terbaik dari dirimu diantara baris kata-kata yang tenang dalam buku-buku.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Bahaya Memendam Stres Sendirian, Jangan Dianggap Sepele!

28 Des 2025, 23:15 WIBLife