Ambyar Hingga Cie, Ini 8 Istilah Kekinian yang Berhasil Masuk KBBI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) pada Oktober 2019 lalu melakukan pemutakhiran kata sebanyak seribu entri baru yang masuk ke dalam KBBI edisi terbaru. Masuknya entri baru ini mencakup penambahan, pembaharuan entri dan makna, serta perubahan informasi etimologis pada kata-kata. Biasanya perubahan informasi etimologis tadi melibatkan para ahli etimologi bahasa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ada beberapa istilah kekinian yang belum lama ini masuk ke dalam KBBI. Kata-kata tadi merupakan istilah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kekinian apa saja yang berhasil masuk ke dalam KBBI?
1. Ambyar
Kata ini makin akrab di telinga millennial berkat lagu yang dinyanyikan oleh Didi Kempot. Kata ini makin marak digunakan netizen dari berbagai media sosial untuk menunjukkan kekecewaan yang amat mendalam atau kehilangan kata-kata alias hancur berkeping-keping.
Nah, dalam KBBI sendiri kata ambyar memiliki arti bercerai-berai, berpisah-pisah, tidak terkonsentrasi lagi. Kata ambyar sendiri memiliki makna yang hampir sama dengan kata galau yang sempat hits pada masanya.
2. Mager
Nah, kalau kata yang satu ini paling sering digunakan oleh kalangan anak muda yang sedang malas untuk melakukan suatu hal. Mager merupakan kependekan dari kata "malas gerak" atau malas bergerak. Kata ini juga biasanya digunakan untuk menunjukkan, jika orang tersebut sedang tidak bersemangat untuk melakukan suatu aktivitas.
3. Pulkam
Sama dengan mager, pulkam adalah kependekan dari kata pulang kampung yang biasa banyak disebutkan saat musim liburan. Pulkam atau pulang kampung sangat identik dengan kebiasaan orang Indonesia yang akan melakukan perjalanan ke kampung halamannya saat musim liburan atau hari raya tiba.
Baca Juga: 10 Kata Bahasa Jawa yang Masuk dalam Daftar di KBBI
4. Julid
Sebelum sering digunakan oleh akun-akun gosip dalam caption mereka, kata julid sendiri sudah terlebih dulu dipopulerkan oleh Syahrini. Kata julid berasal dari bahasa Sunda 'binjulid' yang dalam KBBI memiliki arti sebagai iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain.
Editor’s picks
Saat ini, kata julid sering digunakan untuk menyudutkan seseorang dengan komentar atau status di media sosial.
5. Pansos
Pansos atau panjat sosial adalah istilah yang belum lama ini populer di berbagai media sosial. Kata ini diartikan sebagai usaha seseorang yang ingin mencitrakan diri sebagai orang yang memiliki status sosial yang tinggi.
Biasanya orang-orang yang melakukan hal tadi akan mengunggah foto, tulisan, video, dan lain sebagainya di media sosial mereka agar bisa dikenal banyak orang atau menjadi selebriti dadakan. Duh!
6. Gaptek
Gaptek alias gagap teknologi adalah istilah yang sudah sejak lama dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ini merujuk pada seseorang yang ketinggalan zaman dalam hal teknologi alias tidak mampu mempergunakan teknologi canggih yang semakin maju dari waktu ke waktu. Misalnya, orang tua yang tidak begitu mengerti bagaimana mengoperasikan suatu komputer atau gawai pintar.
7. Maksi
Kata maksi juga menjadi salah satu istilah kekinian yang berhasil 'tembus' KBBI. Maksi merupakan kependekan dari makan siang yang biasanya merujuk pada makan siang bersama teman. Penggunaan singkatan tadi biasanya bertujuan untuk menghemat waktu dalam mengetik suatu kata dalam mengirim pesan singkat ke teman di kehidupan sehari-hari.
8. Cie
Ayo, ngaku. Siapa yang suka menggunakan kata yang satu ini sebagai tanda cemburu? Sejak kapan kalian tahu, jika kata 'cie' merupakan singkatan dari "cause I'm envy"? Nah, sebenarnya kata cie ini didefinisikan sebagai kata seru ketika memuji atau menggoda seseorang agar tersipu malu, lho. Ada-ada saja, ya?
Istilah-istilah tadi sudah memenuhi kriteria tertentu pada penambahan kosakata baru dalam KBBI. Menurut Wikipediawan Pencinta Bahasa Indonesia, Ivan Lanin, salah satu kriteria dalam penambahan kosakata baru adalah karena kekerapan penggunaan, tidak peduli apakah waktu penggunaannya di tengah-tengah masyarakat sudah lama atau baru.
Setidaknya, ada lima hal yang menjadi alasan sebuah kata masuk KBBI yaitu unik, eufonik (enak didengar), seturut dengan kaidah Bahasa Indonesia, tidak berkonotasi negatif, dan kerap dipakai oleh masyarakat.
Baca Juga: 16 Kata Bahasa Indonesia Ini Mirip Bahasa Portugis
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.