Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Jurusan Kuliah Buat yang Ingin Kerja di Dunia Game

ilustrasi jurusan Teknologi Game (unsplash.com/Patrick Kuo)
Intinya sih...
  • Desain Komunikasi Visual (DKV) adalah jurusan yang relevan untuk desainer game, mengajarkan teori warna, ilustrasi, dan storytelling visual.
  • Jurusan Informatika merupakan pintu gerbang utama bagi mereka yang tertarik dalam pemrograman game, dengan fokus pada algoritma, struktur data, dan pemrograman berorientasi objek.
  • Sastra Inggris tidak hanya membentuk kemampuan analisis cerita, tetapi juga membuka peluang kerja sebagai narrative designer atau scriptwriter di industri game.

Industri game sekarang udah jadi ladang kerja yang menjanjikan. Gak cuma jadi tempat hiburan, game juga berubah jadi ekosistem ekonomi digital yang melibatkan banyak profesi. Mulai dari desain, pengembangan, penulisan, sampai analisis data, semua punya peran masing-masing buat membentuk satu game utuh. Makanya, buat yang tertarik masuk ke industri ini, pemilihan jurusan kuliah jadi langkah awal yang penting.

Penting buat memahami bahwa dunia game bukan cuma tentang main game seharian. Banyak keterampilan teknis dan kreatif yang harus dikuasai supaya bisa bersaing di pasar kerja. Artikel ini akan membahas jurusan-jurusan kuliah yang relevan dan menjanjikan untuk masuk ke dunia game. Gak semuanya berbau teknologi, tapi semuanya punya koneksi kuat ke industri game modern.

1. Desain Komunikasi Visual (DKV)

ilustrasi jurusan DKV (freepik.com/freepik)

Desain Komunikasi Visual (DKV) jadi salah satu jurusan yang paling sering diambil sama calon desainer game. Di jurusan ini, mahasiswa belajar teori warna, tipografi, ilustrasi, sampai storytelling visual. Semua elemen itu jadi pondasi penting buat merancang tampilan game yang menarik secara visual. Industri game sangat butuh ilustrator karakter, desainer UI/UX, dan concept artist, yang semuanya bisa dilahirkan dari latar belakang DKV.

Jurusan ini juga memberi ruang eksplorasi ke arah animasi 2D dan 3D, yang sekarang banyak digunakan di game indie sampai AAA. Mahasiswa DKV biasanya juga dibekali kemampuan membuat portofolio visual yang kuat sejak awal. Ini sangat membantu buat menarik perhatian studio game yang cari talenta visual. Peluang kerja dari DKV bukan cuma di studio lokal, tapi juga bisa masuk ke pasar internasional.

Kalau tertarik jadi seniman di dunia game, DKV bisa jadi batu loncatan ideal. Asal serius dan konsisten, karya dari lulusan DKV bisa bersaing di industri global. Industri game selalu butuh visual yang segar dan imajinatif.

2. Informatika

ilustrasi Jurusan Informatika (freepik.com/ArthurHidden)

Kalau mau masuk ke dunia pemrograman game, jurusan Informatika adalah pintu gerbang utama. Di sini, mahasiswa belajar algoritma, struktur data, pemrograman berorientasi objek, dan logika komputasi secara mendalam. Semua itu jadi dasar penting buat membangun mesin game, fitur gameplay, AI karakter, dan sistem multiplayer yang kompleks. Banyak lulusan Informatika yang akhirnya bekerja sebagai game developer, backend engineer, atau technical director di industri game.

Jurusan ini juga membuka akses ke banyak teknologi terbaru seperti Unity, Unreal Engine, sampai engine buatan sendiri. Mahasiswa bisa belajar langsung membuat prototipe game dari nol, bahkan sampai tahap final. Selain itu, kuliah di Informatika juga memperkuat kemampuan debugging dan problem solving yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan game. Industri game saat ini sangat menghargai developer yang bisa menyelesaikan masalah teknis dengan cepat dan efisien.

Buat yang suka ngulik kode dan menyukai tantangan logika, Informatika jelas patut dipertimbangkan. Dunia game sangat mengandalkan otak-otak pemrogram yang bisa membuat dunia virtual jadi hidup. Belajar coding bukan hal mudah, tapi hasilnya bisa sangat memuaskan.

3. Seni Rupa Murni

ilustrasi jurusan Seni Rupa Murni (freepik.com/freepik)

Meskipun gak secara langsung ditujukan buat industri game, jurusan Seni Rupa Murni sering kali jadi tempat lahirnya ide visual yang unik dan berani. Mahasiswa di jurusan ini diajak mengeksplorasi teknik menggambar manual, seni instalasi, seni digital, sampai konsep-konsep estetika yang mendalam. Semua hal itu sangat berguna buat membuat karakter game, environment, dan suasana yang kuat secara visual. Banyak seniman game yang awalnya berasal dari latar belakang seni murni.

Kelebihan dari jurusan ini adalah ruang kebebasan ekspresi yang luas, yang membuat ide-ide liar bisa dituangkan tanpa batasan teknis terlalu ketat. Hal ini memberi keunggulan dalam menciptakan gaya visual yang berbeda dari game mainstream. Studio game biasanya mencari seniman dengan ciri khas kuat, dan lulusan Seni Rupa Murni punya modal besar buat itu. Selain itu, jurusan ini juga mengasah kepekaan visual dan narasi simbolik yang mendalam.

Buat yang tertarik pada sisi artistik game dan ingin membuat karya yang otentik, jurusan ini patut dipikirkan. Meski gak semua hal teknis diajarkan, pendekatan estetika dari Seni Rupa Murni bisa membuat karya game jadi lebih punya ruh. Dunia game butuh lebih banyak seniman yang bisa menyuntikkan keunikan ke dalam pengalaman bermain.

4. Sastra Inggris

ilustrasi jurusan Sastra Inggris (freepik.com/freepik)

Gak banyak yang tahu kalau jurusan Sastra Inggris punya potensi besar buat masuk ke dunia game. Jurusan ini membentuk kemampuan analisis cerita, pembangunan karakter, dan struktur narasi, hal-hal yang sangat penting dalam game bergenre RPG, visual novel, atau game yang punya elemen cerita kuat. Lulusan Sastra Inggris bisa bekerja sebagai narrative designer, scriptwriter, atau bahkan localization editor untuk game global.

Kemampuan bahasa yang kuat juga membuka peluang kerja lintas negara, terutama buat proyek game yang butuh penerjemahan dan adaptasi bahasa. Di jurusan ini, mahasiswa dilatih berpikir kritis dan menyusun narasi yang kompleks dengan bahasa yang kuat. Ini sangat cocok buat industri game yang sekarang semakin fokus pada storytelling dan pengalaman emosional pemain. Banyak game besar saat ini mempekerjakan penulis naratif profesional dari latar belakang sastra.

Buat yang tertarik pada dunia cerita dan pengembangan karakter, Sastra Inggris bisa jadi pilihan jurusan yang tepat. Industri game butuh pencerita yang bisa membuat pemain merasa terlibat dan terhubung secara emosional. Gak harus jago gambar atau coding, selama bisa membuat cerita menarik, peran penulis di dunia game tetap vital.

5. Teknologi Game

ilustrasi jurusan Teknologi Game (unsplash.com/Patrick Kuo)

Beberapa kampus sekarang udah membuka jurusan khusus bernama Teknologi Game atau Game Development. Jurusan ini memang dirancang secara khusus buat industri game, dengan kurikulum yang mencakup pemrograman, desain level, seni digital, UI/UX, dan manajemen proyek game. Mahasiswa dibentuk buat memahami seluruh proses produksi game dari awal sampai rilis. Ini jelas jadi jalan cepat buat yang punya mimpi bekerja di studio game ternama.

Selain belajar teori, jurusan ini juga fokus ke praktik langsung. Mahasiswa ditantang membuat game sendiri, berkolaborasi dalam tim, dan mengikuti kompetisi game development. Ini sangat membekali mereka dengan pengalaman nyata yang bisa masuk ke portofolio. Lulusan Teknologi Game punya peluang kerja luas, dari game mobile sampai VR dan game edukasi.

Kalau memang sejak awal ingin masuk ke dunia game secara profesional, jurusan ini bisa jadi pilihan paling praktis. Fokus pembelajaran yang terarah membuat mahasiswa lebih siap masuk industri. Gak cuma belajar, mereka juga punya peluang untuk membuat karya nyata sejak dini.

Dunia game bukan cuma soal main dan senang-senang. Di balik layar, ada banyak profesi dengan latar belakang akademis yang kuat dan spesifik. Memilih jurusan kuliah yang tepat bisa jadi pintu awal buat masuk ke industri yang sangat kompetitif ini. Gak ada jurusan yang paling benar, yang penting adalah konsistensi, eksplorasi, dan semangat buat terus belajar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us