Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Kata-kata Kartini Tentang Pendidikan, Bawa Harapan buat Masa Depan

ilustrasi RA Kartini (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kartini, pelopor pemikiran modern dan cerdas
  • Pemikirannya tentang pendidikan masih relevan hingga sekarang
  • Perjuangan Kartini terhadap hak-hak perempuan dan pendidikan

Setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Lebih dari sekadar emansipasi, Kartini dikenal sebagai pelopor pemikiran modern dan cerdas. Lewat surat-suratnya, Kartini menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan dan perempuan.

Kartini masih menjadi sosok pahlawan yang berpengaruh membebaskan perempuan dari ketertinggalan dan ketidakadilan. Kata-kata Kartini tentang pendidikan ini masih relevan hingga sekarang. Ada harapan besar tentang masa depan yang lebih cerah! 

1. Kutipan Kartini tentang pendidikan

Repro Negatif (sekitar tahun 1900), Raden Ajeng Kartini (wikimedia.org)

1. Habis gelap terbitlah terang.

2. Perempuan adalah pembawa peradaban.

3. Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.

4. Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti.

5. Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkan secara jelas kepada murid-murid. 

6. Kami di sini memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. 

7. Untuk sementara didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa harus dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di antaranya bangsanya.

8. Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan didik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan. Karena inilah yang akan membawa bahagia baginya.

9. Bila golongan atas sudah berpendidikan, maka pendidikan seluruh bangsa hanya soal waktu saja.

10. Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.

2. Asal-usul Kartini

Potret studio Raden Ajeng Kartini dengan orangtuanya, saudara perempuan, dan saudara laki-lakinya. Foto tahun 1890-1904 (wikimedia.org)

Raden Ajeng Kartini merupakan perempuan yang terlahir dalam keluarga bangsawan Jawa. Ia merupakan anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan M.A Ngasirah.

Perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879 ini sejak kecil terbiasa dengan lingkungan keluarga bangsawan yang penuh tradisi dan keterbatasan. Latar belakang keluarga yang terpandang membuat Kartini menyadari betapa aturan adat dan tradisi sangat mengikat perempuan. Itulah sebabnya, ia mulai memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama pendidikan dan kebebasan berpikir.

3. Perjuangan Kartini

Foto bersama siswi-siswi di " Kartinischool " (Sekolah Kartini) (commons.wikimedia.org/fotografer tidak diketahui)

Kartini memiliki pemikiran yang tajam tentang bagaimana perempuan seharusnya bisa berkembang. Kartini percaya bahwa pendidikan adalah jalan menuju perubahan yang lebih baik.

Usai menikah dengan Bupati Rembang, ia tetap gigih memperjuangkan hak-hak perempuan. Sekolah yang didirikannya di Rembang merupakan bukti nyata perjuangannya terhadap pendidikan dan emansipasi perempuan.

Kartini wafat pada 17 September 1904 usai melahirkan anak pertamanya. Meski begitu, semangat dan perjuangannya tak pernah padam sampai sekarang. Surat-surat yang sempat ia tulis untuk sahabat-sahabatnya di Eropa menjadi buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Berkat kegigihannya, Kartini kini disebut Pahlawan Kemerdekaan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 108 tahun 1964. Itu sebabnya, tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap jasanya.

Share
Topics
Editorial Team
Adyaning Raras Anggita Kumara
Febriyanti Revitasari
Adyaning Raras Anggita Kumara
EditorAdyaning Raras Anggita Kumara
Follow Us