ilustrasi membaca buku (Pexels.com/Tim Samuel)
Harus diakui, romantasy adalah genre yang didominasi penulis dan pembaca perempuan sekaligus. Hal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap perspektif dan jalan cerita novel-novel romantasy. Seperti fakta bahwa sebagian besar protagonis novel-novel romantasy adalah perempuan. Tak hanya itu, mereka diciptakan sebagai karakter dengan agensi yang kuat, bukan hanya sekadar eksis dan mengikuti arus.
Protagonis perempuan dalam novel romantasy diceritakan bisa punya segalanya: kekuatan/kekuasaan dan kehidupan personal yang seimbang tanpa harus mengorbankan salah satunya. Seperti kita tahu, karier dan cinta sering kali jadi dua hal yang tak bisa berjalan beriringan dalam hidup perempuan di dunia nyata. Mereka selalu diarahkan untuk memilih salah satu yang jadi prioritas. Ini yang tidak terjadi di novel romantasy. Para penulis tahu betul kalau kesamaan hak untuk mendapatkan keduanya seperti pria adalah yang paling diidamkan perempuan, tetapi masih sulit terealisasi.
Tiga faktor tadi kiranya yang membuat popularitas novel romantasy tak terhentikan. Terutama di sektor fiksi yang masih didominasi perempuan sebagai target pasarnya.