Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Hijaukan Setiap Langkah

IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA

Halo generasi hijau!

Perkenalkan kami SPARK dari SMAN 103 Jakarta, tim yang percaya bahwa satu percikan kecil bisa menyalakan semangat hijau untuk semua. Kami bukan sekadar tim, kami adalah wajah muda yang membawa misi menjaga lingkungan dari sekolah, untuk dunia. Adapun tema yang kami angkat yaitu:

“𝐇𝐢𝐣𝐚𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐋𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐡”

Tim redaksi kami terdiri dari:

  • Guru Pendamping: Chandra D.K. Wulan
  • Ketua: Hillin Febrianti
  • Anggota: Maisya Rahma Areta, Nisrina Maryam Setizli, Varin Valerie Tumiwa

Dunia kini menanti perubahan nyata dalam menghadapi krisis lingkungan, dan kami percaya bahwa jawabannya ada pada kesadaran diri setiap individu. Dari langkah sederhana di sekolah, seperti membuang sampah dengan benar hingga merawat tanaman di greenhouse lahirlah kebiasaan yang menumbuhkan budaya bersih dan hijau.

Melalui karya ini, kami ingin menghadirkan pesan bahwa menjadi pahlawan lingkungan tidak harus menunggu besar. Cukup dengan konsistensi, setiap langkah kecil yang kita lakukan akan tumbuh menjadi perubahan besar untuk bumi yang lebih lestari.

Oleh: Nisrina, Varin, Hillin

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA

Di tengah megahnya visi kita tentang masa depan yang berkelanjutan dan ambisi untuk mencetak Generasi Emas yang akan memimpin peradaban, kita seringkali luput dari pandangan akan realitas di sekitar kita. Krisis lingkungan global, dengan segala permasalahannya dari pemanasan ekstrem, polusi udara yang mencekik, hingga lautan yang kini sesak oleh timbunan plastik. Ironisnya, akar permasalahan ini kerap kali bersemayam dalam tindakan-tindakan kecil, bahkan yang tak disadari, tepat di lingkungan terdekat kita yaitu sekolah.

Mari kita berkaca sejenak. Pemandangan sehelai bungkus makanan ringan yang tergeletak di koridor, botol minuman plastik yang dibiarkan di bawah meja kelas, atau sisa jajan yang berserakan di halaman sekolah. Ini adalah realita sehari-hari yang sering kita temukan, namun kita abaikan dalam tindakan.

Di balik setiap sampah yang dibuang sembarangan, seringkali ada satu individu pelajar yang, entah karena terburu-buru, kurangnya pemahaman mendalam tentang konsekuensi, atau sekadar sikap acuh tak acuh, melakukan tindakan yang terlihat sepele ini. Namun, inilah pukulan telak pada kita sebagai komunitas pendidikan. Bukankah sekolah adalah pusat di mana nilai-nilai diajarkan, moralitas dibentuk, dan tanggung jawab dipupuk? Ketika satu bungkus plastik dibiarkan, ia bukan hanya merusak estetika. Ia adalah simbol dari satu kesadaran yang gagal berfungsi, mengikis budaya bersih yang seharusnya menjadi identitas. Akumulasi dari "satu sampah" dari "satu pelajar" setiap harinya, secara perlahan namun pasti, menciptakan gunung masalah yang lebih besar.

Lingkungan belajar yang seharusnya menjadi inspirasi, justru terkikis oleh kelalaian kolektif. Dampak dari kebiasaan kecil di lingkungan sekolah ini tidak berhenti di gerbang sekolah saja, tetapi ia membentuk karakter dan kebiasaan yang akan terbawa hingga ke masyarakat, bahkan ke skala global. Inilah momentum krusial yang melatarbelakangi mengapa sudah saatnya bagi Generasi Emas kalian, para siswa yang memiliki potensi luar biasa untuk segera mengaktifkan "Eco Warrior Mode On".

Mading ini hadir bukan sekadar sebagai media informasi biasa. Ini adalah cermin kritis yang memperlihatkan realitas, suara yang menggugah kesadaran yang tertidur, dan seruan militan untuk sebuah perubahan. Kami ingin mengilustrasikan secara gamblang dan tak terbantahkan bahwa dari satu kesadaran yang terbangun pada diri setiap pelajar, yang diwujudkan dalam setiap tindakan kecil menjaga kebersihan di lingkungan sekolah, kita memiliki kekuatan transformatif revolusioner untuk memutus rantai kelalaian ini. Mari kita buktikan, sekolah adalah titik nol dari mana kita akan membangun kembali harapan bagi bumi yang lestari, dimulai dari setiap langkah kecil kita.

Oleh: Varin, Maisya, Hillin

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA

Menjadi pahlawan lingkungan di sekolah bukanlah tentang siapa yang paling hebat, melainkan siapa yang paling konsisten dalam kepeduliannya. Sering kali kita menganggap hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya tidak berarti apa-apa, padahal dari situlah perubahan besar bermula. Selembar bungkus plastik yang dibuang dengan benar adalah bukti bahwa kita mampu bertanggung jawab pada apa yang kita hasilkan. Dari kesadaran kecil itu, lahirlah budaya kebersihan yang menjaga sekolah tetap indah, sehat, dan nyaman bagi semua.

SMAN 103 Jakarta telah membuktikan bahwa cinta lingkungan bukan sekadar teori. Selain mengajarkan siswa untuk menjaga kebersihan, sekolah ini juga menghadirkan sebuah langkah nyata melalui green house. Di sanalah kita belajar bahwa merawat bumi bukan hanya tentang membuang sampah, tetapi juga tentang menumbuhkan kehidupan. Green house bukan hanya rumah bagi tanaman, tetapi juga rumah bagi kesadaran kita tempat di mana kita diajarkan sabar, telaten, dan penuh rasa tanggung jawab terhadap alam. Merawat setiap daun yang tumbuh adalah cermin dari merawat masa depan kita sendiri.

Di titik inilah kita bisa memahami, bahwa sekolah sejatinya adalah ruang lahirnya generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara moral dan peduli pada lingkungan. Jika kebersihan dan penghijauan telah menjadi identitas kita, maka SMAN 103 tidak hanya melahirkan pelajar yang berprestasi, tetapi juga Generasi Emas yang mampu menjaga bumi tetap lestari.

Maka mari kita renungkan bersama: setiap sampah yang kita buang dengan benar, setiap tanaman yang kita rawat dengan tulus, adalah tanda kecil bahwa kita sedang membangun warisan untuk masa depan. Dari sekolah inilah kita bisa memulai perubahan, menjadikannya titik nol untuk bumi yang lebih bersih, lebih asri, dan lebih penuh harapan.

Oleh: Nisrina, Maisya, Hillin

Infografik

IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA

Infografis ini menekankan bahwa menjaga kebersihan sekolah bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud tanggung jawab moral terhadap ruang tempat kita tumbuh. Dari kesadaran sederhana membuang sampah pada tempatnya lahirlah lingkungan belajar yang sehat, indah, dan memberi kenyamanan bagi semua. Ia mengingatkan kita bahwa kebersihan adalah warisan bersama, yang hanya bisa dijaga jika setiap individu mau mengambil perannya.

Oleh : Maisya, Hillin

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA

Rubrik ini menyoroti peran besar Pertamina dalam mendukung transisi menuju masa depan hijau dengan menghadirkan energi baru terbarukan, mulai dari biofuel, panas bumi, hingga tenaga surya, yang menjadi langkah nyata dalam mengurangi emisi karbon sekaligus menekan ketergantungan pada energi fosil. Lebih dari sekadar perusahaan energi, Pertamina tampil sebagai motor perubahan yang menanamkan kesadaran sejak dini melalui program CSR, edukasi lingkungan, dan kolaborasi sekolah hijau agar masyarakat tumbuh bukan hanya sebagai penikmat energi, tetapi juga sebagai bagian dari solusi keberlanjutan. Pada akhirnya, karya ini menegaskan bahwa menjaga bumi tidak bisa dibebankan pada individu semata, melainkan merupakan gerakan kolektif yang hanya dapat terwujud melalui sinergi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah demi terciptanya lingkungan lestari dan masa depan yang berkelanjutan.

Oleh: Nisrina, Varin, Hillin

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA
IDN Times Xplore/SPARK_SMAN 103 JAKARTA

Menjaga kebersihan sekolah bukanlah perkara sepele, melainkan wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab moral setiap warga sekolah untuk menciptakan ruang yang sehat, indah, dan penuh makna. Setiap langkah kecil seperti membuang sampah pada tempatnya atau menanam pohon di sudut halaman adalah simbol kesadaran bahwa perubahan besar selalu lahir dari tindakan sederhana yang dilakukan dengan konsistensi dan keikhlasan, serta ketika kebiasaan ini tumbuh menjadi budaya bersama, sekolah menjelma bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu, melainkan juga rumah kebersamaan yang menghadirkan keindahan, kedamaian, serta harapan akan masa depan yang lebih baik.

Oleh: Hillin, Maisya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Merawat Peralatan Dapur Bahan Kayu agar Awet, Jangan Asal Cuci!

07 Sep 2025, 11:32 WIBLife