Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] SUARAKAN BUMI, SATUKAN AKSI

IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani
IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani

Halo, Pencinta Bumi!

Kami dari Tim Pena Senja SMAIT Bina Insani, Banten,  Mempersembahkan sebuah karya mading yang bertemakan Suarakan Bumi Satukan Aksi: Edukasi dan Teknologi Di Tangan Generasi Muda Masa Kini, khususnya pengelolaan sampah dan menyelamatkan bumi.

Lewat gerakan kecil namun berdampak besar, dengan misi untuk mengubah dan mengelola sampah menjadi Kompos Bernutrisi. Demi bumi yang lebih hijau, sehat, dan lestari.

Tim Penyusun:

Guru Pendamping: Khairul Ismi, S.P., M.Pd.

Ketua: Nailatus Syifa Maulida

Anggota:

  • Aisyah Aqila Amalina

  • Umarul Faruq Al-Ghazy

  • Yasmin Ramadhani Safitri

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani
IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani

Seiring berjalannya waktu, tumpukan sampah semakin berlimpah. Karena banyaknya penggunaan bahan-bahan instan dengan bungkus plastik yang berlebih di masyarakat Indonesia. Efeknya adalah dengan banyak bencana disebabkan oleh sampah yang tidak dikelola secara baik, seperti: banjir, laut yang tercemar, dan sebagainya.

Berdasarkan data jumlah produksi sampah harian di wilayah Kab. Serang sudah mencapai angka yang fantastis: 1.290 ton per hari. Angka ini didominasi oleh sampah rumah tangga, menunjukkan bahwa masalah mendalam yang ada di masyarakat. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Serang menunjukkan angka survey yang jauh dari kata ideal. Menunjukkan hanya sekitar 400 ton sampah yang bisa terangkut dan dikelola setiap harinya. Kab. Serang termasuk peringkat ketiga sampah paling banyak di daerah Banten. (Sumber: Kompasiana.com)

Namun, kondisi pemuda saat ini mulai kurang peka terhadap lingkungan, akibat teknologi yang sudah menyita perhatian mereka dengan  lebih banyak menyajikan hal-hal kurang bermanfaat. Edukasi tentang pengelolaan sampah juga masih sangat minim, sehingga penambahan penumpukan sampah yang semakin berlimpah setiap tahunnya. Di mana pemuda saat ini?

Banyaknya sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik menimbulkan berbagai dampak negatif. Salah satunya adalah tercemarnya laut yang mengakibatkan biota laut banyak yang punah, rusaknya ekosistem yang ada di bumi akibat pencemaran yang sangat tinggi. Karena sampah plastik yang sulit terurai hingga bertahun-tahun menjadi penyebab rusaknya ekosistem tanah, menurunkan tingkat kesuburan, serta meningkatkan risiko bencana seperti tanah longsor dan lainnya.

Berdasarkan data tersebut, para pemuda seharusnya dapat mengambil peran dan memberikan kontribusi untuk menyelamatkan bumi. Dengan adanya edukasi dari berbagai sumber. Dapat menggunakan teknologi yang membahas tentang cara menjaga bumi dan hal-hal positif, agar masyarakat lebih peduli untuk bersama-sama merawat bumi, serta menghentikan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Contohnya dengan membawa botol minum (tumbler) dari rumah untuk mengurangi sampah botol plastik yang dapat mencemari lingkungan.

Dengan kolaborasi edukasi, teknologi, dan aksi nyata. Diharapkan generasi muda dapat menyelamatkan bumi serta menjadikan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Hal ini akan menjadikan Kab. Serang dan Indonesia bebas dari tumpukan sampah yang saat ini menjadi urutan kedua terbanyak di Asia Tenggara, serta menjadi peluang yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. (Sumber: Kompas.com)

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani
IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga tentang tanggung jawab dan masa depan bumi yang kita huni. Di Kab. Serang, pengurangan sampah bisa dilakukan dengan membangun sistem terstruktur seperti bank sampah, mengoptimalkan pengelolaan limbah rumah tangga dan sekolah, serta memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat. Pemuda memiliki peran strategis sebagai motor penggerak yang merawat bumi dari sampah, dengan menggunakan sarana teknologi.

Minimnya edukasi pengelolaan sampah di Kab. Serang menyebabkan volume sampah terus meningkat setiap tahunnya. Sebagian Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak dikelola dengan baik sehingga sampah menumpuk. Mencemari tanah dan menimbulkan bau tak sedap yang dapat mengganggu warga. Untuk mengatasi hal tersebut dengan adanya program “1 Siswa 1 Kompos” menjadi salah satu solusi kreatif yang sederhana namun berdampak besar. Dengan mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk. Setiap siswa dapat berkontribusi nyata dalam mengurangi timbunan sampah, menciptakan lingkungan yang sehat dan menumbuhkan budaya peduli lingkungan. Langkah ini tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga menghasilkan pupuk alami yang bermanfaat bagi bumi, menyuburkan pertanian dan membantu penghijauan.

Bayangkan jika di setiap sekolah yang ada di Kab. Serang, ratusan siswa rutin membuat kompos. Dalam setahun, kita tidak hanya mengurangi jumlah sampah, tetapi juga membentuk generasi yang terbiasa menjaga bumi sejak dini.

Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Mulailah dari dirimu, mulai dari sekarang. Dunia menunggu aksimu!

Kita kembalikan bumi yang bersih, subur, dan layak dihuni demi masa depan yang lebih baik.

Infografik

IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani
IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani

Infografik “Generasi Muda Bergerak!” menyoroti peran penting anak muda masa kini dalam menjaga bumi. Saat masalah lingkungan seperti perubahan iklim, polusi, sampah plastik, hingga penebangan pohon semakin mendesak, generasi muda hadir bukan hanya sebagai saksi, tetapi juga sebagai penggerak perubahan. Dengan kreativitas, pemikiran inovatif, serta kemampuan memanfaatkan teknologi, aksi kecil yang dilakukan bisa menjadi sebuah solusi yang besar: mulai dari mengurangi pemakaian plastik, menghemat energi seperti air dan listrik, menanam pohon, hingga mendukung kampanye digital ramah lingkungan. Setiap langkah sederhana yang dilakukan bersama membuka peluang terciptanya masa depan yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan.

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani
IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani

Infografik “Future Goes Green” menggambarkan urgensi transisi menuju energi hijau sebagai solusi atas krisis iklim dan meningkatnya emisi karbon. Pertamina menunjukkan kontribusi nyatanya dengan mengelola 80% kapasitas panas bumi nasional, mengurangi jutaan ton emisi karbon, serta mendorong green movement di Indonesia. Melalui program penghijauan, pengembangan energi bersih seperti geothermal, biofuel, hidrogen, hingga pemberdayaan masyarakat sekitar, Pertamina berkomitmen mencapai target Net Zero Emission 2060. Infografik ini sekaligus menampilkan visi masa depan: integrasi energi terbarukan, ekspansi energi hijau di seluruh Indonesia, dan kolaborasi menuju masa depan yang inklusif dan berkelanjutan.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani
IDN Times Xplore/Pena Senja_SMAIT Bina Insani

Melihat kondisi sampah yang menumpuk di sekolah dan sekitarnya, kami melakukan riset untuk mencari cara mengurangi volume sampah yang terus bertambah setiap hari. Dari hasil riset tersebut kami menemukan solusi yaitu program “Satu Siswa Satu Kompos”. Melalui program ini, sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi kompos sekaligus untuk mendorong kebiasaan memilah sampah agar dapat mengurangi penumpukan sampah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us