Tingginya pelaksanaan upacara keagamaan di Bali turut menyumbang volume sampah organik di TPA Suwung, Bali. Masyarakat diharapkan mengelola sampah organik secara mandiri dengan alternatif solusi Tebe Modern menjadi kompos berkualitas.
[MADING] PESAN (Pemuda Empati, SImpati, Anti Sampah)

Halo, Sahabat Lingkungan! Kami Tim Cihuy dari SMAN 4 Denpasar hadir dengan semangat melalui sebuah karya mading digital. Dalam mading ini, kami ingin pembaca menjadi lebih peduli dan dapat berdampak pada lingkungan melalui hal-hal sederhana. Kami percaya bahwa langkah kecil yang kita lakukan bersama dapat membawa perubahan besar demi masa depan bumi yang lebih hijau, bersih, dan lestari. Mari kita menjadi generasi yang peduli lingkungan untuk kehidupan yang berkelanjutan!
Tim redaksi kami terdiri dari:
Guru Pendamping: Putu Era Surya Adnyani
Penulis: Ida Ayu Dinda Mahadewi, Ni Luh Putu Ayu Sari Swandewi
Desainer Visual: Nia Mabel Nathania, Ni Putu Widya Adnyani
Fotografer: Ni Made Yasmin Indrawati
Videografer: Nyoman Andrika Wiswananda Kusuma
Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Pengelolaan sampah organik merupakan tantangan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Bali. Keadaan ini dipicu oleh TPA Suwung yang kini tidak lagi menerima kiriman sampah organik karena kondisi sampah berlebih yang tidak terkelola hingga membentuk gunung sampah. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2023, sebesar 70% dari komposisi sampah di Bali didominasi oleh sampah organik yang diantaranya merupakan sampah sisa makanan dan kayu/ranting, sedangkan sampah plastik dan residu hanya sebesar 30%. Data proyek Methane Emission Reduction Initiative for Transparency (MERIT) juga menunjukkan bahwa TPA Suwung memiliki komposisi sampah organik tertinggi, dibandingkan TPPAS Sarimukti dan TPST Bantargebang yang turut dipengaruhi oleh banyaknya produksi sampah organik dari tingginya pelaksanaan aktivitas spiritual keagamaan di Bali.
Sampah organik yang mendominasi komposisi sampah ini tentu menjadi isu lingkungan utama di Bali. Pasalnya, sampah organik juga memproduksi gas metana saat proses pembusukan. Gas metana merupakan polutan yang dapat mengurangi oksigen di atmosfer bumi dan menyebabkan ledakan apabila bercampur dengan udara. Masalah ini tentunya memerlukan bantuan dan kesadaran oleh masyarakat akan aksi pengolahan sampah organik untuk mencegah kondisi lingkungan yang semakin parah.
Kita sebagai generasi muda yang turut peduli pada masalah lingkungan juga dapat berkontribusi melalui gerakan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Meskipun ini hanya sebuah aksi kecil, namun apabila dilakukan dengan konsisten dan berkelanjutan akan memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan. Terdapat 2 jenis sampah yang umumnya kita ketahui, yaitu sampah anorganik dan organik. Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak berasal dari alam dan sudah terdapat proses pencampuran sebelumnya, seperti plastik, kardus, kertas, dan lain-lain. Sampah anorganik ini dapat kamu kumpulkan dan diserahkan kepada TPA maupun perusahaan pengelolaan sampah anorganik untuk didaur ulang. Sedangkan sampah organik merupakan sampah yang sepenuhnya berasal dari alam dan tidak terdapat proses pencampuran, sehingga sampah dapat lebih mudah untuk terurai. Pengelolaan sampah organik dapat dilakukan dengan solusi alternatif provinsi Bali, yaitu Tebe Modern.
Perkembangan teknologi yang sedang berlangsung di era digital ini dapat menjadi sarana untuk menyebarluaskan gerakan memilah sampah berdasarkan jenisnya ini kepada masyarakat luas. Kita selaku generasi muda yang mampu dalam menggunakan teknologi juga dapat berkontribusi terhadap lingkungan melalui pembuatan konten edukatif dan ajakan kepada masyarakat untuk bijak memilah dan mengolah sampah.
Esai: Kesimpulan

Tebe Modern merupakan inovasi pengelolaan sampah dengan memadukan konsep tradisional masyarakat Bali dalam proses dekomposisi sampah organik yang kini sedang digagaskan oleh Pemerintah Provinsi Bali. Menurut pemahaman masyarakat Bali, “Tebe” merupakan halaman belakang rumah yang digunakan untuk membuang sampah organik dengan menggunakan bentuk yang modern untuk membantu proses dekomposisi sampah organik. Secara fisiknya, Tebe Modern berbentuk lubang cukup dalam dengan diameter yang cukup besar, diperkuat juga dengan buis beton yang disertai penutupnya dan berfungsi sebagai komposter alami untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Hal ini dapat membantu masyarakat melakukan pengelolaan sampah organik secara mandiri dengan cara yang praktis. Dengan ini, Tebe Modern juga turut mendukung gaya hidup hijau dan keberlangsungan kehidupan seimbang dengan mengelola sampah secara mandiri, sehingga membantu mengurangi volume sampah organik yang tidak dapat terkelola dengan baik di TPA serta memberikan manfaat menyuburkan tanaman dengan pupuk kompos yang sudah masyarakat produksi.
Besarnya volume sampah organik di Bali menjadi faktor pendorong munculnya alternatif solusi pembuatan Tebe Modern sebagai bentuk peduli masyarakat dan pemerintah terhadap pengelolaan sampah organik mandiri. Pemerintah Provinsi Bali juga telah mengeluarkan regulasi seperti Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025 tentang Bali Bebas Sampah yang membahas. Tindakan yang mendukung gerakan hidup hijau ini dapat dilakukan tidak hanya masyarakat Bali, tetapi seluruh masyarakat tanpa pandang usia dan latar belakang.
Kita sebagai generasi muda perlu untuk segera sadar akan urgensi mengenai lingkungan yang berkelanjutan. Generasi muda dapat berperan sebagai agen perubahan di lingkungan terdekatnya, melalui pengurangan plastik sekali pakai ketika berbelanja di luar serta dapat menjadi influencer kepada keluarga serta teman terdekatnya untuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai. Pembuatan konten edukasi mengenai tata cara memilah sampah rumah tangga dan cara melakukan dekomposisi sampah organik secara mandiri di rumah juga dapat kita lakukan untuk menyadarkan masyarakat dengan cara yang lebih fleksibel di era digital sekarang.
Tebe Modern menjadi jawaban untuk tantangan yang sedang dihadapi masyarakat Bali. Ditutupnya TPA Suwung memberikan jalan bagi penerapan gaya hidup yang lebih ramah dan peduli lingkungan, Tebe Modern dinilai dapat mengurangi emisi gas rumah kaca karena sampah yang telah dikelola dengan efektif. Selain itu, metode pengomposan dengan Tebe Modern ini dapat meningkatkan kemampuan daya serap tanah, sehingga cocok untuk mengurangi risiko terjadinya banjir.
Penerapan metode ini tentunya tidak dapat otomatis berhasil secara menyeluruh kepada masyarakat Bali, mengingat penutupan TPA Suwung yang terlalu mendadak menjadikan masyarakat belum mampu untuk mengikuti perubahan yang terjadi atau culture lag. Sebaiknya dilakukan sosialisasi dan pembiasaan kepada masyarakat untuk menggunakan Tebe Modern di setiap rumah warga, lalu secara bertahap dilakukan pembatasan penerimaan sampah organik. Dengan cara pelaksanaan ini diharapkan penerapan Tebe Modern dapat berlangsung efektif bagi tata pengelolaan sampah organik oleh masyarakat.
Infografik

Infografik kami menunjukkan langkah memilah dan mengolah sampah yang dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Kegiatan ini sangat perlu kita lakukan untuk mengurangi sampah yang menumpuk di TPA. Dengan cara yang mudah, sampah organik dapat kita tangani dengan memanfaatkannya menjadi produk olahan yang fungsional. Kita dapat mengolahnya menjadi kompos, eco-enzym, ataupun biogas. Apabila kita mulai untuk bertanggung jawab dengan sampah kita sendiri, maka lingkungan dapat menjadi lebih bersih. Yuk, ikuti langkah-langkah sederhana kurangi sampah organik ini!
Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Infografik yang telah kami buat menjelaskan bahwa Pertamina telah mengambil peran penting dalam transisi hijau. Pertamina memulai langkah hijau mereka dengan memanfaatkan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkomitmen untuk menciptakan kehidupan yang berkelanjutan bagi Indonesia. Komitmen ini dibuktikan dengan mengelola energi panas bumi yang lebih bersih dan stabil hingga rencana pembuatan hidrogen hijau dari energi panas bumi.
Foto Bercerita


Rangkaian foto ini menceritakan mengenai persiapan Tim Cihuy dalam lomba Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Kami telah memulai dengan melakukan pembagian tugas kepada masing-masing anggota hingga pembuatan karya yang tentunya dikerjakan oleh seluruh tim. Meskipun terdapat tantangan yang kami hadapi, kami menjadi belajar melalui pengalaman agar menjadi pribadi dan tim yang lebih baik. Persiapan lomba ini turut membentuk kepribadian kami menjadi lebih kolaboratif, kreatif, kritis, dan bertanggung jawab.
Profil Inspiratif
Sampah kulit pisang seringkali dianggap sepele oleh kebanyakan orang tanpa mengetahui bahwa kulit pisang memiliki ribuan manfaat. IUVENTA Student Company melihat peluang yang terdapat dalam kulit pisang dan memilih untuk membuat inovasi dari sampah tersebut. Inovasi mereka telah berhasil mengolah sampah kulit pisang menjadi produk pembersih sepatu yang ramah lingkungan. Tidak hanya meraih profit, IUVENTA Student Company juga mengambil peran di generasi muda untuk keberlanjutan lingkungan yang hijau.
Resensi
Lagu "Dengar Alam Bernyanyi" menceritakan bagaimana alam akan memperlakukan manusia sebagaimana perlakuan manusia kepada alam. Makna mendalam dari lagu ini membuat kita sadar bahwa tindakan yang kita lakukan kepada alam berpengaruh akan kehidupan kita di masa depan. Alangkah baiknya kita dapat mencegah kerusakan alam yang lebih parah dibandingkan sekarang, dimulai dari langkah sederhana namun memberikan manfaat yang luar biasa.
Permainan
Tim Cihuy turut menghadirkan permainan edukatif berupa BINGO dengan tema aksi peduli lingkungan. Terdapat bagian yang berisikan tindakan peduli lingkungan, kamu dapat menandai tindakan yang pernah kamu lakukan. Apabila tindakan yang pernah kamu lakukan membentuk garis lurus, maka kamu mendapatkan 1 BINGO! Kamu bisa memulai tindakan peduli lingkungan lainnya dan mainkan permainan BINGO ini di story Instagram kamu.
Setiap daun yang gugur, setiap tetes air, dan setiap hembusan angin adalah tanda bahwa alam terus berbicara pada kita. Mading ini menjadi suara kecil yang mengingatkan, bahwa bila kita mau mendengar dan bertindak, bumi akan kembali tersenyum. Mari bersama kita jadikan kesadaran ini sebagai gaya hidup, bukan sekadar wacana.