5 Novel tentang Ramalan yang Mengubah Segalanya, Menarik!

- Ramalan dalam cerita sering menjadi pemicu perubahan takdir tokoh utama
- Ramalan di novel seperti The Girl with the Louding Voice dan Fortune’s Daughter menggambarkan pengaruh kepercayaan kolektif terhadap takdir
- The Immortalists dan A Girl is a Body of Water mempertanyakan apakah takdir sudah ditentukan sejak awal atau dipengaruhi keyakinan terhadap ramalan
Ramalan dalam cerita sering kali menjadi titik balik yang mengubah nasib tokoh utama. Terkadang, ramalan ini memberikan harapan, tetapi tak jarang juga justru membawa ketakutan dan kehancuran. Beberapa tokoh mencoba melawan takdir yang telah diramalkan, sementara yang lain menerimanya sebagai sesuatu yang tak terhindarkan.
Bagaimanapun cara mereka menghadapinya, satu hal pasti bahwa ramalan selalu menjadi pemicu yang membuat cerita menjadi semakin menarik. Seperti halnya deretan rekomendasi novel berikut yang menjadikan ramalan sebagai elemen utama di alurnya.
1. The Girl with the Louding Voice – Abi Dare

The Girl with the Louding Voice berkisah tentang Khadija yang sedang mengandung anak dari kekasih rahasianya, Bamidele. Keluarganya memiliki kepercayaan kuno bahwa seorang perempuan hamil harus dibasuh tujuh kali di sungai agar ia dan bayinya selamat saat persalinan. Dalam situasi penuh ketegangan, Khadija harus mencapai sungai sebelum bayinya lahir.
Menariknya, dalam cerita ini ramalan bukanlah sesuatu yang datang dari seorang peramal atau tokoh bijak, melainkan dari kepercayaan turun-temurun yang diterima begitu saja oleh masyarakat. Novel ini menggambarkan bagaimana takdir bisa terbentuk dari keyakinan kolektif, sekaligus mempertanyakan seberapa besar pengaruh kepercayaan terhadap masa depan seseorang.
2. Fortune's Daughter – Alice Hoffman

Ramalan dalam novel Fortune’s Daughter hadir melalui seni membaca daun teh. Dua perempuan, Rae dan Lila, memiliki hubungan erat dengan praktik ini, meskipun mereka menafsirkannya dengan cara berbeda. Saat takdir mempertemukan keduanya, mereka harus menghadapi kebenaran yang menyakitkan.
Jika sudah mengetahui apa yang akan terjadi, apakah kita akan tetap menjalani hidup seperti biasa? Atau justru ramalan itu yang membuat kita tanpa sadar berjalan ke arah yang telah diramalkan? Fortune’s Daughter dengan cerdas mengeksplorasi batas tipis antara nasib dan kebebasan manusia dalam menentukan masa depannya.
3. The Immortalists – Chloe Benjamin

Bagaimana jika kamu mengetahui tanggal pasti kematianmu? Inilah pertanyaan besar yang dihadapi empat bersaudara. Simon, Klara, Daniel, dan Varya bertemu dengan peramal yang mengungkap kapan mereka akan meninggal. Sejak saat itu, hidup mereka berubah. Sebagian mencoba melawan takdir, sementara yang lain tanpa sadar menjalani hidup sesuai ramalan tersebut.
Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan apakah takdir benar-benar sudah ditentukan sejak awal atau justru keyakinan terhadap ramalanlah yang membuat seseorang berjalan ke arah yang diramalkan. The Immortalists menggambarkan tentang takdir, pilihan, dan bagaimana kepercayaan terhadap sesuatu bisa membentuk realitas.
4. A Girl is a Body of Water – Jennifer Nansubuga Makumbi

Ramalan berperan sebagai petunjuk bagi Kirabo yang berusaha mencari tahu tentang ibunya. Nsuuta yang dikenal sebagai penyihir di desanya telah meramalkan bahwa suatu hari Kirabo akan datang mencarinya dan ramalan itu pun terbukti benar. Namun, Kirabo juga mulai memahami sejarah panjang perempuan di lingkungannya dan bagaimana mereka harus bertahan dalam sistem yang tidak adil.
Ramalan dalam novel ini bukan hanya sekadar prediksi masa depan, tetapi juga simbol dari kebijaksanaan leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan narasi yang kaya dan emosional, A Girl is a Body of Water menggambarkan bagaimana kisah-kisah lama dapat menjadi peta bagi seseorang dalam menemukan jati dirinya.
5. The End of Drum-Time – Hanna Pylvainen

Berlatar di Swedia abad ke-19, novel ini mengangkat tema ramalan dalam bentuk mimpi. Lars Levi, seorang pendeta Lutheran, percaya bahwa mimpi yang dialaminya adalah pertanda dari Tuhan. Ketika seorang pemimpin suku Sámi tiba-tiba datang ke gereja dan mengalami pengalaman spiritual yang mengubah hidupnya, Lars Levi merasa bahwa mimpinya telah menjadi kenyataan.
Kejadian tersebut memulai serangkaian peristiwa yang akan mengikat keluarga mereka dalam takdir penuh tragedi. The End of Drum-Time menunjukkan bahwa terkadang mencoba memahami pesan dari masa depan bisa membawa lebih banyak kebingungan dan penderitaan daripada kejelasan.
Ramalan dalam novel-novel ini bukan sekadar elemen cerita, tetapi juga refleksi dari bagaimana manusia berusaha memahami takdir dan masa depan mereka. Jika diberi kesempatan mengetahui masa depanmu, apakah kamu akan memilih mengetahuinya atau justru lebih baik tidak tahu?