5 Novel Romantis tentang Cinta Beda Kelas, Pelik Berkelindan

- Novel klasik North and South memotret ketimpangan kelas di Inggris pada 1850-an melalui hubungan antara Margaret Hale dan John Thornton.
- Ten Thousand Stitches mengeksplorasi rasa lelah dan kesal Effie, asisten rumah tangga, terhadap pekerjaannya dan perasaannya pada kerabat majikannya.
- Atonement membahas cinta segitiga antara Cecilia, Briony, dan Robbie dari kelas sosial yang berbeda dengan pelik dan tragis sebagai cerita utamanya.
Tak bisa dimungkiri kalau perbedaan kelas masih jadi kerikil dalam banyak kasus percintaan. Meski katanya cinta itu buta, isu finansial nyatanya berimplikasi besar dalam kelanggengan hubungan. Itu pula yang mendasari mengapa kebanyakan orang memilih untuk bergaul dengan orang yang setara secara kelas sosial dan ekonomi.
Kompleksitas dan masalah yang muncul sebenarnya sudah jadi pengetahuan umum. Beberapa riset soal ini pun sudah sering dirilis. Namun, kalau mau baca lebih jauh dalam format yang lebih menghibur, lima novel berikut bisa jadi jawabannya.
1. North and South (Elizabeth Gaskell)

North and South adalah salah satu novel klasik terbaik di ranah cinta beda kelas. Cukup underrated, novel tulisan Elizabeth Gaskell ini dengan ciamik memotret ketimpangan kelas di sebuah kota industri fiktif di Inggris pada 1850-an. Ia diceritakan lewat perspektif seorang perempuan kelas pekerja bernama Margaret Hale.
Punya banyak kawan yang bekerja di sebuah pabrik, ia tersulut setelah mendengar keluh kesan mereka soal kondisi kerja yang tak layak. Margaret awalnya ikut memusuhi si pengelola pabrik, John Thornton, tetapi setelah beberapa kali jadi representasi para pekerja, ia mulai melihat pertikaian ini dari sisi yang berbeda. Hubungan Margaret dan John dikemas menarik, tanpa mengabaikan konflik kelas yang jadi titik berat dan latar utama novel.
2. Ten Thousand Stitches (Olivia Atwater)

Bergenre romantasy, ternyata ketimpangan kelas jadi salah satu tema besar Ten Thousand Stitches. Ditulis dari perspektif Effie, asisten rumah tangga yang bekerja di rumah keluarga kaya, novel langsung mengeksplorasi rasa lelah dan kesal si lakon terhadap pekerjaannya. Jam kerja panjang sampai perlakuan kasar jadi makanan sehari-harinya.
Parahnya, Effie jatuh cinta kepada salah satu kerabat majikannya. Sebuah perasaan yang hampir mustahil bakal dibalas si pujaan hati. Frustrasi dengan nasibnya, Effie akhirnya nekat membuat kesepakatan dengan sesosok peri yang menjamin mimpinya bisa terwujud. Meski sarat elemen fantasi, ada banyak pelajaran dan adegan yang bikin pembaca merenung, terutama soal definisi cinta dan kesadaran kelas.
3. Atonement (Ian McEwan)

Sudah difilmkan, Atonement memang salah satu novel terbaik yang menjelajahi isu cinta beda kelas. Novelnya berkutat kepada cinta segitiga yang membelenggu kakak beradik, Cecilia dan Briony, dari kalangan atas dengan Robbie, pemuda yang bekerja di rumah mewah mereka. Robbie jelas lebih tertarik kepada Cecilia karena persamaan usia, sementara ia menganggap Briony sebagai adik kandungnya.
Cinta tak berbalas dan rasa cemburunya pada sang kakak mendorong Briony melontarkan fitnah keji. Sebagai anak-anak, mungkin ia tak sadar kalau fitnahnya itu berimplikasi besar terhadap kehidupan Cecilia dan Robbie. Pelik dan tragis adalah dua kata tepat untuk novel klasik modern itu.
4. Normal People (Sally Rooney)

Dipercaya banyak orang bisa dapat label klasik modern, Normal People juga membicarakan kompleksitas cinta yang tumbuh di antara dua orang beda kelas. Mereka adalah Connell, remaja dari kelas pekerja dengan Marianne yang ternyata datang dari kelas atas. Di sekolah, status mereka juga berbeda drastis. Connell adalah sosok populer dengan banyak teman, sementara Marianne lebih sering menyendiri sehingga dianggap aneh.
Cinta tumbuh di antara keduanya, tetapi perbedaan kelas dan kecenderungan mereka untuk mengutamakan perasaan orang lain membuat hubungan itu jadi kompleks. Novel mengikuti dinamika relasi mereka dari remaja sampai dewasa. Suram, berlapis, dan idenya lumayan segar, ini yang bikin Normal People dianggap superior.
5. The Paradise Problem (Christina Lauren)

Butuh novel cinta beda kelas dengan latar kontemporer? Coba The Paradise Problem yang mengulik ketimpangan kelas di Amerika Serikat. Buku mengikuti hubungan Anna yang pernah pura-pura menikah dengan teman sekampusnya untuk dapat subsidi perumahan saat kuliah. Setelah lulus, mereka berpisah dan melanjutkan hidup sendiri-sendiri.
Sampai satu hari Liam membutuhkan bantuan Anna untuk jadi istri gadungannya lagi demi bisa dapat warisan dari kakeknya. Terdengar klise, layaknya novel chick-lit, tetapi ternyata eksplorasi psikologi dan ketimpangan kelasnya cukup menawan. Selain romansa, novel tulisan Christina Lauren ini juga menyelipkan drama keluarga yang seru.
Rasanya ungkapan kalau cinta itu buta sebenarnya tak seluas yang kita kira. Mungkin ia relevan untuk isu-isu minor seperti penampilan fisik. Namun, faktor-faktor tertentu seperti kelas sosial dan ekonomi ternyata tidak serta merta bikin orang bisa mempertahankan hubungannya.