Perbedaan Pantun dan Syair, Termasuk Jenis Puisi Lama

Pernah mendengar pantun dan syair? Pantun dan syair adalah salah satu jenis puisi lama. Pantun dan syair sama-sama terdiri dari rangkaian kata-kata indah dengan makna tertentu.
Untuk menciptakan salah satu karya sastra ini tidaklah mudah. Si penulis harus memiliki imajinasi dan perbendaharaan kosakata-kosakata bahasa Indonesia yang menarik.
Pengertian pantun dan syair

Pantun sebagai salah satu jenis puisi lama berasal dari bahasa Minangkabau "patuntun" yang memiliki arti penuntun. Masing-masing daerah di Indonesia mengenal pantun dengan berbagai sebutan.
Dalam bahasa Bali disebut peparikan, dalam bahasa Jawa disebut sebagai parikan, dalam bahasa Sunda disebut paparikan, dan dalam bahasa Batak disebut dengan umpasa. Beberapa contoh pantun adalah pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun romantis, pantun nasehat, dan lain-lainnya.
Syair berasal dari negeri Arab, dimana dibawa masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Islam. Syair adalah bentuk puisi lama yang mementingkan irama sajak. Contoh syair adalah syair kiasan, syair agama, syair romantis, syair panji, syair sejarah, dan lain-lainnya.
Perbedaan pantun dan syair

Walaupun sama-sama jenis puisi lama dan terkadang terlihat mirip atau sama, pantun dan syair memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut adalah:
- Bagian dari pantun pada bait pertama dan kedua disebut dengan sampiran dan bait ketiga dan keempat disebut dengan isi. Sedangkan syair semua baitnya adalah isi;
- Syair tidak memiliki sampiran, sedangkan pantun memiliki sampiran;
- Pantun berima a-a-a- maupun a-b-a-b, sedangkan syair berima a-a-a-a;
- Syair berasal dari Arab, sedangkan pantun berasal dari Melayu;
- Setiap baris dalam pantun terdiri dari 8 hingga 12 suku kata, sedangkan syair terdiri dari 8 hingga 14 suku kata.
Pantun dan syair selain memiliki perbedaan juga memiliki persamaan yaitu sama-sama memiliki 4 bait dalam setiap pantun maupun syair dan juga sama-sama jenis puisi lama.
Contoh pantun:
Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian,
Mari kita berangkat ke penghulu,
Daripada kita cuman temenan.
Contoh syair:
Ayo ke sekolah tak perlu malas,
Belajar yang rajin di masing-masing kelas,
Jaga sikap jangan jadi orang culas,
Jangan biarkan hati berubah keras.
Nah, sudah jelaskan perbedaan dan pengertian dari pantun dan syair. Jika kamu bisa menulis pantun atau syair, bisa lanjut di kolom komentar, ya!