Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rantai Makanan: Pengertian, Fungsi hingga Contohnya!

Ilustrasi singa mencari mangsa (pexels.com/Antony Trivet)
Ilustrasi singa mencari mangsa (pexels.com/Antony Trivet)

Mungkin dulu ketika duduk di bangku sekolah entah SD maupun SMP, kamu dikenalkan dengan istilah rantai makanan. Apakah kamu masih ingat? Rantai makanan adalah proses makan memakan sesama makhluk hidup dengan urutan tertentu.

Proses rantai makanan ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Jadi tentunya sangat penting. Nah, buat kamu yang mungkin lupa, berikut ini penjelasan tentang rantai makanan.

1. Apa yang dimaksud rantai makanan?

Ilustrasi singa mau memangsa (pexels.com/Antony Trivet)
Ilustrasi singa mau memangsa (pexels.com/Antony Trivet)

Mengutip buku Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rantai makanan adalah proses makan dan dimakan antara sesama makhluk hidup dengan urutan tertentu. Rantai makanan ini juga bagian dari jaring-jaring makanan.

Dalam suatu rantai makanan, terdapat makhluk hidup yang punya peranan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Sedangkan rantai makanan dalam sebuah ekosistem itu memiliki tingkatan yang disebut trofik.

2. Proses rantai makanan

Ilustrasi burung memakan bangkai (pexels.com/Geofrey Mashurano)
Ilustrasi burung memakan bangkai (pexels.com/Geofrey Mashurano)

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, dalam rantai makanan terdapat produsen, konsumen, dan dekomposer (pengurai). Setiap tingkatan ini punya fungsi dan peranannya masing-masing. Berikut penjelasannya:

Produsen

Produsen adalah organisme yang bisa membuat makanannya sendiri, contohnya tumbuhan hijau. Jadi keberadaannya tak bergantung pada ketersediaan makanan, tetapi keseimbangan alam.

Oleh karena itu, produsen tidak memakan makhluk hidup lain, melainkan malah dimakan oleh makhluk lain. Contoh produsen di antaranya seperti tumbuhan hijau, alga, dan lumut.

Konsumen

Konsumen adalah makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain karena tidak bisa memproduksi makanannya sendiri. Peranan konsumen biasanya hewan. Selain itu, konsumen juga punya beberapa tingkatan di dalamnya. Berikut penjelasannya:

  • Konsumen Pertama (primer): Pemakan produsen atau tumbuhan yang biasanya disebut konsumen herbivora. Contohnya seperti sapi, kerbau, kelinci, dan lainnya.
  • Konsumen Sekunder: Organisme ini sumber makanannya dari tingkat trofik sebelumnya (trofik 2). Contohnya hewan-hewan karnivora tapi yang bisa dimangsa hewan lain seperti tikus.
  • Konsumen Tersier: Pemakan konsumen kedua hingga konsumen terakhir yang disebut konsumen puncak. Biasanya konsumen puncak adalah hewan yang tidak dimakan oleh hewan lain. Contohnya buaya, singa, elang, dan sejenisnya.

Dekomposer atau Pengurai

Pengurai merupakan organisme terakhir dalam rantai makanan yang mampu mengubah zat organik menjadi zat anogarnik. Pengurai ini mengurai bangkai atau tumbuhan yang sudah mati.

Setelah itu pengurai akan mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang nantinya akan digunakan tanaman untuk berfotosintesis. Nah, dari di sinilah siklus dari rantai makanan dimulai lagi. Contoh pengurai seperti jamur dan bakteri pengurai.

3. Jenis-jenis rantai makanan

Ilustrasi elang memakan mangsanya (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi elang memakan mangsanya (pexels.com/Pixabay)

Rantai makanan setidaknya memiliki empat jenis jika dilihat berdasarkan organisme yang mengawalinya. Contohnya seperti rantai perumput, rantai detritus, rantai parasit, rantai saprofit. Berikut ini penjelasannya!

  • Rantai Makanan Perumput (grazing food chain): Dimulai dari tumbuh-tumbuhan sebagai produsen pada tingkat trofik pertamanya. Contoh rantai makanannya, rumput-belalang-katak-ular-burung elang.
  • Rantai Makanan Detritus: Dimulai dari detritivor, yaitu organisme yang memakan sisa-sisa dari makhluk hidup. Contoh rantai makanannya adalah serpihan kayu-rayap dan kotoran hewan-cacing.
  • Rantai Makanan Parasit: Organisme yang hidup dengan cara merugikan organisme lain (inang). Ciri-cirinya, terdapat organisme kecil yang memangsa organisme besar. Contoh rantai makanannya, darah kerbau-kutu-burung jalak-elang.
  • Rantai Makanan Saprofit: Dimulai dari penguraian jasad mati makhluk hidup oleh organisme saprofit. Saprofit merupakan istilah untuk organisme yang bisa mengurai sisa organisme yang sudah mati. Contoh organisme saprofit seperti bakteri, jamur, dan lumut kerak. Sedangkan contoh rantai makanannya, kayu lapuk-jamur-ayam-rubah.

4. Fungsi rantai makanan

Ilustrasi rubah di kawanan rusa (pexels.com/Brett Sayles)
Ilustrasi rubah di kawanan rusa (pexels.com/Brett Sayles)

Rantai makanan memiliki fungsi penting dalam ekosistem. Tanpanya, pasti tidak akan ada keseimbangan. Sehingga jika keseimbangan ini tidak ada, akan sangat berpengaruh kepada kehidupan manusia. Berikut fungsinya!

Menjaga kestabilan ekosistem

Setiap komponen di dalam rantai makanan saling bergantung. Jadi jika produsen habis, maka konsumen akan punah karena tidak mendapat makanan. Begitu pula pengurai kepada konsumen. Hilangnya salah satu komponen dalam rantai makanan, akan mengganggu kestabilan ekosistem.

Menguraikan interaksi antar spesies dalam ekosistem

Rantai makanan bisa berfungsi untuk menguraikan interaksi langsung antar spesies yang terdapat di dalam ekosistem. Sehingga bisa membantu membedakan antara spesies basal, spesies transisi, dan spesies yang termasuk predator puncak.

5. Contoh rantai makanan

Ilustrasi burung memakan ikan (pexels.com/Ray Bilcliff)
Ilustrasi burung memakan ikan (pexels.com/Ray Bilcliff)

Paling mudah contoh rantai makanan bisa kamu temukan di ekosistem sawah. Sebab, mungkin ini yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, organisme autotroph menghasilkan makanan yaitu berupa nektar bunga.

Lalu kupu-kupu menghisap bunga dan dilanjutkan katak yang menangkap kupu-kupu untuk makanannya. Setelah itu, ular memburu katak untuk dimakan dan akhirnya ular dimakan elang.

Rantai makanan adalah istilah yang sudah tak asing lagi. Sebab, proses makan memakan makhluk hidup ini selalu terjadi untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Semoga artikel ini bermanfaat ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
Stella Azasya
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us