7 Rekomendasi Memoar Menarik buat Pembaca Nonfiksi Pemula

- Memoar cocok untuk pembaca nonfiksi pemula karena alurnya mengalir dan penuh cerita personal yang hangat
- Judul-judul populer seperti "Becoming" (Michelle Obama) dan "Educated" (Tara Westover) sangat direkomendasikan untuk pemula
- Memoar seperti "I Know Why the Caged Bird Sings" (Maya Angelou) dan "Crying in H Mart" (Michelle Zauner) cocok bagi pembaca yang suka narasi kuat dan kisah keluarga
Buat banyak orang, memoar sering terdengar “berat”, padahal sebenarnya genre ini justru paling mudah dinikmati oleh pembaca nonfiksi pemula. Memoar menyajikan kisah nyata yang dikemas seperti cerita, sehingga kamu bisa ikut merasakan perjalanan hidup seseorang tanpa harus menghadapi teori rumit atau istilah akademis.
Kalau kamu ingin mulai menjelajahi dunia memoar, berikut beberapa judul yang populer, mudah diikuti, dan punya cerita kuat yang bikin kamu betah sampai halaman terakhir.
1. Becoming (Michelle Obama)

Memoar ini pas banget buat pemula karena alurnya mengalir dan penuh cerita personal yang hangat. Michelle Obama menuturkan masa kecilnya, dinamika kehidupan keluarga, sampai proses menjadi sosok publik yang dikenal dunia. Meski tokoh besar, ceritanya tetap relatable dan manusiawi.
2. Educated (Tara Westover)

Salah satu memoar paling direkomendasikan beberapa tahun terakhir. Tara tumbuh di keluarga konservatif yang melarang sekolah formal, tapi ia perlahan menemukan dunia baru lewat pendidikan. Ceritanya intens, emosional, dan sangat membuka perspektif, tapi tetap nyaman dibaca oleh pemula.
3. I Know Why the Caged Bird Sings (Maya Angelou)

Memoar klasik ini punya gaya bahasa puitis dan menggugah, tapi tetap mudah diikuti. Maya Angelou menuliskan pengalaman masa kecilnya yang penuh tantangan, sekaligus bagaimana ia menemukan kekuatan dalam dirinya. Cocok untuk pembaca yang suka narasi kuat dan penuh makna.
4. When Breath Becomes Air (Paul Kalanithi)

Memoar ringkas tapi menghantam emosi. Paul, seorang dokter bedah saraf, menulis refleksi hidup setelah didiagnosis kanker. Meskipun temanya besar, bahasanya lembut dan mudah dipahami, sehingga sangat pas untuk pembaca pemula yang ingin membaca kisah nyata yang menggugah.
5. The Glass Castle (Jeannette Walls)

Cerita tentang tumbuh besar dalam keluarga yang tidak konvensional, kadang absurd, kadang menyedihkan, tapi selalu menarik. Gaya penceritaan Jeannette ringan dan jujur, bikin memoar ini kerasa seperti novel yang hidup.
6. Born a Crime (Trevor Noah)

Kalau kamu ingin memoar yang lucu sekaligus insightful, ini pilihan aman. Trevor Noah menceritakan masa kecilnya di Afrika Selatan pada era apartheid dengan humor cerdas dan observasi tajam. Ringan dibaca, tapi tetap berisi.
7. Crying in H Mart (Michelle Zauner)

Memoar yang hangat, emosional, dan sangat manusiawi. Michelle menulis tentang hubungan dengan ibunya, identitasnya sebagai keturunan Korea-Amerika, dan momen-momen kecil yang membentuk dirinya. Cocok buat kamu yang suka kisah keluarga dan budaya.
Memoar bisa jadi pintu masuk terbaik ke dunia nonfiksi karena menawarkan kisah nyata yang terasa seperti cerita. Judul-judul di atas bukan cuma mudah diikuti, tapi juga memberikan pengalaman membaca yang kaya, baik secara emosi maupun perspektif. Mulai dari mana pun nggak masalah, yang penting kamu menemukan kisah yang paling membekas di hati.



















