Hipotesis: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat 

Sering digunakan dalam penelitian, lho!

Setiap membuat suatu karya tulis, pasti dibutuhkan yang namanya hipotesis. Dalam menulis karya ilmiah, kita harus tahu hipotesis dari penelitian. Jadi, hipotesis ini merupakan praduga peneliti terhadap masalah yang akan diteliti. 

Penggunaan hipotesis dapat dilakukan untuk menduga permasalahan yang muncul. Namun, hipotesis ini bukanlah kebenaran. Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk, simak artikel berikut ini.

1. Pengertian hipotesis

Hipotesis: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat ilustrasi sekumpulan orang yang membaca buku filsafat (pexels.com/cottonbro)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hipotesis merupakan sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) yang kebenarannya masih harus dibuktikan. Walaupun dugaannya dianggap benar, namun kebenaran tersebut harus dibuktikan dan hipotesis bisa salah, bisa juga benar.

Menurut Dantes, hipotesis merupakan asumsi yang perlu dilakukan pengujian data. Kemudian dari pengujian lewat penelitian akan menghasilkan data. Data inilah yang akan dijadikan acuan pengambilan kesimpulan, terkadang juga menghasilkan solusi dan penemuan baru.

2. Jenis-jenis hipotesis

Hipotesis: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat ilustrasi buku berbahasa Inggris dengan halaman tebal (pexels.com/RODNAE Productions)

1. Hipotesis kerja atau alternatif

Hipotesis ini biasanya disimbolkan dengan H1. Hipotesis ini juga memiliki fungsi, yaitu untuk menyatakan hubungan antara variabel X dan Y. Hipotesis ini dapat menunjukkan adanya perbedaan antar dua kelompok.

Lebih lanjut, hipotesis ini juga menjelaskan adanya hubungan antara variabel dengan variabel lainnya. Contohnya adalah terdapat hubungan antara durasi penggunaan aplikasi TikTok dengan kecerdasan seseorang.


2. Hipotesis nol

Sedangkan hipotesis nol sering disimbolkan dengan H0. nama lain dari hipotesis ini adalah hipotesis statistik. Hipotesis ini kerap digunakan dalam penelitian kuantitatif yang memerlukan suatu perhitungan statistik. 

Hipotesis H0 berbeda dengan hipotesis H1. Hipotesis H0 menerangkan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lainnya. Contohnya adalah tidak ada hubungan antara durasi penggunaan aplikasi TikTok dengan kecerdasan seseorang.

dm-player

Baca Juga: Contoh Rumusan Masalah Penelitian Kuantitatif dan Penjelasannya

3. Macam-macam hipotesis

Hipotesis: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat Ilustrasi belajar (pexels/Andrea Piacquadio)

1. Hipotesis relasional atau asosiatif

Hipotesis ini merupakan hipotesis yang diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan dua variabel atau lebih. Oleh karena itu, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan rumusan masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan. Hipotesis ini sering juga diartikan sebagai hipotesis yang menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih secara eksplisit atau terang.


2. Hipotesis deskriptif 

Hipotesis deskriptif cenderung menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Berbeda dengan hipotesis asosiatif, hipotesis deskriptif menggambarkan hubungan secara cenderung tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis penelitian. Hipotesis ini hanya menjelaskan sampel penelitian.


3. Hipotesis komparatif

Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukkan dugaan pada nilai di dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda-beda. Secara sederhana, hipotesis komparatif dapat dikatakan sebagai dugaan tentatif dari rumusan masalah yang komparatif. Hal ini berarti variabelnya sama, hanya saja sampel, populasi, dan kondisinya yang berbeda.

4. Cara menyusun hipotesis

Hipotesis: Pengertian, Jenis, dan Cara Membuat Ilustrasi menggunakan laptop. (Pexels.com/Ekaterina Bolovtsova)

Menurut Azwar (1999), dalam menyusun hipotesis terdapat dua cara. Pertama, membaca dan menelaah ulang teori ataupun konsep-konsep yang membahas tentang variabel penelitian serta hubungan dari variabel tersebut. Cara ini sering kali disebut dengan proses berpikir deduktif.

Kedua, membaca dan mereview hasil atau temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian. Hal ini disebut dengan proses berpikir induktif. Setelah mendalami dan menelaah teori-teori atau temuan dari hasil penelitian. Para peneliti bisa merumuskan hipotesis penelitiannya.

Demikian informasi dalam menyusun hipotesis. Peneliti harus memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk menyusun suatu hipotesis. Hipotesis yang sudah disusun harus diuji terlebih dahulu melalui uji statistik dengan teknik analisis yang tepat.

Baca Juga: 6 Contoh Surat Balasan Penelitian, Dokumen Penting untuk Penelitian

Topik:

  • Seo Intern IDN Times
  • Febriyanti Revitasari
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya