Tanoto Foundation Ungkap Strategi Pelatihan Guru Berbasis Digital
- Pelatihan guru digital menjadi solusi untuk tantangan akses, kualitas fasilitator, dan keberlanjutan pelatihan di Indonesia.
- Tanoto Foundation menguji 4 pendekatan pelatihan guru berbasis digital dengan hasil positif terhadap peningkatan kapasitas guru dan efektivitas biaya pelatihan.
- Kombinasi teknologi dan kehadiran manusia menjadi pendekatan paling menjanjikan dalam meningkatkan kualitas pelatihan guru secara masif.
Di tengah upaya global untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tantangan dalam pengembangan profesional guru tetap menjadi isu krusial, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Sebagai negara kepulauan dengan ribuan sekolah yang tersebar, Indonesia menghadapi hambatan besar dalam memastikan pelatihan guru yang merata.
Keterbatasan akses terhadap pelatihan konvensional, kurangnya fasilitator terampil, serta biaya operasional yang tinggi, menjadikan transformasi digital sebagai salah satu solusi potensial.
Menanggapi tantangan tersebut, Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, menggagas sebuah studi berjudul "The Effectiveness of Different Modalities of Digital-based Teacher Training Program in Indonesia".
Studi ini menguji efektivitas berbagai pendekatan dan metode pelatihan guru berbasis digital, serta memberikan bukti empiris mengenai bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara strategis untuk memperluas dampak pelatihan guru. Berikut merupakan hasil studi Tanoto Foundation yang dipaparkan dalam konferensi pendidikan internasional Comparative and International Education Society (CIES) 2025 di Chicago, Amerika Serikat.
1. Studi didasarkan sulitnya akses guru di wilayah Indonesia mendapat pelatihan profesional

Pada bulan Maret lalu, studi dari Tanoto Foundation terpilih untuk dipaparkan dalam konferensi pendidikan internasional Comparative and International Education Society (CIES) 2025 di Chicago, Amerika Serikat. Forum ini sendiri adalah sebuah forum diskusi yang menghimpun para peneliti dan praktisi pendidikan dari seluruh dunia.
Studi yang ditulis oleh Head of Monitoring, Learning, and Evaluation Tanoto Foundation, Murni Leo, Education Specialist Lead, Golda Eva Simatupang, dan Digital Assets Specialist, Alexander Haratua ini dipresentasikan langsung oleh Murni Leo dan Golda Simatupang dalam sesi “Global Tech Sparks: Pioneering Teacher Development Across Borders”.
Studi ini bertolak dari tantangan nyata yang dihadapi dalam pelatihan guru di negara kepulauan seperti Indonesia, khususnya terkait akses, kualitas fasilitator, dan keberlanjutan pelatihan. Golda, yang saat itu merupakan pengembang program pelatihan guru Tanoto Foundation, menemukan bahwa pendekatan pengembangan profesional guru harus mempertimbangkan keragaman konteks wilayah dan tantangan yang dihadapi di lapangan.
Pendekatan seragam (one size fits all) justru berisiko mengabaikan kebutuhan nyata di daerah. Oleh karena itu, diferensiasi strategi pelatihan menjadi kunci agar kebijakan dapat diimplementasikan secara adaptif dan berdampak di berbagai kondisi lokal.
2. Empat pendekatan pelatihan guru berbasis digital
Berdasarkan hal tersebut, Tanoto Foundation kemudian mengembangkan dan mengimplementasikan empat pendekatan pelatihan guru berbasis digital yang berbeda, yaitu:
- Pelatihan sepenuhnya mandiri melalui platform online (atau Massive Open Online Courses /MOOCs).
- Pelatihan mandiri yang dilengkapi dengan satu kali sesi pendampingan lewat telekonferensi.
- Pelatihan mandiri yang ditambah dengan satu kali pertemuan tatap muka dalam kelompok kerja guru di komunitas.
- Pelatihan yang lebih terstruktur melalui platform digital, dengan pendampingan intensif dari fasilitator terlatih.
“Fokus empat pendekatan pelatihan ini adalah pada peningkatan kapasitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran aktif di ruang kelas, sesuai dengan standar kompetensi guru yang ditetapkan dalam Program PINTAR Tanoto Foundation,” sebut Golda pada rilis yang diterima IDN Times.
Adapun PINTAR Tanoto Foundation adalah sebuah program yang bertujuan meningkatkan literasi dan numerasi siswa Indonesia lewat pengembangan kapasitas pendidik, sistem dan kebijakan pendidikan, serta pendidikan guru.
3. Pelatihan guru dilaksanakan dengan bantuan teknologi dan pendekatan manusia
Untuk menghimpun berbagai bukti dan pembelajaran dari program ini, Murni sebagai Head of Monitoring, Learning, and Evaluation Tanoto Foundation menganalisis sekitar 17.000 data pelatihan yang dihimpun dari lebih dari 30 kabupaten/kota di Indonesia selama periode 2021 hingga 2023. Data yang digunakan mencakup hasil kuis dalam aplikasi, analitik pengguna di LMS, survei online, serta catatan administratif pelatihan.
Melalui analisis deskriptif, tim peneliti membandingkan sejumlah aspek penting dari keempat pendekatan pelatihan tersebut, antara lain; tingkat penyelesaian pelatihan, tingkat penyerapan materi, perilaku pengguna, motivasi belajar, strategi pelaksanaan di lapangan, hingga efisiensi biaya pelatihan.
“Salah satu temuan utama dari penelitian ini adalah pelatihan guru berbasis digital dapat menjadi alat yang efektif dan efisien dalam menyebarkan pengetahuan secara luas, terutama di wilayah dengan keterbatasan akses,” sebut Murni.
Murni menambahkan, interaksi antara manusia tetap memegang peranan penting, khususnya di tahap awal pelatihan untuk membangun komitmen belajar dan meningkatkan pemahaman peserta terhadap materi. Dengan kata lain, kombinasi antara teknologi dan kehadiran manusia terbukti menjadi pendekatan yang paling menjanjikan dalam meningkatkan kualitas pelatihan guru secara masif.
4. Transformasi digital dalam pendidikan guru menjadi kunci

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam desain pelatihan. Platform digital memungkinkan guru belajar secara mandiri dan sesuai ritme masing-masing, tanpa harus meninggalkan tugas mengajar atau berpindah tempat. Hal ini menjadi peluang besar bagi pengembangan profesional guru di masa depan, khususnya untuk konteks negara berkembang dengan hambatan geografis yang serupa.
Meskipun penggunaan teknologi dalam pelatihan guru masih relatif baru dan dihadapkan pada tantangan seperti rendahnya kepercayaan diri guru terhadap kemampuan digital serta keterbatasan unsur praktik dan pendampingan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini dapat secara signifikan meningkatkan persepsi dan keterampilan digital guru.
Sebelum diperkenalkan pada Learning Management System (LMS), seluruh responden menilai kemampuan digital mereka dalam kategori rendah. Setelah menggunakan LMS selama satu bulan, jumlah responden yang menilai dirinya masih dalam kategori kemampuan rendah menurun menjadi 32 persen. Sebanyak 43 persen responden menilai kemampuan mereka memadai, dan 25 persen lainnya menilai diri mereka memiliki kemampuan baik.
“Studi ini memberikan pertimbangan praktis bagi para pembuat kebijakan dan praktisi di Indonesia serta negara-negara lain yang menghadapi tantangan serupa, dengan menekankan pentingnya strategi yang beragam dan disesuaikan dengan konteks, serta investasi pada struktur dukungan lokal seperti komunitas guru untuk menyukseskan transformasi digital dalam pendidikan guru,” tutup Murni.
5. Komitmen Tanoto Foundation pada kualitas pendidikan di Indonesia

Asyia Kazmi, Policy Lead di Gates Foundation, yang turut hadir dalam sesi presentasi Tanoto Foundation di CIES, menyampaikan apresiasinya terhadap pendekatan yang ditawarkan. Ia menyoroti bagaimana Tanoto Foundation tidak hanya merancang program di atas kertas, tetapi juga secara serius mempertimbangkan implementasi di lapangan serta pentingnya konteks lokal dalam pelaksanaan pelatihan guru.
Golda mengungkapkan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Tanoto Foundation hasil riset tersebut dapat terpilih dari banyaknya peserta lintas negara. Pengakuan di komunitas akademisi internasional ini menjadi motivasi bagi Tanoto Foundation untuk dapat terus menciptakan program berbasis data dan berdampak bagi ekosistem pendidikan Indonesia.
Pengakuan atas studi ini memperlihatkan pentingnya inovasi berbasis konteks dalam menghadapi tantangan pendidikan global. Tanoto Foundation sendiri yang berfokus pada peningkatan SDM melalui pendidikan dan kesehatan berkomitmen untuk mendukung pengembangan solusi berbasis bukti di berbagai lini pendidikan.
Jadi, temuan dari studi dari Tanoto Foundation diharapkan dapat memperkaya diskusi global tentang masa depan pengembangan profesional guru. Ini sekaligus dapat membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dalam membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif dan inklusif. Ayo, kita dukung para guru di Indonesia agar semakin berkualitas dan cepat bertransformasi digital!