Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Cara Mendidik Anak agar Tak Bermental Meminta-minta saat Lebaran

ilustrasi anak membawa amplop (freepik.com/master1305)
Intinya sih...
  • Tradisi salam tempel Lebaran seringkali menjadi ajang pengumpulan uang THR bagi anak-anak
  • Anak perlu dididik etika menerima THR dengan sopan, tanpa meminta-minta atau mengomentari jumlahnya
  • Orangtua perlu memberi contoh sikap mandiri dan murah hati agar anak tidak terbiasa meminta-minta

Lebaran selalu identik dengan momen kebahagiaan, silaturahmi, dan tradisi berbagi. Salah satu kebiasaan yang sudah mengakar dalam budaya kita adalah salam tempel atau pemberian uang THR (Tunjangan Hari Raya) kepada anak-anak. Tradisi ini sebenarnya bisa mempererat hubungan kekeluargaan dan melatih anak dalam mengelola keuangan. Namun, tanpa edukasi yang tepat, kebiasaan ini bisa berujung pada hal yang kurang baik, seperti anak menjadi terbiasa meminta-minta dan melihat Lebaran sebagai ajang mengumpulkan uang.

Bahkan ada yang berani berkomentar tentang jumlah uang yang mereka terima, seolah-olah itu adalah hak yang harus mereka dapatkan. Lebih menyedihkan lagi, ada orangtua yang justru membiarkan atau bahkan mendorong anak-anak mereka untuk meminta kepada kerabat tertentu yang dikenal dermawan. Kebiasaan seperti ini bisa berbahaya bagi perkembangan mental anak. Jika dibiarkan, mereka akan tumbuh dengan pola pikir bahwa meminta-minta adalah hal yang wajar, bahkan sebuah keharusan.

Padahal, tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Anak-anak perlu diajarkan bahwa menerima pemberian dengan sopan itu boleh, tetapi meminta-minta bukanlah sesuatu yang baik. Berikut cara yang bisa dilakukan untuk mendidik anak agar tak bermental meminta-minta saat Lebaran.

1. Ajarkan anak etika menerima dengan sopan dan briefing sebelum silaturahmi

ilustrasi anak mengucapkan terima kasih saat mendapat THR (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meskipun memberi dan menerima adalah hal yang wajar dalam tradisi salam tempel, anak perlu tahu bagaimana cara menerimanya dengan sikap yang baik. Sebelum pergi bersilaturahmi saat Lebaran, beri briefing kepada anak tentang etika yang harus mereka pegang. Jelaskan dengan bahasa sederhana, misalnya:

  • Datang ke rumah orang lain untuk bersilaturahmi, bukan untuk minta uang.
  • Tidak meminta atau menagih uang THR dari orang lain.
  • Mengucapkan terima kasih dengan tulus ketika diberi.
  • Tidak langsung membuka amplop di depan pemberi.
  • Tidak mengomentari jumlah uang yang diterima, baik membandingkan dengan orang lain maupun mengeluh jika jumlahnya kecil.

Jika anak sudah memahami etika ini sejak kecil, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih beradab dan tidak berorientasi pada materi semata.

2. Berikan contoh yang baik dari orangtua

ilustrasi ibu memotong kue untuk dibagikan (pexels.com/Werner Pfennig)

Beberapa orangtua tanpa sadar mencontohkan kebiasaan suka meminta kepada anak-anak. Misalnya, dengan bertanya, "Nggak ada oleh-oleh buat saya?" setiap kali ada saudara atau teman yang bepergian. Sikap seperti ini tanpa disadari bisa membentuk pola pikir anak bahwa meminta-minta adalah hal biasa, bahkan sesuatu yang wajar dilakukan untuk mendapatkan keuntungan.

Sebaliknya, jika orangtua mencontohkan sikap mandiri dan murah hati, anak akan belajar dari contoh yang baik. Saat menerima hadiah atau bantuan dari orang lain, tunjukkan bagaimana cara berterima kasih dengan tulus, tanpa mengomentari nominal atau membandingkan pemberian satu dengan yang lain.

3. Tanamkan konsep rezeki dan rasa syukur

ilustrasi ibu menanamkan konsep rezeki dan rasa syukur (pexels.com/Werner Pfennig)

Anak-anak perlu memahami bahwa setiap orang memiliki rezekinya masing-masing, dan tidak perlu iri jika ada teman atau saudara yang mendapat lebih banyak. Ajarkan mereka bahwa jumlah uang yang diterima bukanlah ukuran kebahagiaan, melainkan keberkahan dari pemberian tersebut.

Salah satu cara untuk menanamkan konsep ini adalah dengan menceritakan kisah-kisah inspiratif. Misalnya, ceritakan tentang seseorang yang hidup sederhana tetapi selalu bersyukur dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan sejati. Bisa juga dengan menjelaskan kisah Nabi atau tokoh terkenal yang lebih mengutamakan keberkahan daripada sekadar materi. Dengan cara ini, anak akan lebih memahami bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya datang dari uang, tetapi dari rasa syukur dan keikhlasan.

4. Ajarkan anak untuk memberi, bukan hanya menerima

ilustrasi anak berbagi (pexels.com/Samuel Peter)

Dalam Islam, memberi lebih utama daripada menerima jadi orangtua bisa mengajarkan nilai berbagi sejak dini. Misalnya, sebelum Lebaran, ajak mereka ikut serta dalam kegiatan berbagi, seperti membelikan sembako untuk fakir miskin atau memasukkan uang ke kotak amal di masjid. Saat membayar zakat fitrah, libatkan anak dalam prosesnya. Biarkan mereka menyerahkan langsung kepada penerima, agar mereka merasakan kebahagiaan dari memberi.

Selain itu, ajarkan anak untuk bersedekah dari sebagian uang yang mereka miliki, termasuk dari uang THR yang mereka dapatkan. Dengan cara ini, anak akan memahami bahwa kebahagiaan sejati bukan hanya dari menerima, tetapi juga dari memberi.

Tradisi memberi THR saat Lebaran bukanlah hal yang salah, tetapi harus diiringi dengan edukasi yang tepat. Mendidik anak agar tak bermental meminta-minta saat Lebaran bertujuan agar dirinya tak menganggap Idul Fitri sebagai ajang mengumpulkan uang semata. Sebaliknya, jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan nilai berbagi, rasa syukur, dan pentingnya memiliki harga diri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us