5 Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan Sosial pada Anak, Perlu Terapis?

- Anak yang merasa tidak nyaman berinteraksi mungkin mengalami gangguan kecemasan sosial, di mana mereka takut akan penolakan dan penilaian orang lain.
- Membantu anak dengan cara pembingkaian ulang kognitif, membangun harga diri, dan menerima kepribadian mereka dapat membantu mengatasi kecemasan sosial.
- Latihan keterampilan sosial, mengendalikan emosi, serta dukungan profesional dapat membantu anak mengurangi gejala kecemasan sosialnya.
Ketika kamu melihat anak merasa tidak nyaman berada di tengah keramaian atau mengalami kecemasan berlebih saat harus berinteraksi dengan orang lain, bisa jadi anak tersebut mengalami gangguan kecemasan sosial atau dikenal social anxiety disosder.
Menurut Keita Franklin, Ph.D., Chief Clinical Officer di Loyal Source, dilansir Parents, kondisi ini adalah salah satu gangguan kesehatan mental, di mana anak mengalami perasaan cemas berlebihan saat dihadapkan dengan situasi sosial.
Seorang psikolog klinis di Child Mind Institute, Jerry Bubrik, PhD, dikutip Child Mind Institute, menambahkan, gangguan kecemasan sosial merupakan kondisi lebih dari sekadar rasa malu. Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan bukan hanya merasa gugup ketika berada di sebuah pesta atau berbicara di depan kelas, melainkan juga sangat takut akan penolakan dan penilaian orang lain terhadap dirinya.
Dr. Franklin menjelaskan, ciri utama dari gangguan kecemasan sosial adalah ketakutan dan kekhawatiran berlebihan tentang bagaimana orang lain akan menilai dirinya. Tentu, ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan berdampak negatif terhadap hubungan sosial anak karena mereka sering khawatir saat harus berteman, bertemu orang baru, atau beradaptasi dengan lingkungan sosial baru.
Meskipun begitu, orang tua tidak perlu terlalu khawatir. Berikut ini IDN Times akan merangkum beberapa cara membantu mengatasi gangguan kecemasan sosial pada anak.
1.Ajarkan pembingkaian ulang kognitif

Dikutip Choosing Therapy, seorang penulis sekaligus pekerja sosial berlisensi, Silvi Saxena, MBA, MSW, LSW, CCTP, OSW-C, mengungkapkan, bahwa anak-anak yang mempunyai gangguan kecemasan sosial sering kali diliputi oleh pikiran negatif. Namun, dengan mengajarkan cara pembingkaian ulang kognitif akan mendorong anak-anak untuk melihat situasi yang sama dari sudut pandang yang positif.
“Asumsi skenario terburuk, bereaksi berlebihan, dan percaya bahwa orang lain melihat dirinya negatif dapat memperkuat pikiran cemas sang anak,” ujar Katie Hurley, LCSW, penulis No More Mean Girls dan The Happy Kid Handbook, dikutip Health Central.
“Namun, dengan mengajarkan anak mengenali pikiran negatif serta menggantinya dengan pikiran positif akan membantu mereka belajar bahwa tidak semua pikiran buruk yang ada di kepalanya meupakan hal yang akurat,” imbuhnya.
2.Bantu anak untuk membangun harga dirinya

Membangun harga diri anak bisa membantu mengurangi gejala kecemasan sosial. Menurut Hurley, anak-anak yang memiliki harga diri tinggi cenderung lebih percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain, tidak mudah merasa rendah diri, dan lebih tahan terhadap penilaian negatif dari orang lain.
Di samping itu, anak dengan harga diri yang tinggi juga biasanya memiliki kemampuan untuk bangkit dari pengalaman negatif, baik di sekolah maupun dalam pergaulan dengan teman-teman sebaya.
“Cobalah untuk membantu anak kamu menyampaikan pendapat dan perasaannya, akui dan validasi apa yang mereka rasakan, serta berusahalah untuk menciptakan ikatan yang aman dengan sang anak. Sebab, dukungan dari anggota keluarga berperan penting dalam membantu anak meningkatkan harga dirinya,” kata Saxena.
3.Terima kepribadian anak, namun tetap bantu atasi kecemasannya

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. Umumnya, kecemasan sosial muncul dari anak yang memiliki kepribadian lebih tertutup. Namun jika anak sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, maka jangan pernah menaruh ekspektasi yang berlebihan atau memaksa mereka untuk menjadi apa yang kamu inginkan.
Sebaliknya, penting untuk menerima bahwa ini adalah bagian dari kepribadian anak, bukan suatu kelemahan. Selain itu, tetaplah berikan dukungan dan bantu mereka saat mengalami kesulitan dalam menghadapi kecemasan sosialnya.
“Hanya karena banyak anak menyukai pesta ulang tahun, bukan berarti kamu menganggap anakmu buruk di antara anak yang lain,” tutur seorang psikolog klinis, Rachel Busman, PsyD, dikutip Child Mind Institute.
“Saya rasa menghargai kepribadian anak adalah hal yang sangat penting karena orangtua bisa membayangkan betapa tertekannya ia ketika dipaksa untuk menjadi orang lain,” imbuh Busman.
Selain itu, Dr. Franklin menambahkan, apabila kamu ingin membantu anak untuk mengurangi kekhawatirannya ketika menghadapi situasi sosial, maka kamu bisa memberikan apa yang diharapkan oleh sang anak. Misal, ketika mereka merasa gugup untuk masuk kelas di hari pertama sekolah, kamu bisa membantu menjelaskan secara rinci apa yang diharapkan olehnya, seperti mengatakan “Ibu akan mengantarmu ke sekolah pukul 8 pagi dan menjemputmu tepat pukul 11 siang. Kamu akan bertemu dengan guru dan teman sekelas. Tetangga kita, Amanda juga berada di sana. Jadi, kamu tidak perlu khawatir.”.
4.Latih keterampilan sosial anak

Salah satu cara efektif untuk membantu mengatasi gangguan kecemasan sosial pada anak adalah dengan melatih keterampilan sosialnya. Sebagai orang tua, kamu mungkin ingin melindungi anakmu dari situasi yang sulit. Namun, dengan membantu anak untuk lebih terbuka terhadap pertemuan atau memulai pembicaraan akan memberi mereka kesempatan untuk belajar hal baru.
“Dengan tidak menghindari situasi yang tidak nyaman, anak dapat mengidentifikasi cara baru untuk mengelola kecemasan mereka. Seperti melibatkan anak dalam olahraga tim atau kegiatan kelompok bisa menjadi cara efektif untuk membuat anak bersemangat akan sesuatu dan membantu mengurangi gejala kecemasan sosial. Apalagi jika mereka bisa bergabung dengan kelompok yang memiliki hobi atau kegiatan yang mereka sukai, tentu ini akan membuat anak semakin gembira dan lebih percaya diri dalam bergaul,” jelas Saxena.
5.Ajarkan strategi untuk mengendalikan emosi

Terakhir tapi juga penting adalah mengajarkan strategi untuk mengendalikan emosi. Hal ini bertujuan ketika anak mengalami kecemasan sosial saat berada jauh dari jangkauan orang tua, mereka bisa mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk meredakan kecemasan tersebut.
Hurley menyarankan untuk berlatih beberapa teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam untuk menenangkan detak jantung yang cepat, napas pendek, dan rasa pusing. Imajinasi terbimbing dengan cara menceritakan kisah singkat untuk membantu anak menemukan pusat dirinya, sehingga bisa melakukan petualangan yang menenangkan dalam pikirannya ketika dilanda kecemasan.
Kemudian, ada relaksasi otot progresif dengan mengajarkan anak untuk merelaksasikan otot-ototnya dan melepaskan ketagangan. Dimulai dari tangan dan lengannya, lalu ke lehar dan bahu, serta kaki dan tungkai.
Perlu diingat, bahwa gangguan kecemasan sosial dapat menghambat seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Selain itu, kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko depresi. Apabila kamu melihat tanda-tanda kecemasan sosial pada anak, penting untuk meyakinkan mereka bahwa mereka tidak sendirian.
Bantu si kecil untuk mengasah keterampilan sosialnya secara bertahap agar bisa lebih percaya diri saat berada dalam situasi sosial. Namun jika gejala yang muncul semakin sulit diatasi, ada baiknya segera berkonsultasi dengan profesional agar si kecil mendapatkan penanganan yang tepat.