5 Cara Menghadapi Anak yang Selalu Ingin Menang Sendiri

Setiap anak memiliki karakter yang unik, dan salah satu tantangan terbesar dalam parenting adalah menghadapinya ketika anak cenderung ingin menang sendiri. Sifat ini bisa muncul pada anak dari berbagai usia, terutama saat mereka belajar tentang kompetisi, berbagi, dan berinteraksi dengan teman-temannya.
Meskipun perilaku ini normal pada tahap perkembangan tertentu, jika tidak ditangani dengan bijak, bisa berkembang menjadi kebiasaan yang mengganggu hubungan sosial mereka dan bahkan membentuk pola pikir yang egois.
Sebagai orangtua, penting untuk membantu anak memahami nilai kerja sama, empati, dan keterbukaan terhadap orang lain. Berikut adalah 5 cara efektif untuk menghadapi anak yang selalu ingin menang sendiri.
1. Ajarkan nilai kerjasama sejak dini

Anak yang sering ingin menang sendiri mungkin belum sepenuhnya mengerti tentang pentingnya kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, orangtua harus mulai mengajarkan nilai-nilai kerjasama sejak dini. Caranya bisa dilakukan dengan mengajak anak untuk terlibat dalam berbagai kegiatan bersama, baik di rumah, di sekolah, maupun di luar rumah.
Misalnya, saat bermain permainan bersama anak atau keluarga, pastikan permainan tersebut melibatkan tim atau kolaborasi, bukan hanya kompetisi antar individu.
Selama permainan, beri kesempatan anak untuk merasakan pengalaman bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, bukan hanya fokus pada kemenangan pribadi. Kamu bisa memberi contoh dengan menyampaikan, "Kita semua akan lebih bahagia kalau kita bantu satu sama lain."
2. Jelaskan konsep kemenangan yang seimbang

Menyadari bahwa setiap orang bisa menang dan kalah adalah bagian penting dari pengembangan sosial anak. Kadang-kadang, anak yang selalu ingin menang sendiri mungkin merasa takut atau cemas jika tidak memenangkan sesuatu, sehingga mereka merasa perlu mengalahkan orang lain dengan segala cara.
Sebagai orangtua, kamu bisa mulai menjelaskan konsep kemenangan yang seimbang. Ajarkan anak bahwa menang itu penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa menang dengan cara yang baik dan sportif. Jelaskan bahwa dalam kehidupan, kadang kita menang, kadang kita kalah, dan yang terpenting adalah bagaimana kita bersikap setelahnya.
3. Berikan penghargaan atas kerjasama dan kepedulian terhadap orang lain

Menghadapi anak yang selalu ingin menang sendiri bukan berarti harus selalu mengutamakan kemenangan anak. Kamu bisa memberi penghargaan atas usaha kerjasama dan sikap peduli terhadap orang lain. Penghargaan ini bisa berupa pujian verbal atau tindakan positif lainnya yang memotivasi anak untuk lebih menghargai hubungan sosial dan kolaborasi.
Contoh, saat anak menunjukkan sikap membantu teman atau berbagi dalam permainan, beri pujian yang tepat. Kamu bisa mengatakan, "Saya sangat bangga karena kamu sudah membantu temanmu bermain dengan baik, itu menunjukkan bahwa kamu peduli pada perasaan orang lain." Hal ini tidak hanya membuat anak merasa dihargai, tetapi juga mendorongnya untuk terus mengembangkan sikap empati dan kerjasama.
4. Berikan batasan yang jelas dalam hal kompetisi

Terkadang anak merasa berhak menang karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana seharusnya berkompetisi. Dalam kasus ini, memberikan batasan yang jelas mengenai kompetisi dan menang-kalah sangat penting.
Anak harus diajarkan bahwa kompetisi yang sehat tidak hanya berfokus pada siapa yang menang atau kalah, tetapi bagaimana kita bisa bermain dengan baik dan penuh rasa hormat terhadap orang lain.
Sebagai contoh, jika anak terlibat dalam permainan yang melibatkan kompetisi, seperti permainan papan atau olahraga, beri penekanan pada aturan permainan yang fair.
Jelaskan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali, harus mengikuti aturan untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi semua orang. Kamu juga bisa menekankan bahwa yang lebih penting daripada memenangkan permainan adalah bagaimana kita bersikap selama permainan berlangsung.
5. Tunjukkan contoh dalam kehidupan sehari-hari

Anak-anak sering kali belajar melalui contoh yang diberikan oleh orang tua mereka. Jika kamu ingin anak berhenti berperilaku ingin menang sendiri, maka penting bagimu untuk menunjukkan sikap yang baik dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, ketika kamu terlibat dalam percakapan atau kegiatan dengan teman, keluarga, atau kolega, pastikan kamu menampilkan sikap yang menghargai kerjasama dan kepedulian terhadap orang lain.
Selain itu, orang tua bisa mencontohkan bagaimana cara menang dan kalah dengan bijak. Jika kamu sedang bermain permainan dengan anak, tunjukkan sikap sportifitas. Jika kamu menang, jangan terlalu sombong atau merendahkan lawan. Jika kamu kalah, tunjukkan bahwa kamu menerimanya dengan lapang dada dan bahkan memberikan ucapan selamat kepada pemenang.
Menghadapi anak yang selalu ingin menang sendiri memang bisa menjadi tantangan bagi orang tua. Namun, dengan pendekatan yang sabar, konsisten, dan penuh pengertian, kamu dapat membantu anak mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kerjasama, sportifitas, dan kepedulian terhadap orang lain.
Ingatlah bahwa setiap anak memiliki waktu dan cara yang berbeda dalam mempelajari nilai-nilai ini, dan sebagai orangtua, tugasmu adalah mendampingi mereka sepanjang perjalanan tersebut.