5 Ciri Anak yang Perhatian dengan Sekitarnya, Berempati Tinggi!

Orangtua mungkin delalu berusaha untuk mendidik anak-anaknya dengan cara-cara yang tepat agar bisa memiliki sikap yang baik terhadap sesama. Salah satu sifat yang mungkin diharapkan oleh orangtua dari anaknya adalah rasa perhatian yang tinggi dengan lingkungan sekitar sehingga membuat anak sudah tumbuh menjadi pribadi yang apatis atau bahkan arogan.
Tentu saja jika memiliki anak yang perhatian dengan sekitar, ini menjadi sesuatu yang sangat disyukuri oleh orangtua. Biasanya anak-anak yang perhatian akan ditandai dengan beberapa ciri berikut ini.
1. Memiliki empati yang tinggi

Anak memang sudah semestinya diajarkan mengenai empati karena ini merupakan modal penting bagi semua manusia. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tentunya akan membutuhkan interaksi satu sama lain sehingga tanpa keberadaan empati pasti akan terasa sangat sulit.
Jika anak memang sejak awal sudah memiliki empati yang tinggi, anak akan lebih peka dengan orang lain, termasuk memberikannya perhatian. Inilah yang membuat anak juga akan lebih mudah dalam mendapatkan teman karena dianggap mudah berbaur dan memiliki empati yang baik.
2. Bertindak cukup responsif

Pada beberapa situasi, mungkin ada hal-hal yang kurang menyenangkan, baik itu pada saat anak berinteraksi dengan temannya maupun dengan orang lain. Sebetulnya sikap anak sangat menentukan penyelesaian masalah yang mungkin terjadi sehingga harus benar-benar tepat dalam meresponsnya.
Jika anak termasuk seseorang yang cukup responsif dengan orang lain, ini artinya anak merupakan sosok yang perhatian. Pada dasarnya orang yang perhatian pastinya akan lebih responsif, sementara orang yang justru apatis akan terlihat lebih cuek dan mungkin tidak akan memprioritaskan orang lain.
3. Memiliki kepekaan yang baik dengan sekitar

Segala hal yang ada di sekitar anak mungkin tidak selalu berjalan dengan baik sebab ada beberapa hal yang bisa jadi tidak sesuai. Mungkin saja salah satu contohnya adalah jika ada teman sebayanya ada yang mengalami masalah sehingga membutuhkan bantuan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Jika anak memang merupakan sosok yang perhatian, ia akan secara otomatis memiliki kepekaan yang baik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, termasuk teman sebayanya. Mungkin saja anak akan memberikan semangat, berusaha menghibur, atau pun membantu jika memang dibutuhkan.
4. Tidak mendahulukan dirinya sendiri

Orangtua posisinya berharap agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang perhatian karena inilah yang menjadi modal penting bagi anak untuk bisa bersosialisasi. Jika anak memang merupakan sosok yang perhatian, ia tidak akan mendahulukan dirinya sendiri di atas urusan orang lain, apalagi jika urusan tersebut dianggap urgent.
Jika anak justru lebih senang mendahulukan dirinya sendiri walaupun bukan dalam situasi mendesak, ini menandakan sifat egois pada diri anak. Bukan tidak mungkin anak akan kesulitan dalam berteman karena sifat buruk yang dimilikinya.
5. Sering terlibat dalam berbagai aktivitas sosial

Orangtua sebagai sosok terdekat bagi anak semestinya dapat memfasilitasi anak untuk berbagai macam hal. Salah satunya adalah dengan berusaha melatih kemampuan bersosial anak agar nantinya anak akan memiliki sifat-sifat sosial yang baik.
Salah satu contohnya adalah dengan mengajak anak untuk mengikuti berbagai macam aktivitas sosial yang secara otomatis akan membentuk kemampuan bersosialnya dengan baik. Hal inilah yang jelas dapat memberikan manfaat tersendiri bagi anak agar anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang perhatian dengan sesama.
Membentuk anak agar memiliki karakter yang perhatian ternyata dapat dilakukan oleh orangtua. Jika anak memiliki tanda-tanda di atas, artinya didikan orangtua untuk membentuk anak menjadi pribadi yang perhatian pun dianggap berhasil. Anak pun jadi tidak mudah melakukan hal-hal egois!