7 Cara Mengelola Rasa Empati agar Tidak Berlebihan

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, serta merespons dengan empati dan simpati terhadap pengalaman mereka. Namun, ketika empati menjadi berlebihan, dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental. Merasakan terlalu banyak penderitaan orang lain dapat menguras energi dan bahkan menyebabkan kelesuan emosional.
Oleh karena itu, penting untuk belajar cara mengelola dan menyeimbangkan tingkat empati diri, sehingga kita dapat tetap merasa terhubung dengan orang lain tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri. Nah, berikut ini beberapa cara untuk mengelola rasa empati agar tidak berlebihan. Simak, yuk!
1. Mempertimbangkan makna menjadi seorang yang penuh empati

Menurut psikolog klinis Adolph Brown, dilansir Real Simple, berempati artinya dapat merasakan emosi orang lain seolah-olah itu milik mereka sendiri, yang dapat menyebabkan kelelahan emosional dan beban yang berat. Namun, penting untuk mengenali batas-batas kemampuan diri dalam meresapi emosi orang lain dan menyadari ketika kita perlu menarik diri untuk menjaga keseimbangan diri sendiri.
Salah satu kunci utama dalam mengelola empati yang berlebihan adalah memahami dan menerima bahwa tidak semua emosi yang dialami harus ditanggung sepenuhnya. Dengan mempraktikkan teknik-teknik seperti meditasi, memperkuat batas-batas pribadi, dan belajar untuk mengalihkan perhatian dari emosi negatif, ini dapat membantu menjaga keseimbangan emosional dan kesejahteraan kita sendiri.
2. Praktik kesadaran atau mindfulness

Salah satu cara efektif lainnya untuk mengelola empati adalah melalui praktik kesadaran atau mindfulness. Dengan mengembangkan kesadaran diri melalui meditasi atau rutinitas kesadaran sehari-hari, para pelaku empati dapat belajar untuk lebih memahami sumber-sumber emosi dan membedakan antara perasaan mereka sendiri dengan perasaan orang lain atau pengaruh luar.
Praktik ini meliputi meditasi, observasi tanpa penilaian, yoga, fokus pada indra, latihan rasa syukur, dan pembatasan paparan media sosial. Dengan mengimplementasikan praktik ini, pelaku empati dapat menjaga keseimbangan antara merasakan emosi orang lain dan merawat diri sendiri.
3. Mengutamakan self care

Sebagai seorang yang penuh empati, kamu mungkin cenderung merasakan emosi orang lain secara intens, namun kamu tidak dapat efektif membantu orang lain jika tidak merawat diri sendiri terlebih dahulu. Psikoterapis Ben Fineman, dilansir Real Simple, menekankan pentingnya untuk menambahkan aktivitas perawatan diri ke dalam rutinitas sehari-hari.
Ini bisa mencakup tidur cukup, berolahraga, berjalan-jalan, membaca, memasak, menari, atau mandi mewah. Selain itu, bagi banyak empat yang juga introvert, alokasikan waktu untuk sendiri guna mengisi ulang energi secara memuaskan.
"Manfaatkan pemahaman yang dalam tentang diri sendiri untuk memikirkan kebutuhan sensorik. Buatlah daftar aktivitas yang dapat membantumu merasa rileks dan nyaman. Pastikan untuk menyimpan daftar tersebut di tempat yang mudah dijangkau, sehingga kamu dapat dengan mudah mengaksesnya saat merasa kesulitan mengingat pilihan-pilihan tersebut," kata Nicole Villegas, seorang dokter terapi okupasi, dilansir laman yang sama.
4. Tetapkan batasan emosional dan fisik

"Salah satu hal sulit yang dihadapi oleh empat adalah menetapkan batasan antara perasaan fisik dan emosional orang lain dengan diri mereka sendiri. Mereka cenderung terlalu terbawa perasaan dan bahkan bisa merasakan secara langsung apa yang dirasakan oleh orang lain, baik itu kesedihan atau kebahagiaan," ujar Villegas.
Seperti yang dijelaskan oleh Villegas, menetapkan batasan emosional dan fisik mungkini cukup sulit bagi para pelaku empati. Hal ini bisa membuat diri merasa seperti tenggelam dalam lubang emosional dan kehilangan arah. Villegas juga menambahkan, penting untuk mempraktikkan pembatasan antara pengalaman emosional dan fisik orang lain dengan diri kita sendiri.
Meskipun merasakan emosi adalah hal yang wajar, menetapkan batasan sehat adalah kuncinya. Mulailah dengan menetapkan batasan kecil sepanjang hari, seperti meninggalkan ponsel saat bekerja untuk menghindari siklus berita yang tak pernah berhenti. Selanjutnya, kamu dapat menetapkan batasan dengan orang-orang yang cenderung menguras energi.
5. Kurangi media sosial

Meskipun media sosial dan berita online dapat menjadi sumber informasi dan hiburan yang menyenangkan, terlalu banyak paparan terhadap konten yang memicu emosi dapat membuat empat merasa terbebani secara emosional. Apalagi, media sosial sering kali menjadi tempat di mana konflik, kebencian, dan ketidakpedulian tersebar dengan cepat, hal ini dapat menyerap energi para empat.
Perlu untuk mengatur waktu tanpa ponsel atau tanpa media sosial selama beberapa bagian dalam sehari, atau bahkan meninggalkannya di ruangan lain saat beristirahat. Melalui cara ini, para empat dapat mengurangi tekanan emosional yang datang dari paparan berlebihan terhadap konten online.
6. Menghabiskan waktu di alam terbuka

Dilansir Real Simple, menurut psikolog Amber O'Brien, alam bisa memberikan kenyamanan, terutama bagi orang yang penuh empati. Dengan mengunjungi pantai atau taman, empat dapat terhubung dengan lingkungan alam dan mendapatkan kesempatan untuk menyembuhkan dan mengisi ulang diri.
Cara ini dapat membantu mengurangi perasaan terkuras emosi yang sering mereka alami akibat menyerap emosi negatif orang lain. Selain itu, pergi ke luar juga memungkinkan untuk fokus pada momen tersebut dan mengurangi pengaruh perasaan negatif dari lingkungan digital, seperti berita buruk atau pesan dari teman.
7. Menulis journal harian

Penting untuk memiliki cara untuk melepaskan emosi yang terpendam, dan membuat jurnal bisa menjadi alat yang efektif. Studi menunjukkan bahwa orang yang membuat jurnal mengalami peningkatan dalam mengatasi kecemasan dan stres dibandingkan dengan yang tidak.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, para ahli merekomendasikan membuat jurnal setidaknya tiga kali seminggu selama 15 menit setiap sesi. Kamu dapat memulai dengan menanyakan diri sendiri tentang emosi yang dirasakan saat ini dan mencari cara untuk meningkatkan suasana hati. Dengan mencatat peristiwa positif dalam hidup, ini dapat memperkuat keberadaan positif dalam pikiran.
Penting untuk diingat bahwa menjadi seorang yang penuh empati tidak berarti kamu harus menyerap semua emosi dari orang lain. Menerapkan berbagai cara yang telah dibahas di atas, kamu dapat mempelajari cara mengelola rasa empati agar tidak berlebihan.