Diperlukan kesiapan matang dan pengalaman yang cukup agar status ‘suami’ tak hanya sekadar pengakuan dalam hubungan sosial. Jika sudah memiliki kematangan pikiran dan cara pandang, maka julukan ‘high quality husband’ pun sudah pasti akan langsung melekat dalam karakternya.
Nah, untuk menjadi seorang ‘high quality husband’, tak ada salahnya melakukan beberapa trik sederhana berikut ini.
Meski ditentang segelintir suami yang lain, pendapat ‘uang suami uang istri, uang istri uang istri’ sangat dipegang teguh oleh suami seperti ini. Menyadari istri sebagai pengatur keuangan paling ideal, menyerahkan urusan keuangan tentu saja patut diserahkan sepenuhnya tanpa paksaan. Toh, uang dipegang istri pun pada akhirnya untuk keperluan tetek bengek suami juga kan?
Sadar hati dan perasaan perempuan sangat sensitif, suami berkualitas tentu saja pantang membuat istrinya menangis. Meski sedang dalam mood buruk sekalipun, suami berkualitas tinggi tidak akan tega menyakiti hati, apalagi fisik secara langsung kepada istrinya. Satu tetes air mata yang keluar dari mata sang istri akan membuat suami seperti ini tersiksa lahir batin.
Seorang suami tentu saja harus memahami benar kebutuhan dasar istrinya agar bisa disebut sebagai ‘high quality husband’. Tak hanya kebutuhan secara fisik, namun juga kebutuhan-kebutuhan lain yang menyangkut hati dan perasaan. Ketika suami memahami dan memenuhi kebutuhan dasar istri, maka sebagai timbal balik istri pun tentu saja akan melakukan hal serupa kepada suaminya.
Mengistimewakan istri, tentu saja bukan berarti kamu selalu setuju dengan seluruh polahnya. Ketika istri melakukan kesalahan, jangan segan untuk menegurnya agar ia bisa memperbaiki kesalahannya di masa depan. Sebaliknya, jika suami yang berbuat salah, jangan ragu juga meminta maaf kepada istri dan berjanji tak melakukan kesalahan serupa di kemudian hari.
Meski dianggap sepele oleh sebagian besar suami, membantu istri dalam pekerjaan rumah tangga mutlak harus kamu lakukan. Jangan mentang-mentang suami bertindak sebagai kepala rumah tangga, kamu gengsi melakukan pekerjaan rumah tangga dengan tenaga sendiri. Ingat selalu ya, melakukan pekerjaan rumah tangga rasa lelahnya berkali-kali lipat dari sesibuk-sibuknya pekerjaanmu di kantor.
Hal di atas bukan jadi patokan baku kok. Intinya segala hal dalam rumah tangga lebih baik diobrolkan oleh dua pihak, ya. Jadi, sudah siap untuk menjadi seorang ‘high quality husband’ kan?