5 Kiat Penting agar Anak Bertutur Kata Santun, Orangtua Jadi Panutan

Kebiasaan berbicara dengan santun harus mulai orangtua ajarkan ke anak sedini mungkin. Tidak bisa dipungkiri, berbicara kasar bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa saja. Anak-anak tidak mengenal arti dari ungkapan kasar tersebut, sering kali mereka berbicara kasar karena meniru apa yang ia dengar.
Kebiasaan berbicara kasar akan membawa pengaruh buruk pada perkembangan emosionalnya. Oleh sebab itu, orangtua sebagai guru dan panutan harus bisa bersikap agar anak-anak tidak terpapar berbicara kasar. Berikut ini lima kiat penting yang bisa para orangtua lakukan agar anak-anak berbicara santun.
1.Jadi panutan untuk anak

Anak kecil merupakan peniru yang andal. Anak-anak akan meniru dengan cepat apa yang dikatakan orang terdekatnya, mulai dari teman, media sosial hingga orangtuanyan. Jika orangtunya berkata kasar serta berteriak, kemungkinan besar anak akan ikut mengikutinya.
Si kecil akan menganggap hal tersebut wajar, karena mereka sering melihat hal itu dari orangtuanya. Penting untuk orangtua kompak memberikan contoh yang baik untuk selalu bertutur kata santun. Berikan bukti yang nyata berupa sikap orangtua dari caranya berbicara dan merespons lawan bicaranya. Hindari penggunaan bahasa yang tidak sopan, dikhawatirkan akan terbawa hingga di lingkungan rumah hingga anak mendengarnya.
2.Jelaskan mengapa harus bertutur kata santun

Anak-anak belum sepenuhnya tahu maksud dari ucapannya sendiri. Mereka cenderung meniru dari orang terdekatnya. Tak heran kalau ia kebingungan saat ada orang yang menegurnya karena berbicara kasar, sebab yang ia ketahui orang-orang terdekatnya mengucapkan hal tersebut.
Orangtua perlu menjelaskan kepada anak, bahwa bertutur kata yang santun adalah hal yang penting. Terangkan dengan jelas serta gesture tubuh yang mudah dipahami oleh mereka, berkata kasar dapat melukai hati lawan bicaranya. Anak-anak juga harus tahu kalau ada hukuman sosial kepada mereka yang bertutur kata kasar.
3.Bersikap tegas dan konsisten dalam mendidik anak

Meskipun sudah menjadi panutan dan memberikan pemahaman terkait cara bertutur kata yang sopan, belum tentu anak akan mengikutinya. Si kecil bisa saja mengikuti tutur kata kasar dari pengaruh sosial media, teman atau tetangganya. Saat orangtua mendengar anak berkata kasar, segera lah bertindak tegas dan konsisten memperingatkannya.
Tegur dengan bahasa dan gesture tubuh yang lembut. Jika orangtua menegur anak dengan cara kasar, perspekif anak bisa berbeda. Anak-anak akan menganggap hal tersebut berkonotasi negatif. Selain itu, cari waktu dan tempat yang tepat untuk menegurnya.
Hindari menegur anak di depan umum, sebab mereka akan malu. Ajak bicara empat mata, ciptakan rasa aman dan nyaman saat menegurnya. Dengan bersikap menegur anak yang berbicara kasar, mereka akan bisa memahami kalau penggunaan kata-kata kasar tidak bisa ditoleransi dan harus segera dihentikan.
4.Latih anak untuk mengelola emosi dengan baik

Sering kali si kecil berkata-kata kasar saat ia menangis, marah atau kesal. Anak-anak melakukannya, karena belum paham bagaimana mengelola emosi yang benar. Terutama saat marah, frustasi bahkan pengungkapan emosi-emosi yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.
Orangtua perlu melatihnya mengekspresikan emosi dengan cara yang benar. Seperti berbicara dengan tenang, jujur atau menuliskannya di buku. Dengan cara tersebut dapat mengurangi kebiasaan mereka untuk bertutur kata kasar.
5.Apresiasi anak yang berusaha berubah

Saat orangtua konsisten memberi pengertian kepada anak, mereka akan ada keinginan untuk berubah. Tidak ada salahnya lho berikan apresiasi atas perubahan baik yang mereka lakukan. Apresiasi dari orangtua membuat si kecil merasa dihargai.
Mereka semakin sadar kalau caranya bertutur kata sudah tepat. Pujian dan apresiasi yang orangtua lakukan akan memberikan motivasi untuk selalu bertutur kata yang santun. Sehingga mereka akan semakin bijak dalam pemilihan kata dan ekspresi saat emosional.
Orangtua perlu menerapkan lima kiat penting di atas secara konsisten, agar si kecil dapat berhenti menggunakan bahasa yang kasar. Selain itu, ajarkan kepada mereka mengekspresikan emosi dengan cara yang benar. Alhasil anak-anak akan mengetahui cara berkomunikasi dengan benar.