Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Agar Ayah Ikut "Repot" Dalam Persiapan Piknik

Pixabay/Pexels

Piknik itu penting sebagai ajang hiburan keluarga. Selain untuk mengisi hari libur dengan bersenang-senang, juga bisa mempererat ikatan antara orangtua dan anak. Utamanya sang ayah yang hampir sepekan bekerja. Piknik juga penting untuk ibu agar bisa rehat sejenak dari aktivitas rumah dan mengurus anak. Namun, dengan adanya si kecil, persiapan piknik menjadi begitu panjang, merepotkan bahkan melelahkan. Hingga kadang membuat sang ibu, yang notabene mengurus segalanya termasuk keperluan si kecil membuatnya jadi capek duluan sebelum piknik.

Seringkali para ibu mengambil hampir seluruh tanggung jawab dalam hal mempersiapkan. Mulai dari persiapan bekal, mengurus si kecil, mengurus sang ayah, keperluan seluruh anggota keluarga, hingga mengurus dirinya sendiri. Padahal, kerepotan itu bisa diminimalisir kalau saja anda membaginya ke suami. Hanya saja, para suami memang cenderung pasif dan tidak peka untuk membantu. Entah karena menganggap istrinya sanggup mengerjakan, dia tidak tau harus melakukan apa, atau justru karena sang istri memang tidak mau minta bantuan tapi mengeluh di belakang.

Beberapa tips berikut bisa membuat anda melibatkan suami sebagai sang ayah untuk ikut mempersiapkan keperluan bepergian dan anak-anak;

1. Membangunkannya lebih awal

Unsplash/Julian Hochgesang

Di hari-hari biasa, sudah lumrah jika Ibu selalu bangun lebih awal dari siapapun. Karena banyaknya tugas yang menanti. Tak terkecuali di hari libur. Dengan adanya jadwal piknik juga tidak membuat ibu bisa bersantai. Karena banyaknya yang harus disiapkan terutama jika anak masih kecil-kecil. Untuk menghindari repot tak berkesudahan, dan lebih menghemat waktu, ada baiknya Ibu juga membangunkan sang Ayah lebih awal. Hilangkan rasa tidak enak atau kasihan.

Karena biar bagaimanapun, suami anda adalah kepala rumah tangga dan partner anda. Jadi tidak ada salahnya melibatkan dia sedari awal. Ini bertujuan agar suami sebagai sang ayah siap dan lebih peka sejak awal. Menunda membangunkannya hanya akan membuat dia merasa semua berjalan baik-baik saja tanpa harus dia turun tangan. Karena dia tidak menyaksikan langsung kerepotan anda.

2. Minta sang ayah menemani si kecil saat ibu menyiapkan sarapan dan bekal

Unsplash/Picsea

Terkadang, yang memperlambat pergerakkan para ibu adalah anak-anak. Jam bangun mereka tidak dapat diprediksi. Jika si kecil ikut bangun cepat, maka itu akan menghambat ibu untuk menyiapkan segalanya tepat waktu. Apalagi, jika anggota keluarga harus sarapan dulu sebelum berangkat.

Jangan sok kuat ya, bu. Karena ada sang ayah yang sebenarnya bisa dimintai tolong. Sembari ibu menyiapkan sarapan, ibu bisa meminta tolong suami untuk menemani dan bermain dengan si kecil agar tidak mengganggu kerja anda. Bahkan jika memungkinkan, ibu bisa meminta ayah memandikan anak-anak dulu. Jika memang si ayah terbiasa dan tidak membuat kemungkinan ibu kerja dua kali. Itu akan lebih menghemat waktu.

3. Beri ayah pilihan kerjaan yang harus diselesaikan

Unsplash/sarahgracesharp

Setelah sarapan selesai, dan bekal sudah siap, ibu bisa mengambil alih anak-anak dari sang ayah untuk menyiapkan diri mereka. Sambil ajak sang ayah diskusi tentang beberapa hal yang selanjutnya perlu disiapkan. Misalnya memandikan anak-anak jika belum, mengepak barang, dan menyiapkan tas perlengkapan seluruh anggota keluarga. Apalagi jika anak ibu masih bayi atau balita. Minta sang ayah untuk memilih apa yang akan dikerjakan.

Agar dia tau, setelah sarapan dan anda mengambil alih anak-anak, bukan berarti semua beres. Sambil ibu berurusan dengan persiapan anak-anak, tetap pantau apa yang dikerjakan sang ayah jika ibu ingin memastikan tidak ada yang kurang dan mencegah mengerjakannya dua kali. Jika sang ayah memilih mengepak barang dan atau menyiapkan tas perlengkapan anak, jangan lupa ibu mengabsen barang-barang yang sekiranya akan dibawa. Agar ayah mengecek dan memastikan barang-barang tersebut sudah ada dan sudah ia siapkan.

4. Jangan memerintah, minta tolong dengan baik-baik

Pixabay/Robin Higins

Saat meminta tolong, sekesal atau sepanik apapun ibu, usahakan nada bicaranya tak terdengar seperti memerintah. Buatlah ibu memang sungguh-sungguh membutuhkan bantuan sang ayah. Bukan sebagai seorang yang sedang menyuruh anak buahnya. Karena ayah adalah lelaki yang dasarnya memiliki sisi kepemimpinan yang tinggi. Ingin selalu dominan. Tak suka diperintah.

Tapi juga memiliki sisi yang suka merasa dibutuhkan. Sehingga, cara dan nada bixara ibu haruslah sesuai dan merasa membutuhkan. Karena jika terdengar seperti perintah, biasanya sang ayah akan membantu dengan wajah kesal dan tidak ikhlas atau bahkan sama sekali tidak mau membantu karena sudah kesal duluan mendengar cara anda berbicara padanya.

5. Jangan biarkan ayah mandi duluan!

Unsplash/Kevin Laminto

Ini adalah tips yang terpenting. Jika ingin semua berjalan baik, dan ibu mau ayah terlibat dalam segala tetek bengek persiapan sebelum piknik, jangan biarkan atau jangan menyuruh sang ayah mandi duluan. Karena laki-laki itu persiapannya singkat. Jika dia sudah siap duluan, biasanya dia akan lebih bawel menyuruh ibu cepat-cepat. Padahal, ibu belum tentu sudah selesai dalam membereskan semuanya.

Akan lebih baik jika ibu yang mandi dan bersiap duluan. Biarkan sang ayah belakangan. Karena ibu pasti tau bahwa persiapan wanita untuk berpergian jauh lebih panjang dan lama. Jadi, entah ibu atau anak duluan, yang penting anda harus lebih dahulu siap dibanding ayahnya.

Tapi ingat, karena ini piknik, dan sejak pagi anda sudah berusaha memangkas waktu persiapan dengan melibatkan sang ayah, jangan jadi keenakkan dan berlama-lama dandan. Ibu tidak ingin, kan, karena kelamaan menunggu, anak-anak dan ayah jadi bosan duluan. Pangkas waktu dandannya juga ya, bu. Buat semua jadi efisien. Jika ibu dan anak-anak sudah siap, barulah ayah diperbolehkan mandi dan bersiap. Sembari anda memeriksa kembali segala persiapan dan agar tak ada yang tertinggal

Itulah tips sederhana dalam mempersiapkan piknik yang lebih efisien. Selain agar sang ayah ikut merasakan kerepotannya, ini juga bisa membuat jalinan kerja sama ibu dan ayah sebagai partner rumah tangga lebih kuat. Selamat mencoba! Semoga piknik keluarga ibu dan keluarga kali ini jauh lebih menyenangkan

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us