6 Cara Melepaskan Kebiasaan Mengontrol sebagai Orangtua, Bijaklah!

Sebagai orangtua sering kali merasa jika mengontrol kehidupan anak merupakan bentuk dari tanggung jawab. Walaupun niatnya mungkin baik, seperti memastikan anak mengambil keputusan yang benar atau ingin melindunginya, terkadang hal tersebut justru bisa menghambat perkembangan anak.
Sebagai orangtua, penting untuk belajar mengatasi kecenderungan untuk mengontrol dan memberikan ruang bagi anak untuk berkembang secara mandiri. Berikut cara yang bisa membantu orangtua untuk melepaskan diri dari kebiasaan mengontrol anak.
1. Pahami mengapa ingin mengontrol

Cara pertama untuk melepaskan kebiasaan mengontrol tentunya harus memahami mengapa kebiasaan tersebut muncul. Umumnya kebiasaan mengontrol berasal dari niat baik, tetapi terkadang perasaan khawatir akan kegagalan bisa mendorong orangtua untuk terlalu banyak ikut campur.
Cobalah untuk merenung sejenak dan tanyakan pada diri sendiri, apakah rasa khawatir tersebut berdasarkan kenyataan atau hanya ketakutan saja. Dengan menyadari penyebab kebiasaan mengontrol, orangtua bisa melepaskan ketakutan yang tidak perlu dan memberi kebebasan kepada anak untuk belajar dari pengalamannya sendiri.
2. Berikan ruang untuk menjadi mandiri

Seorang anak akan tumbuh menjadi individu dewasa yang harus bisa bertahan dengan semua kemungkinan yang dialaminya. Untuk menyiapkan hal tersebut, orangtua harus memberikan kesempatan agar anak tumbuh secara mandiri tanpa mengontrol berlebihan.
Kemandirian dimulai dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan sendiri, bahkan dalam hal kecil, seperti memilih pakaian atau kegiatan di akhir pekan. Meskipun mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama atau kurang sesuai harapan, memberikan anak kesempatan untuk mengelola hidup akan mengajarkan tanggung jawab dan membangun rasa percaya diri.
3. Dengarkan dan hargai pendapat anak

Bentuk kontrol yang dilakukan orangtua adalah langsung memberi instruksi tanpa mendengarkan pendapat anak karena merasa tahu apa yang terbaik untuk mereka. Padahal, anak juga mempunyai perasaan, pendapat, dan keinginan yang penting untuk didengar.
Jadi, cobalah untuk memberikan ruang kepada anak untuk berbicara, tanyakan apa yang mereka pikirkan, atau bagaimana perasaan yang dirasakan mengenai situasi tertentu. Mendengarkan dan menghargai pendapat anak akan membuat hubungan lebih kuat dan mengajarkan anak untuk menghargai diri sendiri maupun orang lain.
4. Berikan kesempatan untuk membuat pilihan

Setiap kali orangtua mengambil keputusan untuk anak, bisa menghilangkan kesempatannya untuk belajar. Mengizinkan anak untuk membuat pilihan sendiri merupakan cara untuk melepaskan kebiasaan mengontrol.
Seiring dengan bertambahnya usia anak, orangtua bisa memberi kesempatan untuk membuat pilihan sendiri, tentunya dengan panduan dan batasan yang sehat. Memberikan anak kesempatan membuat pilihan akan mengajarkan konsekuensi dari keputusan yang sudah diambil, baik positif maupun negatif, yang sangat penting untuk proses belajar dan perkembangannya.
5. Lepaskan ekspektasi dan standar tidak realistis

Seringkali, kebiasaan mengontrol muncul karena adanya harapan atau ekpektasi tertentu terhadap anak, baik itu dalam hal prestasi akademik, keterampilan sosial, dan pencapaian lainnya. Orangtua yang menekan anak untuk memenuhi standar yang tidak realistis atau harapan yang terlalu tinggi bisa menambah beban dan mengurangi rasa percaya dirinya.
Penting untuk menyadari jika setiap anak mempunyai keunikan dan kecepatan perkembangan yang berbeda, biarkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan caranya sendiri. Lepaskan ekspektasi yang terlalu berat dan fokus untuk mendukung anak menemukan jalannya sendiri, tanpa harus memenuhi standar yang sudah ditentukan sebelumnya.
6. Belajar menerima dan memberi kepercayaan

Aspek penting dari melepaskan kebiasaan mengontrol adalah belajar untuk mempercayai anak dalam hal positif. Hal ini mungkin sulit, terutama jika orangtua khawatir mengenai kesalahan atau kegagalan yang mungkin akan terjadi.
Memberi kepercayaan kepada anak adalah cara untuk menunjukkan bahwa kita menghargai mereka sebagai individu yang mampu mengambil keputusan dengan baik. Kepercayaan ini juga membantu mereka merasa bertanggung jawab, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri dan percaya diri.
Ingatlah, menjadi orangtua bukan berarti mengendalikan segalanya, melainkan menjadi pendamping yang bijak dalam perjalanan hidup anak. Mulailah dari langkah kecil, seperti mendengarkan lebih banyak, memberikan kepercayaan, dan mempercayai prosesnya. Anak akan merasa dihargai dan hubungan yang terbangun akan menjadi lebih hangat serta bermakna.